Eugene Mu tidak habis pikir. Sementara itu, Candy sudah berbalik badan dan memeluk boneka beruang di sampingnya. Kemudian, Candy bergumam dengan manis, "Kakak… Muah!"
Candy mencium wajah boneka beruang itu, kemudian tertidur di atas tubuh beruang itu. Pantatnya tampak menjulang ke atas, seperti wanita bodoh yang jatuh kemarin.
Eugene Mu hanya bisa terdiam. Candy bahkan tidak bisa membedakan orang dan boneka. Apakah gadis bodoh ini benar-benar putrinya? Eugene Mu memiliki IQ yang sangat tinggi. Candy tampaknya menurun dari ibunya.
Tidak! Mustahil! Putri kecilku sangat imut. Benar-benar mustahil untuk mewarisi wanita yang keji itu! pikir Eugene Mu tidak terima. Ia melihat ke arah jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelas. Sudah larut malam, wanita itu masih belum kembali! pikirnya lagi.
Tepat di saat itu juga, terdengar suara pintu terbuka dari lantai bawah.
———
Setelah Cecile Luo meninggalkan rumah keluarga Luo, ia kembali ke Rumah Sakit Internasional Jardine dan menukar kamar Whitney Lu dengan kamar yang baru. Ia menunggu sampai segalanya diatur tuntas sampai baru menyadari bahwa ternyata sudah hampir tengah malam. Cecile Luo tidak mengatakan apapun saat meninggalkan rumah tadi pagi dan langsung pergi ke kediaman keluarga Luo. Ia sangat merasa tidak enak sehingga ia pun bergegas kembali.
Cecile Luo membuka kunci pintu dengan sidik jarinya, lalu masuk ke dalam rumah yang sudah sangat sepi. Semua orang tampaknya sudah tidur dan ia pun diam-diam merasa lega. Tampaknya, Eugene Mu benar-benar membenci kakaknya sehingga benar-benar mengabaikannya. Mungkin, pria itu bahkan tidak pulang.
Cecile Luo merasa lega dan bergumam pada dirinya sendiri, "Bagus! Eugene Mu tidak ada di sini. Udara terasa jauh lebih segar!"
Pria seperti Eugene Mu terlalu berbahaya. Di hadapan Eugene Mu, Cecile Luo sangat sulit menjamin bahwa dirinya tidak akan membocorkan identitasnya. Lebih aman jika ia menjaga jarak dari pria itu.
Setelah lelah seharian, akhirnya hal baik terjadi. Cecile Luo mengambil napas dalam-dalam, meregangkan pinggangnya, dan menyeret tubuhnya yang lelah ke kamar. Namun, tiba-tiba terdengar suara pria yang dalam dari atas kepalanya, "Celine Luo, kamu keluar keluyuran hingga larut malam di hari kedua pernikahan dan kamu terlihat sangat bahagia?"
Ekspresi wajah Cecile Luo sontak membeku. Ia mendongak dan melihat ke arah koridor di lantai dua. Seorang pria tampan membusungkan dada dan memandang rendah dirinya. Wajah yang tampan dan sempurna itu menunjukkan kesan misterius dan asing di bawah cahaya yang agak redup. Cecile Luo memandang Eugene Mu hingga terdiam dan membatin, Pria benar-benar terlihat lebih cantik daripada wanita. Bagaimana bisa dia terlihat seperti bercampur dengan wanita?
"Kenapa kamu tidak bicara? Bukannya barusan kamu sangat pandai bicara? Udaranya menjadi lebih segar saat aku tidak ada di sana?" Suara marah pria itu berdering di telinga Cecile Luo.
Cecile Luo terkesiap sampai ia baru menyadari bahwa Eugene Mu sudah turun dari lantai atas dan berjalan ke hadapannya. Jarak antara keduanya sangat dekat. Pria itu memancarkan aura yang kuat dan maskulin. Cecile Luo benar-benar terkejut hingga berkeringat dingin. Sejak kapan pria ini muncul? Tidak ada suara saat dia berjalan? Dia juga mendengar perkataanku! Ini... Ini memalukan, pikir Cecile Luo dengan panik.
Cecile Luo tertawa. "Uhuk, uhuk… Tuan... Tuan Muda Mu, selamat malam! Malam begitu larut, Tuan belum tidur?" tanyanya. Ia berpura-pura amnesia. Ia bahkan tidak tahu apakah bersikap seperti ini terlambat atau tidak.
Suara Eugene Mu memelan, "Aku tidak tidur. Lagi pula, istri yang baru kunikahi masih bermain di luar dan tidak ingin kembali. Bagaimana bisa aku tidur duluan?"
"Um… Ini…" Cecile Luo kehilangan kata-kaya.
Eugene Mu mengatakan hal itu seakan Cecile Luo adalah wanita murahan. Apakah pria itu tidak salah? Apakah Eugene Mu lupa bahwa pagi ini ia baru saja memperingatkan Cecile Luo untuk menjauh?
Mata Eugene Mu semakin menggelap saat melihat Cecile Luo terdiam. Ia terpaksa untuk bertanya, "Bicara lebih jelas. Sebenarnya kamu pergi ke mana malam-malam?"