***
Sepasang suami istri itu dikejar waktu, mereka belum juga berkemas dan jam sudah menunjukkan pukul Sembilan. Sembari menunggu istrinya menyiapkan koper, Revan meraih ponselnya.
_Mas, jadwalnya bisa diundur tidak? aku belum bersiap, atau beli tiket baru saja untuk jam sebelas_ Revan menghubungi Arya, sekeretarisnya.
Padahal putra Kusuma itu sendiri yang meminta pukul Sembilan, alih-alih ia yang mengingkari. Karena dirinya pelupa maka terjadilah hal ini, ditambah ia semakin gila terhadap istrinya.
"Kakak juga kebiasaan, disaat mau berangkat baru kasih tahunya" sela Nadya dari depan lemari.
"Maaf, sayang. aku berniat memberi kejutan untukmu."
Teleponnya kembali berdering disaat ingin menghampiri Nadya.
_Pak, jadwal selanjutnya pukul sebelas sesuai yang bapak minta_ Revan mengucap syukur setelah apa yang disampaikan sekretarisnya.
_Baiklah, Mas. Terima kasih_
"Sayang, tidak usah buru-buru. Kita berangkat jam sebelas" kata Revan.