Pria itu membawa istrinya ketempat yang lebih nyaman untuk mereka melakukannya.
"Sayang, tumben sekali kamu…" ucapan Revan terhenti ketika bibirnya di dekap istrinya. sepasang mata hitam itu membola sempurna, kenapa istrinya begitu agresif.
Dengan senang hati ia menerima itu. senyuman di wajah putra Kusuma terus tercetak. Istrinya begitu pintar hari ini, kemajuan yang tidak disangka-sangka.
Rasanya berbeda ketika melakukan itu dikantor, tentu saja mereka akan mengulangi kejadian yang sama di hari berikutnya. Pria itu tak perlu menahan hingga malam tiba. Ia bisa membuat ribuan alasan untuk istrinya datang kekantor.
Revan tersenyum melihat istrinya yang tertidur pulas, ia menatap punggung putih yang tidak tertutup selimut. Pria itu telah memulihkan kekuatannya, tubuhnya tidak begitu lemas. Revan pun memakai kembali pakaian kerjanya.
Pasti sekretarisnya kebingungan seperti anak ayam kehilangan induknya.