Mereka menonton sembari memakan bubur tadi, Nadya tak menoleh sedikitpun dari acara yang ia tonton. Ia sungguh menikmati acaranya, Revan yang memperhatikan tersenyum-senyum saja.
Suasana itu begitu damai, alunan dari tuts piano yang ditekan semakin memanjakan telinga. Tak terasa bubur ayam milik Nadya sudah tak bersisa, ia merasa kenyang yang sesungguhnya.
Hari libur mereka dihabiskan dengan berdua saja, tak ayal Revan menggoda istrinya secara terang-terangan.
"Sayang, bagaimana kalau aku keluar negeri beberapa hari?" Revan masih saja menggoda istrinya.
"Kapan perginya?" sontak pria itu memundurkan wajahnya.
"Kamu tidak keberatan? Atau merasa sedih, kecewa gitu?"
"Kakak keluar negeri kan untuk bekerja, untuk apa aku sedih."
"Wah… benar-benar diluar dugaan, padahal aku berharap kamu merengek manja padaku agar tidak pergi." Ungkap pria itu.