Riyan menepikan mobilnya di tepi jalan. Dia menatap Tara yang sedang melamun. Tangannya terulur mengusap kepala Tara yang membuat wanita itu sedikit terperanjat.
"Ada apa?" Tanya Riyan serius.
Tara menggeleng. Ingatannya berangsur membaik. Dia dapat mengingat siapa Ayah kandung Raja. Namun dia tidak mungkin mengatakan itu pada Riyan.
Tara memejamkan mata. Berpura-pura menghela nafas lelah. "Badanku sakit semua. Banyak pekerjaan karena lama kutinggal."
Riyan tertawa pelan mendengar perkataan Tara. "Kukira ada apa. Kamu sejak tadi diam saja."
"Aku ngantuk, Yan. Tapi aku enggak mau tidur. Nanti kamu enggak ada teman."
"Tidurlah." Jawab Riyan. Dia mengusap kepala Tara lalu turun ke pipinya. "Bagaimana persiapan pernikahan kita?"