Chereads / Senja Yang Tak Ku Gapai / Chapter 3 - Rutinitas awal (2)

Chapter 3 - Rutinitas awal (2)

Jam kuliah terakhir akan dimulai. Dua sahabat itu kembali menuju ke kampus untuk melanjutkan tugasnya menuntut ilmu. Sama seperti biasanya Dinda dan boy selalu bergandengan tangan kemanapun dia pergi bersama.

Din, kalau suatu saat nanti diantara kita berdua sudah menemukan jodohnya. Apakah kita masih bisa seperti ini? Selalu bersama setiap waktu. Kalau kamu duluan yang mendapatkan jodoh aku tetap seperti boy saat ini, yang selalu menjaga kamu tapi mungkin tidak bisa dengan cara seperti ini. Aku bisa menjagamu dari jauh. Dan kalau ada yang berani menyakitimu jangan segan untuk hubungi aku ya din. Aku pasti selalu ada buat kamu"tanya boy

Sebenernya ada apa sih boy. Kamu hari ini terlihat sangat beda. Makasih ya boy kamu sudah mau menjadi sahabatku. Makasih juga selalu ada untuk Dinda." Jawab Dinda

Iya Din sama-sama aku sayang banget Din sama kamu. Terlepas dari janji aku ke. Din ayo kita percepat jalannya ngobrol terus nanti ada quiz kan?" ucap boy

Janji? Janji ke siapa boy?. Oke kita lari aja ya biar cepet. " ucap Dinda

Saat dipertengahan jalan menuju ke kelas ada mobil yang berhenti disamping Dinda dan melaksoni nya. Dibukanya kaca spion. Didalam mobil didapatkan seorang wanita sekitar usia 50 tahun keatas. Dan ternyata beliau adalah dosen biologi molekuler yang bernama prof Eliza.

Din, please tell that class today I am filling the seminar. college will be canceled. I will send the duty tonight. " ucap prof Eliza

Yes. prof I will tell a friend in class. " ucap Dinda

Okay. Thank you Din." Ucap Prof

Your welcome. Prof. " ucap dinda

.....

Yeash. Libur akhirnya bisa meregangkan otak saraf di kepala." Ucap boy

Heh. Bukan libur justru malah nambah ada tugas." Ucap Dinda sambil menjambak rambut boy

Iya iya tau Din. Kamu aja ya yang ke kelas aku tunggu diparkiran" ucap boy

Yaudah. Aku ke kelas dulu ya." Ucap Dinda sambil berjalan dengan cepat menuju ke kelas.

Sesampainya dikelas Dinda menyampaikan amanat dari prof Eliza

Friend. Today class off. Professor, while the seminar is in another place. " teriak Dinda didalam kelas yang berisik

Okay thank you Dinda for information. "Jawab teman-teman

Setelah Dinda menyampaikan amanat prof Eliza. Dinda langsung bergegas melangkahkan kakinya menuju parkiran dan saat ini waktunya Dinda kembali ke kantor untuk menyelesaikan pembayaran terkait barang yang hari ini akan turun dari supplier.

Boy, aku langsung ya. Mau ke kantor dulu." Ucap Dinda

Aku bantuin kamu ya hari ini Din, bosan aku dirumah." Tawaran boy

Yaudah boleh boy. " ucap Dinda

Mereka berdua terpisah dengan menggunakan kendaraan bermesin roda dua masing-masing. Dinda melajukan motornya dengan kecepatan 80km/jam disusul dengan boy yang mengikutinya dari belakang. Boy mempunyai pribadi yang sopan dan santun terhadap siapapun. Serta menjunjung tinggi seorang wanita, dia bukan tipe laki-laki yang seperti diluaran sana hanya mendahulukan nafsu terhadap wanita. Boy mempunyai cara tersendiri sehingga membuat Dinda selalu merasa nyaman dan tenang saat berada didekatnya.

Perjalanan mereka lumayan jauh jarak dari kampus ke kantor sekitar 50 menit. Diperjalanan jauh tiba-tiba Dinda berhenti sejenak di pom untuk mengisi bensin kendaraan tersebut. Dan sama halnya dengan boy yang sekarang menunggunya dibelakang.

