LELANOS
Wajah ku tertunduk lesu di atas ranjang memandangi tumpukan kardus dan beberapa barang lain nya yang masih belum pada tempat nya, ini sudah jam sepuluh malam tapi aku juga belum selesai berberes di rumah baru kami, bahkan untuk tidur pun aku belum bisa karna tumpukan barang di mana-mana
"Hhhuuh aku ngantuk sekali" ucap ku sembari tetap menguap
Zrrrreeeeeeeep
Melintas sesuatu yang membuyar kan fokus ku pada kardus ada bayangan yang bergerak cepat menuju anak tangga sontak saja aku terkejut dan berlari ke arah mana mahkluk itu pergi
Ghrreeeek
Teriak nya terdengar berdecik seperti suara tikus namun wajah mahkluk munyil ini melihat jelas pada ku, mata nya bulat berwarna hijau ia seperti tikus namun punggung nya berduri seperti naga, kaki atas nya yang pendek mirip dinosurus gigi nya bertaring tajam, selintas ekor nya seperti buaya namun mahkluk ini sangat lah kecil aku terperanjak dan terdiam kaku. Sekelibat mahkluk itu bergerak secepat kilat lagi menuruni tangga.
Arrrrrggh
Teriak ku tak butuh waktu lama mama menghampiri ku yang tengah berberes juga di kamar nya
"Ada apa lala?" tanya mama
"Mama, tadi aku lihat mahkluk aneh dia bergerak cepat menuruni tangga
" mana??"
"Dia turun kebawah ma!" ucap ku gemetar mama menatap ku dengan tatapan datar
"Kamu tidur ya, mungkin karna kamu ngantuk maka nya ngehalu!" ujar mama
"Apa bener begitu?" bisik ku tanpa pikir panjang aku menghempas kan badan di tengah kekacauan akan barang-barang yang belum rapi. Aku hanya turun kan beberapa kardus dari ranjang dan habis itu tepar.
Pagi nya aku di bangun kan oleh si bawel adit dengan segala kebisingan nya loncat-loncat di atas tempat tidur.
"Kak lala bangun! Lihat lah cuaca minggu pagi ini" ujar nya sembari tetap loncat-loncat
"Kita akan main di taman, eh bukan main lebih tepat nya kerja bakti membersih kan taman belakang udah kayak hutan!"
"Ayok kak, itu pasti sangat menyenang kan!" sorak nya kembali loncat-loncat.
"Adit pergi lah, kakak masih ngantuk!" desis ku menarik selimut ku seraya masih tetap terlelap kembali kedunia mimpi
"Bruk bruk bruk bruk" bunyi hentakan kaki adit sangat mengganggu ketenangan ku.
"Adit pergi lah, akak masih butuh tidur!" teriak ku menutup telinga. Dan lagi
Bruk bruk bruk bruk
"Iiiiiieeesssst" desis ku geram sontak aku duduk dengan kesal mendengar adit yang sangat bising.
"Bisa gak sih sehari saja kamu gak usil" ucap ku manyun dengan muka kucel tanpa make up plus dengan rambut singa ku di pagi hari, reflek adit bersimpuh di depan ku menatap serius ke wajah ku dan berkata.
"Kak semalam aku melihat seseorang berjalan menuju taman belakang rumah,badan nya terlihat mini membawa gundukan kain yang ia pikul dengan pundak nya menggunakan tongkat kayu" jelas adit dengan wajah serius aku menatap muka nya bibir ku kalud ingin berucap semalam aku juga alami kejadian yang gak biasa, aku yakin itu tidak halu.
"Benar kah??" sahut ku
"Ayo kak ikut aku ke taman!" adit menyeret ku ke taman belakang
"Itu kak di sana?" tunjuk adit ke tengah taman sontak saja aku merinding pagi itu cuaca mendung fajar berlindung pada kabut awan hitam, hingga tak ada cahaya yang memasuki taman itu karna sudah belukar dan tak terurus pohon-pohon besar yang menyisakan daun-daun kering dan rumput yang meninggi di sepanjang tembok hanya ada belukar menghijau menutupi sepanjang beberapa meter, rumah ini sangat besar, dan terkesan horor aku melirik setiap sudut sembari gemetar.
"Aku mengikuti nya sampai sini, dan ketika sampai di tengah aku tak bisa melihat nya karna terhalang oleh pohon besar itu" ujar adit. Reflek aku mengenggam tangan adit dan bergegas menyeret nya ke rumah.
"Ayo adit kita temui mama dan papa!" ucap ku mencengkram lengan nya.
"Ih kakak tunggu!" sontak adit menghempas kan tangan nya dari genggaman ku
"Aku ingin me cek nya kesana? Pasti ada sesuatu disana!" ujar nya aku mengerut kan kening ku dan bertanya pada nya
"Kamu tau itu pasti makhluk lain! Itu sesuatu yang berbahaya! Lebih baik kita masuk yuk" ujar ku kembali menyeret nya
"Ih bukan akak, aku mengikuti nya semalam dia tampak bersinar di tengah gelap sembari bersiul-siul dia taampak lucu dengan goyangan pinggul nya berjalan sembari memikul sesuatu bawa'an nya dengan tongkat di pundak nya, sepatu nya terbuat dari kulit berbentuk kerucut, celana nya longgar pendek berwarna kuning emas dengan kaus kaki hitam selutut rompi nya tampak mencolok berwarna merah polkadot kombinasi putih, selintas ia seperti kurcaci nya putri salju" jelas nya aku menggumam sembari menaik kan alis ku.
