"Tidak perlu menyuruh mas Joko, Ma" Revan kekeh menolak keinginan Riana meminta Joko pekerja lama mereka sebagai sopir mengantar Nadya dan suaminya.
"Mama tidak peduli protesmu, Van. Joko yang antar titik" Riana tak kalah keras kepalanya.
"Ma-"
"Ayo sayang" ajak Riana pada menantunya. Tidak memperdulikan anaknya yang keras kepala itu.
"Lah, kenapa Revan ditinggal, Ma?!" serunya masih duduk pada sisi ranjang rumah sakit.
Mendengar protes anaknya, Riana berbisik ke Nadya "Kamu urus suami kamu itu" suruhnya. Menantunya mengangguk, menghampiri suaminya sesuai permintaan sang ibu mertua.
"Sayang, kamu kenapa ikut-ikutan niggalin aku, sih?" rengek manja Revan. Perempuan itu tak membalas. Ia menuntun suaminya berjalan yang sedikit pelan, sebab perut samping kiri masih terasa belum pulih.
Sedikit sulit pria itu melangkah, butuh waktu lebih lama dari orang sehat untuk berjalan hingga ke mobilnya.
"Ayo Mas jalan" ujar Revan pada Joko, pekerja lama mereka dirumah besar keluarga Kusuma.