"Nad, kamu menangis? Kenapa? Aku berbuat kesalahan ya?" Revan menangkupkan wajah cantik istrinya. memaksa menatap mata hitam miliknya.
"Kak. ini bukan seperti yang kakak pikirkan…" gumam-annya kurang didengar jelas oleh lelaki yang masih mengenakan baju kerjanya.
Gadis itu melengos setiap kali sang suami menatap wajahnya, ia seperti menghindar. Langkah Nadya menuju bagian belakang, kembali ke tempat ia membersihkan pakaian-pakaian dengan mesin.
Pria ini terus membuntutinya, memang ia diam dan tak berkata sepatah pun. Tetapi, hati seorang gadis merasa tidak tega. Di sisi lain ia juga malu jika menjelaskan apa yang dokter Atika sampaikan.
Dengan setia si pria duduk memperhatikan istrinya mondar-mandir, mungkin Revan tidak memiliki pekerjaan lain. memperhatikan istrinya mencuci saja tidak akan mengurangi kekayaan keluarga Kusuma.