Dia pun bingung akan perubahan situasi yang tiba-tiba ini. Namun, dia bisa merasakan wajahnya menjadi panas dan yakin bahwa saat ini wajahnya terlihat sangat merah.
Memang pria itu melihat wajah Clara yang memiliki rona merah, tapi bukanya melepaskan Clara, dia malah mempererat pelukannya hingga dia bisa merasakan wajah Clara yang menyentuh dadanya.
"Eh, emm itu. Ma-maafkan aku, aku..... Itu." Bukanya berpura-pura, sekarang Clara benar-benar canggung dan malu, dia tidak pernah dipeluk oleh pria lain selain Ronan. Jadi bisa dipastikan betapa malunya dia sekarang.
Merasa gemas akan penampilan imut wanita dilengannya, pria itu ingin melihatnya lebih banyak saat dia merasakan hembusan angin ditelinganya dan suara tembakan senjata api yang menggelar.
Tubuhnya seketika menjadi kaku, tanpa ragu-ragu dia melepaskan Clara dan menarik tangannya, lalu menggenggamnya dengan kuat.
Tentu Clara juga bisa mendengar suara tembakan itu, secara refleks dia ingin melihat kearah timer yang ada dikepala pria itu. Tapi sebelum bisa melihatnya dia telah lebih dulu ditarik dengan kuat oleh sebuah lengan yang dengan kuat mencengkram pergelangan tanganya.
Meskipun tidak terbiasa dengan perubahan situasi yang tiba-tiba, Clara yang bukan benar-benar seorang gadis muda yang polos melainkan seorang agen yang sudah banyak melewati bahaya tentu bisa menyesuaikan dirinya sendiri agar tidak merugikan nyawa orang lain.
Clara juga bisa melihat timer di kepala pria itu yang terus berkurang.
00.30.00
Mengikuti langkah kaki pria itu Clara terus berlari selagi memutar otaknya. Jika tidak mati karena peluru mungkin pria itu mati karena hal lain apa itu. Selagi terus berfikir Clara terus memantau timer yang ada dikepala pria itu dan seketika kaget.
00.28.00 00.12.00
S**t bagaimana bisa timer pria itu tiba-tiba berkurang dengan sangat cepat. Melihat kearah tangannya yang dicengkram oleh pria itu dia yakin tidak hanya pria itu tapi bahkan dia juga akan mati bersamanya. Entah berapa banyak kutukan yang bisa dikeluarkan Clara didalam hatinya.
Takdir pasti sedang bercanda padaku.
Dengan fokus memperhatikan timer pria itu mencapai nol, Clara bisa merasakan tangannya yang basah karena gugup.
Merasakan tangan kecil yang digenggamnya semakin dingin pria itu merasa sangat kesal dan bahkan ingin sekali mengutuk para pembunuh itu yang ingin membunuhnya.
00.00.03 00.00.02 00.00.01 00.00.00
Tepat saat timer pria itu menjadi nol. Clara bisa mendengarkan suara tajam dari peluru yang ditembakan. Melihat peluru yang akan mengenai jantung pria itu, dengan cepat Clara berhenti dan dengan kuat menarik pria itu kearahnya. Hingga peluru itu hanya mengenai lengan kanannya.
Sebenarnya setelah mendengar suara tembakan itu dia sudah ingin menghindarinya, namun sebelum bisa bergerak dia merasakan lengannya ditarik dan jatuh menabrak tubuh wanita yang ditariknya tadi karena kehilangan keseimbangan.
"Ayo berlari lagi, apa yang sedang kau tunggu?!" Clara meninggikan suaranya saat melihat pria yang sedang berusaha ia selamatkan malah terbenam dalam pikirannya.
Persetaan ibumu apakah kau bisa berhenti melamun dan fokus sedikit.
Mendengar ucapnya, pria itu dengan cepat berlari bersamanya. Melihat punggung kecil wanita itu dia seakan - akan melihat 'dia' kembali di dalam dirinya.
Setelah berhasil menyelamatkan nyawa pria itu Clara merasa semua hal yang dia lakukan sebelumnya sangat sepadan. Saat dia ingin berbalik kearah pria itu suara dengungan mobil yang sangat kencang masuk kedalam pendengaranya.
Lalu sebelum otaknya bisa merespon tanganya secara refleks mendorong pria itu ke sisi lain jalan.
Dia awalnya ingin protes atas dorongan yang tiba-tiba dari wanita itu namun dia melihat tubuhnya yang kecil tertabrak oleh mobil yang sangat cepat hingga terpelanting sampai menabrak pohon.
Tubuh Clara terkena benturan yang sangat kuat. Darah mengalir dari mulut dan kepalanya. Seketika darah mulai mewarnai bajunya dengan warna merah.
Dengan tangan gemetar pria itu mengangkat tubuh Clara dan meletakkannya dengan hati-hati di pangkuannya.
Padahal dia sudah sering melihat banyak nyawa yang hilang namun melihatnya dalam keadaan seperti ini hatinya sangat sakit seakan-akan seseorang merobek hatinya secara paksa.
Teater kecil.
Cherry : "Untuk chap kali ini tidak akan mengundang siapapun dikarenakan author sendiri tidak bisa menemukan seseorang untuk di undang hari ini."
Seseorang tertentu yang menerima undangan author.
Pria tidak dikenal : "Apakah Clara akan baik-baik saja? Dia pasti baik-baik saja kan?" *Berjalan bolak-balik di lorong rumah sakit*
Cherry : "Hari ini author hanya akan meninggalkan sebuah pertanyaan. Siapakah pria tidak di kenal itu? Apakah ada yang telah menebak identitasnya?"