"Oh tuhaaaan, bodoh nya aku" gerutu anak itu hanya melihat tokoh imajinasi nya" batin ku.
"Ya ampun adit!" geram ku menggusar rambut nya.
"Ayok kak kita lihat kesana!" aku menatap nya tajam
"Gak ada!, ayok kita ke dapur mama sudah pasti bikin sarapan!" hardik ku
"Ayo lah kak?" rengek nya
"Gak ada adit, aku tu gak habis pikir ya ama kamu! Kamu selalu bawa temen-temen imajinasi mu kedunia nyata" gerutu ku menyeret nya.
"Ayo duduk" ucap ku saat sudah sampai di meja makan adit tampak cemburut menghenyak kan badan nya di kursi dan melirik sajian di meja
"Kenapa? " tanya mama
"Tu maah, adit karna sering fanatik nya sama tokoh disney dia bilang dia lihat kurcaci semalam di taman" ujar ku, mama geleng-geleng sembari tetap menyajikan makanan
"Mulai besok adit gak boleh lagi nonton tokoh carton, papa dapat telpon dari gurumu adit sering ngehalu di sekolah!" timpal papa menuruni tangga.
"Ini anak seharus nya di terapi!" desis ku menatap nya tajam
"Tapi kali ini beneran mah, pa? Adit benar-benar liat semalam" tegas nya
"Karna kamu udah terlalu fanatik, kamu tau kamu bisa di kucil kan dari kami karna kebiasa'an ini!" ucap ku
"Maksud kakak?"
"Rumah sa-ki-t ji-wa misal nya" desis ku terbata-bata menatap wajah nya.
Traaaak bunyi tepukan tangan adit di atas meja.
"Huuus lala ngomong apa kamu!" ketus mama aku pun meledek adit dengan mencibir nya.
"Aku tidak gila!" gertak adit.
"Ayo kita makan!" ujar papa
Adit manyun melirik ku sembari melahap roti aku menatap nya dengan tatapan datar.
"Harus nya hari ini kita gotong royong membersih kan rumah ini, tapi papa harus pergi sama mama untuk pertemuan" jelas papa
"Lah, itu gimana pa?? Hari ini hari minggu aku dan adit ngpain di sini?" ujar ku
"Nanti siang pak kosim sama ijjah akan datang papa percaya kan adit sama kamu lala, kalian bisa kan ditinggal sebentar?" ujar papa, mama melirik ku satu persatu.
"Gak apa kok ma, adit gak apa pun kalo di tinggal sendiri!" tutur adit
"Is anak ini sok jagoan kali" batin ku
"Pok kosim dan bi ijjah sedang di perjalanan menuju kesini, kalian tunggu saja di rumah jangan keluyuran ya sambut mereka" ujar papa
"Baik pa," desis
"Yees!" adit mengacung kan tinju nya tanpa bersemangat seperti nya ia akan melakukan sesuatu
Setelah melepas mama dan papa pergi kami beranjak kembali ke rumah belum juga mobil mama sampai gerbang adit berlari ke taman belakang untuk mencari sesuatu yang ingin dia ketahui.
"Eh adit kamu mau kemana?" teriak ku
"Ayo kak, kita lihat kemana orang mini tu pergi semalam
" oh ya ampun anak ini!" geram ku sembari mengikuti nya, adit terus saja berlari masuk ke dalam belukar menembus dua pohon rimbun yang sangat tidak terawat itu
"ADIT" teriak ku sembari tetap terus melangkah.
Ssssrrrrrrttt
Bunyi dedaunan di terpa angin
Kriuk kriuk kriuk tapak kaki berirama seiring langkah ku menembus padat nya daun kering
"Adit" panggil ku menoleh kanan kiri
"Adit kamu bisa dengar aku kan?" sorak ku lagi
Teng teng teng teng terdengar bunyi pukulan benda tumpul dengan benda semacam besi.
"Kak sini, aku menemukan sesuatu!" sorak adit bergegas aku mencari arah suara adit dan menemui nya di antara semak belukar yang tlah menjalar memadati pepohonan dan bangunan tua di taman itu.
"Adit kamu dimana?"
Tong tong tong tong
Terdengar pukulan berberapa kali seperti nya adit sangat penasaran akan benda itu.
Aku bergegas mencari sumber suara dan akhir nya aku menemukan nya setelah bertengkar dengan belukar yang tlah amat tebal.
"Benda apa ini?" desis ku melihat lingkaran besar berbentuk kubu tertancap di atas tanah reflek tangan ku mengibas dedaunan akar yang menjalar di permuka'an di atas ubin bundar yang berbentuk cembung itu tertungkup bagai kawah raksasa, di bagian atas itu terdapat bahan kaca yang berwarna hitam aku menaiki corong besar itu untuk melihat apa yang ada di balik tudung besar ini. Namun warna kaca itu gelap aku hanya bisa melihat anak tangga menuruni kedalaman bumi yang tak tau dimana akhir nya.
"Kakak? Apa akak melihat sesuatu?" tanya adit
"Akak melihat anak tangga yang dalam menurun ke bawah namun akak tak tau dimana ujung nya!" jelas ku berbisik
"Duga'an ku benar bukan?? Kurcaci semalam memasuki tudung ini? Tapi bagaimana cara nya mereka masuk?" ujar adit sembari tetap memperhatikan tudung besi besar itu.
bersambung