***
Revan merasa jenuh membaca berbagai dokumen diatas meja kerjanya, merebahkan badan pada kursi kebesaran sembari membuka ponsel. Mulai saat ini ia harus ekstra ketat menjaga istrinya.
_Halo, Sayang. kamu masak apa?_ ia berencana mengajak istrinya makan bersama siang ini.
_Hanya menu sederhana_ sahut istrinya.
_Kita makan bersama dikantor, ya. Aku minta sama Mas Arya untuk menjemputmu, ya_
_Tidak usah, kak. aku bisa kesana sendiri_ jawab Nadya cepat.
Pria itu tak bisa mencegah, ia hanya bisa menunggu seorang gadis paling cantik baginya. Entahlah, saat ini ia rindu gadis polosnya. Gadis yang tidak ingin membuat orang lain di repotkannya.
Ingin sekali pria itu memeluk istrinya, badan istrinya pun tampak kurus sekarang. Ia begitu penasaran, apa yang membuat Nadya seperti itu.
"Apa yang sedang ia pikirkan" cetus Revan tanpa sadar.
"Maksud Bapak Revan?" Arya yang meyambut. Ia kira Revan berbicara padanya.