Wahyu terus memutar otaknya, mencari solusi dari permasalahan yang baru saja terjadi.
Dilain tempat, Riana berdiri di samping ranjang bayi pada ruangan berbeda. Ia terus menatap gadis mungil menggeliat dalam gelungan kainnya. Sesekali perempuan itu menghapus air matanya yang jatuh.
Anak laki-laki dalam gendongannya pun juga diam, matanya bergantian menatap sang ibu dan bayi mungil disana.
"Riana. Kita tidak bisa merawat putrinya mas Arya. Aku khawatir Argani akan melukainya. Dia pasti mengincar anak malang ini" Wahyu seketika datang menemui istrinya.
"Tapi… siapa yang merawatnya kalau bukan kita?" Riana terisak. Suaminya mendekat, memeluk tubuh rapuh istrinya.
"Aku sudah memikirkan hal ini." ucap Wahyu lirih. "Pekerja kepercayaanku yang akan mengurus putrinya Mas Arya" ia mengecup dahi Riana.
Tok, tok, tok. laki laki yang Wahyu tunggu tiba.
"Bapak memanggil saya?" tanya pria yang bekerja dengannya.