Chereads / The Secret Of Destiny / Chapter 2 - 1.2 Deather : "Hatiku Akan Selalu Bersamamu"

Chapter 2 - 1.2 Deather : "Hatiku Akan Selalu Bersamamu"

Merasa terusik oleh tangan yang terus mengganggunya, Clara membuka matanya yang berat hanya untuk terkejut melihat wajah yang ada di hadapannya. Keterkejutannya membuat Clara melupakan rasa sakit yang ada di lengannya.

Merasakan tatapan fokus dari wanita di hadapannya, Ronan pun mengalihkan pandangannya untuk melihatnya. Sejenak pandangan mereka bertemu. Manik hitam dan hijau itu sepertinya tidak ingin mengalihkan pandangan dari yang lainnya.

Hingga Clara tersentak dan mengalihkan pandangannya. Dia bisa merasakan jantungnya berdegup sangat kencang.

Ronan yang melihat Clara berbalik, juga dengan canggung bergeser ke posisi yang lebih nyaman. Wajahnya yang tampan tetap datar tanpa perubahan apapun tapi telinganya yang merah membocorkan perasaannya.

Ronan dengan lembut menyentuh rambut perak Clara yang berantakan. "Kenapa kau bisa seperti itu hmm?" suara Ronan yang dalam terdengar sangat lembut dan hangat membuat Clara melupakan kecanggungan tadi.

Menunjukkan gigi putihnya, Clara tertawa dengan riangnya seperti anak kecil.

"Tentu saja itu bukan salahku. Agen Elang Darah-lah yang terus mencariku seperti ayam kehilangan induknya."

Melihat sikap kekanak-kanakan wanita didepannya membuat Ronan merasakan perasaan tentram dan damai dihatinya. Betapa khawatirnya dia saat melihatnya terluka. Ingin sekali dia menguncinya disini agar dia tidak terluka lagi dan secara bersamaan akan selalu bersamanya, tidak akan pernah meninggalkannya. Namun Ronan selalu berusaha untuk menahan perasaan itu karena baginya Clara seharusnya terbang bebas dan tidak terkurung di sangkar apapun meskipun itu adalah sangkar emas sekalipun.

Menunggu Clara berhenti tertawa, Ronan dengan lembut mengingatkannya.

"Kau ini, lain kali utamakan keselamatanmu." Kelembutannya yang tak terasa canggung itu malah membuat wajah Clara sedikit bersemu merah karena malu.

Seharusnya aku tidak bersikap kekanak-kanakan, lihat saja dia sangat dewasa. Dia pasti akan menganggapku terlalu kekanak-kanakan

Memikirkan itu, raut wajah Clara kembali normal meskipun masih sedikit memiliki rona merah samar.

"Tentu saja, aku hanya mengalah saja kali ini. Lain kali aku pasti akan memukuli mereka sampai orang tua mereka sendiri tidak akan mengenali mereka lagi," ujar Clara dengan sombong seperti dia sudah benar-benar melakukannya.

"Kau ini jangan terlalu gegabah, lain kali saat aku melihatmu terluka lagi, aku yang akan menghukummu," ancam Ronan dengan lembut. Tentu Clara tau bahwa itu serius, pernah sekali dia mencoba untuk mengujinya dan akhirnya tidak ada sesuatu yang baik terjadi padanya.

Jadi kali ini dia memilih untuk bermain aman. Tetapi itu tidak bisa menghentikan Clara yang menjadi salah tingkah mendengar ucapan Ronan, wajahnya kembali memerah yang dihadiahi tawa menggelar Ronan. Mengetahui bahwa dia sedang dipermainkan, dengan tatapan tajam penuh kemarahan Clara melihat kearah Ronan yang masih tertawa dengan senangnya.

"Huh, apa yang akan kau lakukan untuk menghukumku? Kau sendiri sudah sendiri untuk waktu yang sangat lama." Clara dengan berani mengejek balik kearah Ronan benar-benar melupakan niat awalnya untuk bermain aman.

Ronan yang melihatnya berkata dengan ambigunya. "Tentu saja aku bisa melakukan apapun. Tapi karena anak perempuan ini belum cukup umur, sepertinya aku harus mengurungkan niatku untuk menghukumnya," ucapnya dengan sedikit rasa sarkas, berkebalikan dengan raut wajahnya yang khawatir membuatnya seakan-akan benar-benar prihatin kepada Clara.

