Elusan yang di berikan Revan pada perut nyeri istrinya sungguh bekerja. Pagi ini Nadya sudah menata pantry juga menyiapkan sarapan, kegiatan pagi seorang istri yang tidak bisa di hindarkan.
"Sudah tidak nyeri lagi?" laki laki itu bertanya bersamaan memeluk pinggang si istri.
"Tidak, sudah lebih baik, Kak." Rambut si pria yang menutupi dahi terasa menggores-gores geli pada bahu Nadya.
"Kak. Jangan dusel-dusel begitu, bahuku geli" Nadya berusaha menyingkirkan pria di belakangnya.
Revan mengangkat kepala "Kenapa? Aku Cuma menyentuhnya sedikit" lalu mencuri kecupan pada pipi lembut menggemaskan istrinya.
Kemudian Revan melepaskan pelukannya. Waktu terasa singkat ketika bersama sang istri. Sedangkan disaat bekerja, waktu begitu lama berputar. Dengan enggan, Revan memenuhi tugasnya sebagai pemimpin perusahaan. Setelan rapih sudah menjadi kebiasaan, dan setiap pagi setelan itu telah di siapkan istrinya.