Boy aku ngisi bensin dulu. Kamu ngisi juga?" tanya Dinda

Ngga Din, aku masih full tadi pagi sudah diisi. Aku tunggu di warung ya. Mau beli air mineral." Jawab boy

Okey boy." Ucap Dinda

Din, ini air buat kamu. Minum dulu ya, sini duduk sebentar.nanti kalau kamu dehidrasi dan pingsan bisa repot aku." Ucap boy sambil tertawa

Makasih airnya. Tapi aku tidak selemah itu ya. Cuma gara-gara haus pingsan." Jawab dinda dengan ketus

Iya Din. Aku tau kamu itu super woman. Ga mungkin akan pingsan, sakitnya paling gajauh dari demam sama flu."ucap boy

Udahan boy nyinyiran nya? Langsung mau buru-buru ke kantor hari ini ada pembayaran barang yang turun dari supplier dan aku belum menulis pembukuan akhir bulan ini." Ucap Dinda

Siap bos. Laksanakan. Kita jalan lagi ya." Ucap boy

sampainya Dinda di parkiran kantor ternyata hari ini pekerjaannya sangat numpuk. Melihat banyaknya barang yang turun sekitar 4 kontainer. Belum lagi pembukuan bulan yang lalu ditambah pembukuan barang masuk. Tapi semangat membara selalu melekat pada dirinya. Kalau bukannya siapa lagi yang mengurus semua ini. Hari ini ibu pulang lebih cepat dari sebelumnya karena ada arisan teman lamanya dirumah.

Dinda pun langsung bergegas masuk ke kantor dan melihat tumpukan file sudah berada di mejanya.

Boy. Kamu duduk di sofa saja ya. Jangan mengganggu aku." Perintah Dinda

Iya princess cantik." Jawab boy

Tok.. tok

Permisi. Din, ini ada bon yang harus dibayar untuk barang yang turun hari ini." Ucap pegawainya.

Makasih ya. Ka. Ini sudah aku tulis di cek ya. Tolong kasih ke supplier." Ucap Dinda

Baik Din, Kaka langsung keluar ya." Ucap pegawainya

Dinda kembali melanjutkan kegiatannya dengan menghitung pembukuan dari beberapa file yang tergeletak di mejanya. Satu per satu di salinnya dan dipisahkan antara kolom jenis barang, modal, keuntungan serta expired nya. Tidak perlu memakan waktu lama, karena Dinda menggunakan aplikasi ms. Excel yang terdapat di komputernya. Sepertinya hari ini Dinda seperti terlihat sangat lelah. Dinda menyandarkan pundak sejenak di kursi yang ia duduki saat ini dan menaikkan kakinya diatas tumpuan kaki sebelahnya, hingga akhirnya matanya tertutup. Dinda terlelap dengan anggun. Wajahnya yang cantik, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang beroleskan lip balm.

Din, aku masuk ya kedalam. Din. Dinda. Aku boleh kan masuk" ucap boy sambil mengarah ke ruang kerjanya Dinda. Boy bingung tidak ada sautan sedikitpun.

Yaampun Din. Kamu bisa sampai tidur gini." Gumam boy dalam hati. Disisipkannya rambut Dinda yang menutupi matanya oleh boy

Boy melihat ke arah komputernya Dinda dan file yang ada di mejanya. Dan ternyata Dinda sudah menyelesaikan semua kerjaannya.

Ka. Aku minjam mobil kantor ya. Buat nganterin Dinda ke rumah. Ga tega aku membangunkannya." Ucap boy

Ini mas. Kunci mobilnya." Ucap pegawai dinda

Huh. Hmm Kamu berat juga ya Din, andai aja kita bisa bersama selamanya seperti ini." Gumam boy dalam hati sambil menggendong Dinda menuju ke mobil kantor milik Dinda.

Sesampainya boy dimobil dan memakaikan shitbel untuk Dinda. Boy kembali menatap Dinda dengan penuh arti. Dan kembali mengelus pipi Dinda yang sangat cantik.

Din. Kalau aku melamarmu apa kamu akan menerimaku? Sebagai sepasang kekasih dan akan berlanjut ke pelaminan." Ucap boy dengan perlahan agar tidak membangunkan Dinda.

