Chereads / Please, Love Me.. / Chapter 44 - Waktu yang salah

Chapter 44 - Waktu yang salah

Sudah hampir dua Minggu berlalu namun Dariel belum juga menampakkan batang hidungnya dikantor sementara Ara dan Dirga justru semakin dekat dan menghiraukan peringatan Dariel waktu itu untuk jaga jarak dengan Dirga bahkan sore ini Ara tampak berbelanja dengan Dirga dan tanpa ragu mereka sudah berani berpegangan tangan.

"Yang ini bagus ga?" Tanya Ara sambil menarik sebuah kemeja.

"Baguslah.."

"Warna kuningnya aku suka."

"Ya udah beli aja.."

"Gila tangan kakak nanti sakit bawa belanjaan aku."

"Ga papa isinya cuman baju doang bukan batu bata." Canda Dirga membuat Ara tersenyum manis lalu kembali memilih pakaian lain.

"Sini, ini bagus deh jaketnya.." Ara menempelkan jaket itu dibadan Dirga.

"Tuh cocok, aku beliin ya.."

"Ga usah.."

"Ga papa, aku mau beliin buat kak Dirga." Ara memasukkan kedalam kantong belanjanya. Tingkah mereka kini sudah selayaknya sepasang kekasih dan entah kenapa baik Ara maupun Dirga tampak tak keberatan dengan perlakuan romantis masing-masing seolah melupakan kekasih mereka yang mungkin sedang memikirkan Ara maupun Dirga. Selesai membayar Ara berjalan lagi dengan Dirga drngan terus mengaitkan tangan mereka.

"Aku pingin beli makaroni basah itu dong."

"Iya-iya ayo beli." Dirga memanjakan lalu mereka mengantri dimeja kasir.

"Aku pingin rasa sambel geprek pedes asin ya, kamu mau apa?"

"Aku rasa jagung aja." Dirga lalu mengeluarkan dompetnya dan segera membayar pesanannya tadi.

"Cape?udah daritadi nih jalan."

"Iya lumayan pegel nih kaki."

"Ya udah kita pulang aja yuk cantik."

"Kerumah aku aja yuk."

"Iya ayo.." Dirga setuju dan setelah mereka mendapatkan pesanannya mereka berjalan menuju parkiran namun tak disangka seseorang memotret kebersamaan mereka.

"Kamu ngapain sih?"

"Buat jailin kakak.." Kay senang mendapatkan hasil jepretan yang bagus.

"Ih seneng ya sama kakak sendiri gitu."

"Habis dia ga pernah ngaku kalo punya pacar bisanya ngeledekin."

"Kay.."

"Iya sayang bentar aku kirim ke Daddy sama mommy dulu." Kay langsung melapor pada orang tuanya.

"Apa sayang?"

"Ayo jalan lagi.."

"Iya-iya, mau beli apa lagi sih?" Kay mulai melangkahkan kakinya.

"Aku pingin beli kamera baru, dimana ya?"

"Ada tuh tempat langganan aku, mau kesana?"

"Disini kan?"

"Iya masih area sini kok lagian tumben beli lagi perasaan kemarin baru beli."

"Pingin aja, pingin foto-foto kamu kalo perlu."

"Dari handphone juga bisa kalo mau."

"Ih hasilnya kurang memuaskan."

"Bahasanya memuaskan segala. Sayang punya temen cewek ga?"

"Buat apa?"

"Jangan natap gitu dong, buat Jay sayang. Aku mau jodohin dia, kasian dia keinget Tiara terus mana bandingin kamu sama Tiara lagi."

"Bandingin gimana?"

"Katanya kalo aku beruntung punya cewek yang sayang sama aku juga kalo dia engga."

"Kasian banget Jay.."

"Makannya aku mau cariin dia pacar."

"Kamu perhatian banget sama Jay."

"Gimanapun juga dia adik aku, kembaran aku, kayanya kalo dia sedih aku juga sedih."

"Uh....sweet banget." Ledek Kiran.

"Beda tahu kalo kakak adik biasa sama kembar."

"Iya-iya, gitu juga kek Kay sama kak Ara."

"Ah kalo sama kak Ara di moment-moment tertentu aja dia juga suka gitu."

"Tapi temen-temen aku udah punya pacar..."

"Ya..aku harus cari dimana lagi dong?"

"Nanti aku coba bantuin.."

"Makasih sayang." Kay mengangkat tangan Kiran dan menciumnya.

****

"Liat nih sayang, Kay ngirim foto Kakak.." Kenan yang sedang bersantai diruang tv dengan Jesica memperlihatkan foto Ara dan Dirga.

"Iya tadi dia juga kirim ke aku Mas."

"Ini Dirga kan?"

"Iya, belakangan mereka deket banget yang.."

