"Kita berhentikan mobil disini saja. bahaya kalau penjaga disana tahu keberadaan kita" saran Adit. Memberhentikan mobil jauh dari rumah besar tempat penyekapan Nadya.
Dari jauh sudah terlihat rumah besar itu.
"Sepertinya rumah ini sudah lama ditinggalkan. Tetapi nama pemiliknya masih Argani. Pasti anak buahnya berjaga" kata Revan.
"Aku nunggu dimobil" ujar Kaindra, sembari mengatur posisi kursinya agar sedikit mundur, dengan mudah ia menselunjurkan kakinya.
Kedua pria tadi pun mengiyakan ucapan remaja pintar ini.
"Tunggu. Aku ambilkan panah dulu" tahan Adit, ketika Revan segera mengajaknya memasuki pekarangan rumah itu.
"Aku tidak tahu kau jago memanah" tegur Revan, matanya tak bisa berpaling dari busur yang Adit pegang.
"Nanti saja bahas keahlianku" pungkasnya, berjalan melewati Revan.