Ia melihat dan mengamati dimana dirinya berada, dinding berwarna keabu-abuan mengingatkannya pada ruangan Revan.
'Sial. Mimpi menyesakkan masih saja datang.'
Remaja masih dengan seragam putih abu-abu mengusap wajahnya, sesaat ia termenung. Enggan mengingat kejadian yang membuat napasnya seolah berhenti. Kaindra pun beranjak, tak terdengar lagi suara orang berbincang. Ruangan itu hening.
Kaindra kembali menuju tempat perkumpulan para lelaki pemimpin perusahaan tadi. Benar, hanya ada Revan yang sendirian sibuk dengan dokumennya.
'Apa orang kantoran tidak bisa lepas dari kertas seperti itu?' Kaindra melihat pria disana membolak-balikkan lembar demi lembar dokumen yang datang silih berganti.
"Sudah sadar?" tegur Revan setelah melihat remaja itu berjalan menuju sofa.
"Aku tidur, bukan pingsan" sahut Kaindra kesal.
"Bukannya tidur juga membuat kita tidak sadar?" kata Revan.