"Awas jangan terlalu ngarep nanti kaya Jay sama Tiara." Jesica mengingatkan dan tak lama orang yang mereka bicarakan pun datang.

"Malem om, Tante.." Sapa Dirga pada Kenan dan Jesica.

"Eh Dirga, masuk.."

"Aku sama Kak Dirga diatas ya mom.."

"Iya, jangan lupa bawa minumnya sekalian tuh cemilannya."

"Makasih Tante ga usah repot-repot."

"Ga papa, anggap aja rumah sendiri."

"Ya udah Dirga ke atas ya.." Dirga lalu berjalan bersama Ara.

"Jadi nih besanan sama Lala." Kenan senyum-senyum sementara Ara mengajak Dirga ke halaman depan dekat balkon tempat pertama kali mereka bercerita.

"Aku ganti baju dulu ya bentar."

"Iya Ra.." Dirga sambil menuangkan minuman dan mulai meneguknya. Dia cukup menikmati pemandangan malam dari atas.

"Nih..katanya mau pinjem charge.."

"Iya, dimana listriknya?"

"Tuh.." Ara menunjukkan area listriknya.

"Ga mandi?"

"Nanti aja, ga enak kalo ninggalin lama-lama."

"Mandi malem ga baik loh Ra.."

"Pake air anget aja.." Ara ngeles dan mereka pun kembali mengobrol disana, sesekali mereka tertawa entah membicarakan apa. Sejenak Ara melupakan kelelahannya karena bekerja terlalu seurius seharian.

"Ra..pacar kamu yang mana sih?masih penasaran."

"Kenapa penasaran?"

"Ya tipe kamu tuh yang kaya gimana, keliatan kan dari modelan pacar kamu."

"Pokoknya aku ga main fisik kalo pacar aku ganteng berarti bonus aja."

"Tapi ga mungkin juga cowok cakep ga naksir, cantik gini." Puji Dirga yang tak sadar membuat Ara berdebar sekarang.

"Makaroninya enak loh kak ini." Ara mulai menyantap makanannya yang tadi dibeli.

"Keliatannya pedes Ra.."

"Engga kok, ga sepedes yang diliat, nih cobain.." Ara memberikan suapan kecil pada Dirga.

"Pedes ga?"

"Ih pedes gini.." Dirga langsung mengambil air minumnya.

"Mukanya langsung merah gitu."

"Seneng nih liat aku susah."

"Iya-iya maaf.."

"Lagian makanan kakak kaya anak kecil sukanya yang manis-manis."

"Iyalah yang manis emang kesukaan aku, kaya kamu." Dirga lagi-lagi memberi gombalan.

"Kak..." Ara menatap Dirga seurius.

"Hm.."

"Kak Dirga kan udah punya pacar, kenapa muji cewek lain?apa ga enak kalo di denger Tiara?"

"Tiara ga denger.." Dirga yang entah dapat keberanian darimana langsung mencium bibir Ara dan lebih gilanya lagi Ara tak menolak ciuman itu. Dia malah mulai meletakkan satu tangannya di leher Dirga yang semakin lama semakin mendekatkan badannya pada Ara.

"Kak...aku udah punya pacar.." Ara sedikit melepaskan tautannya untuk berbicara.

"Kakak juga.." Dirga enggan menjauh dan kembali melumat bibir Ara. Kebersamaan mereka selama ini mungkin telah menimbulkan perasaan suka tapi Ara belum yakin dengan perasaannya terhadap Dirga padahal sekarang saja dia sudah mengacuhkan telepon Dariel yang sedaritadi mencoba menghubunginya. Ara dan Dirga seolah menjadi pasangan yang tengah kasmaran saat ini lalu. Setelah puas berciuman mereka semakin bersikap romantis saat mengobrol bahkan sesekali Ara menyandarkan kepalanya di pundak Dirga. Keromantisan mereka berakhir tepat pukul 10 malam, Dirga pun pamit pulang pada Ara dengan memberikannya sebuah pelukan hangat sebelum berpisah. Kini Dirga melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Kenan dan Jesica berada untuk berpamitan. Orang tua Ara itu masih di ruang tv tapi kali ini mereka ditemani si kembar.

"Om, Tante Dirga pamit ya.."

"Eh iya hati-hati ya.." Kenan ramah namun tiba-tiba Jay berdiri lalu memukul wajah Dirga membuat orang yang ada disana terkejut termasuk Ara yang ada disampingnya bahkan tak tanggung-tanggung pukulannya itu membuat hidung Dirga mengeluarkan darah petanda pukulannya tadi sangat keras.

"Jay!!" Teriak Ara yang langsung melihat ke arah Dirga sementara Jay langsung pergi dengan dinginnya. Kay masih terpaku hanya mampu melihat tingkah adiknya apalagi Kenan dan Jesica yang sama terkejutnya dengan Ara.

***To be continue