[ lihatlah bagaimana anakmu] Abian mengirim kan foto kedua anak itu pada kenan. Ia menyesap tehnya perlahan lahan sembari tersenyum mendengar tawa bahagia kedua bocah yang sedang dimandikan audy.
[ apa yang terjadi?,kenapa seperti itu ] terlihat balasan khawatir kenan dalam pesan yang diterima Abian.
[ anakmu sangat lucu,mungkin setelah besar dia bercita-cita menjadi badut sungguhan.😂]
[ Lo ntar gua jadiin badut di panti jompo,sebenarnya apa yang terjadi? ]
[ hahaha itu mah profesi mu sedari dulu ]
[ sialan ]
[ anak mu baik-baik saja,bahkan rasanya penyakit ku hilang karena putra mu yang seperti itu hahaha ]
[ kenapa, dia terlihat tampan kan seperti ku kan... kau merasa minder sehingga penyakit pede mu hilang ...ha ]
[ mimpi ]
[ akui saja. hahaha ]
[ sudah dulu kami mau keluar buat jalan2 dulu,jangan mengganggu urusanku,jangan menelpon ku meskipun penting ]
[ hey....aku yang bos disini,mau kau bawa kemana anak ku? ]
Abian menyimpan ponsel ke dalam jasnya kembali karena melihat kedua bocah itu sudah rapi dengan baju yang sama,karena Audy membelinya sewaktu keluar. tak berapa lama Audy juga keluar dengan baju yang sama seperti kedua bocah nya,dengan rambut yang dikuncir sedangkan rambut bagian depan dibiarkan berantakan. tak lupa juga memakai sepatu kets nya agar memudahkan nya bermain dengan kedua bocah yang sedang aktif2 nya berlari.
Abian memuji penampilan ketiga nya dengan mengacungkan kedua jempol ke arah ketiga nya. Ia pun melihat penampilannya yang tampak seperti baru pulang dari kantor tapi masih terlihat modis dengan jas yang masih dikenakannya.
Mereka keluar dari rumah menuju mobil yang terparkir di halaman. Dihalaman ya bukan garasi,mana mungkin juga rumah kecil punya garasi. motor saja tak punya apalagi mobil jadi buat apa garasi.
⬇️