Damian mengubah arah tujuannya. Dia meminta supir taksi untuk putar balik. Dia harus kembali menemui Elis. Dia harus meyakinkan wanita itu untuk waspada atau bahkan dia harus menyuruh wanita itu menyelamatkan diri.
Damian menggerutu. Dia benci tidak memiliki anak buah. Seharusnya dia membawa dua atau tiga anak buah. Tingkat percaya dirinya bahwa tidak akan ada yang mengincar nyawanya begitu tinggi. Namun sekarang sudah amblas tak bersisa. Damian heran, bagaimana orang-orang itu bisa tahu dia ada di Indonesia? Tidak ada orang yang tahu kecuali beberapa orang saja. Pikirannya mengelana kemana-mana. Memikirkan hal yang tidak mungkin.
Damian menghela nafas. Dia memilih untuk tidak memikirkan hal-hal aneh yang entah kenapa tiba-tiba saja bermain di kepalanya.
***