Lanjutan…
Kemudian ia melepaskan pelukannya, dan tanpa sadar aku memegang wajah yang sangat ingin aku pegang. Lalu Kak Revan mengambil jemari kiriku yang terjuntai kebawah, mengarahkannya ke pipi satunya lagi. Kini kedua tanganku menangkup wajah sempurna itu.
Telapak tangan yang lebih besar dariku itu kembali memegang tanganku, mencium jemariku lembut.
Seketika mata hitamnya membola "Ah.. pudding. Kayaknya sudah bisa dimakan" ujar lelaki di depanku.
Bergegas ia menghampiri lemari pendingin, mengambil pudding berwarna keunguan. Lalu beranjak mengambil sendok. Aku hanya memperhatikannya sembari duduk di kursi.
Biarkan saja kak Revan yang sibuk kesana kemari.
"Enak" katanya setelah satu suapan pudding masuk ke mulutnya.
Tentu saja aku tersenyum senang sekaligus bangga. Semenjak aku sering membuat cemilan berperasa blueberry, kak Revan ketularan menyukainya.
"Aaaaa" ucap lelaki di samping menyodorkan sedikit pudding untukku. Sontak aku membukakan mulut.