Menantu Kusuma selalu saja menjadi langganan rumah sakit, dan untuk menghidari itu ia mengkonsumsi vitamin penambah darah. Pada hari ini ia benar-benar kelelahan, ditambah dehidrasi yang berlebih. Bahkan ia lupa rasa kering tenggorokkan yang membutuhkan air.
Paperbag yang ia jaga seperti takut kehilangan, nyatanya benar hilang. Tidak bisa berbohong, Rea juga begitu panik. Bukan ini yang ia inginkan, pikirannya sudah kemana-mana.
Bagaimana tidak, tiba-tiba Nadya pingsan di depannya.
Sontak ia menoleh ketika mendengar derap langkah cepat, Revan bersama sekretarisnya baru saja tiba.
Arya enggan ikut campur urusan atasannya, ia berdiri cukup jauh dari sana. hanya bisa memantau. Revan menatap tajam kearah Rea.
"Kau apakan istriku, ha?" teriak pria itu penuh emosi.
"Van. Kau menuduhku?! Mana aku tahu, dia pingsan sendiri. Kalau tidak tahu, lebih baik diam. Menuduh orang seenaknya, bisa terjerat hukuman asal kau tahu" Rea tak kalah berteriak. Ia sudah muak dengan pria itu.