Lebih kurang pukul 21:25 aku tengah sibuk mengotak atik laptop di atas meja belajar ku boro-boro mau belajar atau pun beresin tugas aku sibuk mengedit lukisan ku agar terlihat lebih nyata di laptop. Karna dunia lukis adalah prioritas ku.
Ssssssssst
Terdengar desisan adit memanggil ku aku melirik jam beker yang ada di meja ku
" harus nya anak itu sudah tidur setelah meminum susu" batin ku
"Sssst kak,!" lagi ia berbisik seperti nya ia kabur dari incaran mama
Aku coba tak hirau kan dan kembali fokus ke laptop
"Kak, apa kakak tau apa yang ku lihat barusan?" desis nya reflek aku menoleh dan mengerut kan dahi pada nya.
"Apa lagi?? Kemarin kurcaci sekarang putri salju nya kah yang kamu lihat?" ucap ku dengan datar
"Bukan kak, seorang wanita cantik!"
"Yaaah, tentu saja itu putri salju teman kurcaci mu itu kan yang kamu lihat lusa? Sudah lah adit sana tidur nanti di marahin mama!" ujar ku beranjak menyeret bahu nya dan membawa nya ke kamar
"Ih akak tunggu," adit beronta dalam langkah nya mengikuti ku aku gak peduli dan terus membawa nya ke kamar
"Aku juga melihat lukisan pangeran dari keraja'an yang di pertandingan tahun lalu itu hidup" jelas nya reflek aku berhenti menyeret nya sembari tangan ku tlah memegang gagang pintu kamar adit. Lama aku memandangi nya datar
"Sekarang di mana lukisan itu?" desis adit aku mengambil nafas dan kembali menanggapi nya biasa
"Di gudang!" singkat ku
"Kak kakak harus periksa, aku benar-benar melihat nya, kita tak akan lupa kan lambang mahkota pangeran itu sirip kerang yang kita temukan di pulau waktu itu?" gerutu adit, aku seolah tak ambil pusing dengan ucapan nya terus saja menyeret nya ke ranjang
Bruuuk
Anak itu terhenyak di ranjang sambil manyun
"Dengar, kakak tau dunia imajinasi mu itu adalah hidup mu, tapi kamu jangan berpikir bahwa akak jugaa akan percaya dengan semua ini, berapa kali kakak bilang, jangan kebanyakan ngayal kamu bisa kan nyari teman nyata dan bergaul dengan mereka??" tutur ku
" sekarang tidur lah" titah ku adit tampak menghempas badan nya dengan gusar dan menyeret selimut nya kasar Aku mengambil nafas sejenak ku perhatikan tingkah nya.
"Papa benar, seperti nya kita harus menanggapi serius perangai adit" bisik ku dan beranjak keluar kamar belum lagi ada dua langkah aku menapak dari ranjang adit tapak ku terhenti merasa kan ada sekelibat yang melewati betis ku
Zreeeeeeeep....
Reflek saja aku menoleh ke bawah
"Tidak ada apa-apa, tapi kek barusan ada yang lewat?" bisik ku
"Heeeh,, ini mungkin kebawa stigma negatif yang slalu di katakan adit" batin ku dan terus berlalu ke kamar
Gumpalan awan hitam pekat mengepul di tiang kastil yang berdiri kokoh bak mencakar angkasa,
entah dari sudut apa aku bisa melihat kastil keraja'an yang megah berdiri hebat lagi besar dan luas, kastil itu berwarna emas dengan ratusan balkon berpagar merah tersusun bak gedung namun terlihat klasik setiap bangunan memiliki tiang yang menjulang dan masing -masing memiliki bendera merah berlambang kan singa.
Lantai dasar yang luas di penuhi pohon yang berdaun rimbun nan besar menambah kegagahan gerbang kastil itu dengan batang dan akar kayu yang menjalar kemana-mana..
Ghu ghuk ghuk
Terdengar beberapa kali burung hantu mengepak kan sayap nya di balik dedaunan memecah kesunyian..
Namun tak butuh waktu lama suara gemuruh dari dalam kastil terdengar
AAaAaRrrrrggggghHH
Sontak aku pun bergidik suara yang menggelegar seakan memecah kan gendang telinga terlebih lagi aku tak tau itu apa dan posisi ku di mana
"Temukan dia,..
Pencipta
Bawa dia" terdengar suara bergidik miris bergema dari dalam kastil..
"SANG PENGUASA" teriak nya menggema
"ARGgggHhhh" gemuruh teriak kan itu mengantar kan ku pada kamar tidur ku lagi seketika mata ku terbuka sontak saja aku duduk dan melirik seisi kamar ku
" oh tuhaaan, ini menyebal kan sesekali akhir-akhir ini aku selalu bermimpi buruk!" bisik ku mengacak-acak muka ku
bersambung