Langit cerah sudah tergantikan dengan cahaya bulan boy langsung menyalakan mesin mobil. Dan melajunya untuk mengantarkan Dinda pulang. Jarak tempuh yang dilalui tidak terlalu lama.

Din. Bangun, sudah sampai dirumah kamu ini. Din..

Din.. dinda. "Ucap boy. Lagi- lagi Dinda tertidur sangat pulas. Dari tadi tidak bangun sudah dibangunkan. Din aku gendong lagi ya

Pintu rumah Dinda terbuka lebar jadi tidak perlu repot boy membuka pintunya terlebih dulu. Tepat didipan pintu ibu Dinda sudah berdiri menunggu putri kesayangan sematawayang nya.

Boy. Dinda kenapa? Kenapa digendong? Dinda sakit?" tanya ibu Dinda dengan cemas

Tidak Bu. Dinda ketiduran saat dari tadi dikantornya. Sudah aku bangunkan namun tak kunjung bangun Bu. Bu aku permisi mengantarkan Dinda ke kamarnya ya Bu." Jawab boy

Iya nak. Langsung aja diantar ke kamarnya."ucap ibu Dinda

Boy meletakkan Dinda diatas kasur miliknya. Boy duduk di sofa milik Dinda sambil menatap ponsel, dan mulai main game. Ternyata hari ini ada turnamen hampir saja lupa. Lumayan hadiahnya. Buat belikan sesuatu untuk Dinda." Gumamnya dalam hati boy

Bermain game membuat boy tidak ingat waktu sampai larut malam. Hoam, ko ngantuk sih. Tanggung dikit lagi menang. Yes akhirnya menang. Rebahan dulu sebentar." Gumam boy

Ternyata suasana hening dan sejuk udara sirkulasi AC didalam kamar itu tak mampu membuat boy membuka matanya. Boy sangat terlelap diatas sofa yang terdapat dikamar Dinda.

Waktu menunjukkan pukul 04.50 pagi Dinda sudah terbiasa bangun jam segitu tanpa memerlukan alarm.saat dinda membuka mata sambil duduk didapati wajah yang tak asing. Baginya

Boy.. boy bangun kamu ngapain dikamar aku. Boy kamu ga macem-macem kan? " tanya Dinda sambil melihat pakaiannya sendiri. Huh masih lengkap

Morning Dinda. Kamu udah bangun?. Ya ngga mungkinlah aku macem-macem sama kamu. Aku bukan laki-laki mesum ya. " jawab boy

Lagian kamu kenapa bisa tidur dikamar aku? Ada apa boy?." Tanya Dinda

Kamu lupa? Kemarin kamu ketiduran dikantor sudah aku bangunin tetap saja ga bangun juga. Akhirnya aku antar kamu ke rumah. Terus aku liat bahwa tadi malam jadwal aku turnamen game. Jadi aku game sebentar. Setelah menang aku gatau ternyata aku ketiduran disini." ucap boy

Oh ternyata begitu. Boy makasih banyak ya udah nganterin kerumah. Sekarang kamu pulang aja. Aku takut nanti mamah kamu nyariin kamu lagi." Ucap Dinda

Iya. Aku pamit ya Din. ini kunci mobil. nanti kamu aku jemput kita berangkat bareng ke kampus ya. Aku udah ngabarin mamah Din. Aku ada dirumah kamu." Ucap boy. Bye Dinda. Dandan yang cantik ya buat aku nanti. " ucap boy sambil tertawa

.....

tok tok.

Assalamualaikum. Bu, maaf pagi-pagi saya menganggu saya mau menyampaikan undangan untuk Dinda, hari ini jam 09.00 ada rapat penting para pengusaha yang dipimpin oleh pak Brian pemilik perusahaan terbesar di dunia." ucap karyawan Dinda

waalaikumsalam. iya makasih ya do. kamu masuk dulu ibu buat kan minum." ucap ibu Dinda

tidak usah Bu. saya langsung balik ya ke kantor." ucap karyawan Dinda.

yasudah hati-hati do." ucap ibu Dinda.