Seperti kucing terinjak ekornya Clara berteriak dengan marah. Selalu ingat untuk tidak mengejek wanita tentang 3 hal : umur, dada, dan badan.

"Apa yang kau katakan! Sudah kukatakan aku bukan anak kecil lagi. 1 minggu lagi aku akan berumur 18." Dengan nada yang tidak menyenangkan Clara menekankan setiap kata seolah kata-kata itu akan membuatnya berumur 18 tahun lebih cepat.

Senyum di wajah Ronan tidak menghilang justru menjadi semakin lebar. Mengulurkan tanganya untuk menarik Clara, dia memeluknya dengan erat namun lembut. Merasakan Clara tidak menolak pelukannya, Ronan meletakkan dagunya di atas kepala Clara.

Ronan-pun bingung mengapa dia bisa bertindak begitu lembut di sekitar wanita yang ada dipelukannya itu, seakan dia menunggu selama ini hanya untuk menyalurkan semua kelembutan yang ditampungnya untuk memanjakan dan menjaganya selamanya.

Prilaku anehnya ini sudah dimulai pada saat itu, saat dimana Ronan bertemu Clara untuk pertama kalinya. Gadis pemberani yang sangat keras kepala dan ceroboh itu berhasil menarik perhatiannya. Saat melihatnya dia merasakan hatinya berdetak sangat cepat didekatnya dan otaknya seakan terus mengatakan untuk mengambilnya dan menjaganya atau dia akan menyesalinya selamanya.

Dengan pandangan geli Ronan kembali melemparkan pandangannya kepada wanita yang masih terbenam dalam pelukannya. Sedangkan Clara yang merasakan suasana hati Ronan yang baik ikut tersenyum karena senang.

Begitulah cara mereka menjalani hari-hari dibalik kertas tipis. Tidak ada satupun diantara mereka yang mengaku ataupun mengatakan kata-kata cinta. Namun mereka selalu bisa mendukung ataupun menjaga satu sama lain. Saling melengkapi tanpa perlu diminta dan saling membantu tanpa membutuhkan imbalan.

Menggeser kepalanya lebih dekat Clara bisa mendengarkan detak jantung Ronan yang berbunyi keras ditelinganya. Dirasakannya hangat yang mengguar dari tubuh pria didepannya.

"Apa yang akan kau berikan saat ulang tahunku nanti?" Alangkah penasarannya dia memikirkan apa yang akan diberikan Ronan padanya nanti.

Ronan yang merasakan rasa penasarannya sedikit terkekeh dan mengatakan beberapa kata dengan misterius.

"Tentu saja itu sesuatu yang istimewa." Tawanya tidak bisa meredakan rasa penasaran Clara sedikitpun dengan marah dia memukul dada Ronan yang malah membuat lelaki itu semakin tertawa.

"Kau tau apa yang aku maksud. Kenapa tidak katakan saja?" Clara mencoba membuat wajahnya terlihat lebih menyedihkan, berharap bisa mendapatkan jawaban yang dia inginkan dari pria yang masih memeluknya itu.

Ronan yang telah hidup dengannya tentu tau bahwa dia belum menyerah sekarang. Mempererat pelukannya, Ronan berkata dengan lembut.

"Tentu saja aku tau. Bersabarlah kau akan mengetahuinya sebentar lagi."

Teater kecil.

Clara yang masih penasaran apa hadiah yang akan diberikan dengan keras kepala terus bertanya kepada Ronan.

Clara : "Ayolah apa yang akan kau berikan padaku. Aku janji tidak akan memberitahukannya pada siapapun," pintanya dengan keras kepala.

Ronan: *Menghela nafas* "Andai aku tau aku juga tidak tau. Bersabarlah sebentar lagi kau akan mengetahuinya." Memeluk Clara dengan lembut.

Cherry (Author) : *Menghentakkan meja* "Berhentilah bersikap romantis. Tunggulah beberapa chapter lagi dan kau akan mendapatkan hadiahmu. Jika tidak tanyakan saja pada pembaca." kembali ke dunia nyata menggunakan portal.

Clara : "....."

Ronan : *Mempererat pelukanya* "..... "

Clara: "Bisakah kau beritau aku apa yang akan Ronan berikan?"

Ronan : *Memberikan tatapan tajam kearah pembaca*

Apakah kalian tahu?