Revan sangat ketakutan juga cemas. Apa kekhawatirannya selama ini mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa Nadya akan pergi meninggalkannya.
'Tidak, tidak. Itu tidak akan terjadi. Siapapun itu aku akan menghajarmu habis-habisan.'
Ia telepon lagi nomor itu, tetap saja nihil.
Revan kembali menelepon menggunakan nomornya, hasilnya juga sama.
Nadya yang menggeliat menyadarkannya, ia kembali keposisi dimana istrinya memeluknya dengan leluasa.
Ia terus menatap wajah Nadya, tak ingin melepas.
Tiba-tiba ia mengingat Kaindra, saat itu juga ia menelepon bocah yang banyak membantu dirinya.
Pukul 23.00, panggilan kedua barulah bocah itu mengangkat panggilannya.
"Halo" sambut Kaindra baru terjaga.
"Kau cari nomor yang aku kirim nanti, sekarang juga. Cari keberadaannya dan biodata lengkap pemilik nomor itu" suruhnya membuat Kaindra terkejut.
"Ta-tapi… halo. Halo, Revan!!" serunya tak memanggil kakak lagi. Belum ada persetujuan darinya, seenaknya Revan memutuskan telepon.