"Memang tidak, tapi aku ingin. Itu pemandangan terindah yang ada didunia ini" sontak Nadya melempar bantal ke wajah Revan. lelaki tampan itu tak merasa bersalah dengan ucapannya, malah berjalan santai mendekati istrinya. menarik tangan Nadya hingga tubuh gadis bermata coklat ini membentur dadanya.
Jemari kanan Revan menyatu dengan jemari sang istri, lalu tangan kirinya membelit indah pinggang ramping. Nadya sedikit berjinjit demi menyamai tubuh suaminya. Kepala sedikit mendongak agar melihat mata satu Revan lebih jelas.
Mereka tersenyum lebar, bergerak satu langkah kekanan lalu kekiri. Berdansa ala Revan dan Nadya. telinga mereka seolah mendengar alunan musik klasik. Mereka sudah seperti berdansa Ballroom saja.
Di sela dansa, bunyi perut lapar Nadya membuatnya malu.
"Ayo kita pesan makan" Revan mendekati telepon yang di sediakan khusus oleh hotel tersebut. "Mau makan apa?" tanyanya.
"Apa saja, yang penting enak. Aku tidak tahu makanan apa yang ada di negara orang."