Mo Chiwei tidak menjawab pertanyaan Tang Xinyan. Ia menyipitkan matanya dan tersenyum kecil.
Di bawah cahaya lembut, wajah tampan Mo Chiwei menunjukkan aura jahat dan berbahaya.
Tang Xinyan sangat takut, seolah-olah dirinya sedang bersembunyi dari seekor harimau.
Jika dia tidak mengikuti perintah Mo Chiwei, mungkin dia akan berakhir buruk, seperti mangsa yang dimakan oleh seekor harimau sampai tak ada satu tulang pun yang tersisa.
Akhirnya Tang Xinyan melepaskan jas Mo Chiwei dan satu per satu membuka kancing kemeja putihnya yang kini bernoda anggur merah.
Begitu otot-otot dada Mo Chiwei mulai terlihat, Tang Xinyan cepat-cepat memalingkan kepalanya. Telinga dan wajahnya pun langsung memerah.
Ini adalah pertama kalinya ia melakukan hal seperti itu untuk pria asing.
Ia tidak berani melihat dada Mo Chiwei. Ketika ia membuka kancing kemeja Mo Chiwei, ujung jarinya tidak sengaja menyentuh otot perut Mo Chiwei. Bulu matanya bergetar beberapa kali, dan matanya melirik tatapan dingin Mo Chiwei.
'Jangan-jangan dia berpikir bahwa aku sengaja menyentuh perutnya?' pikir Tang Xinyan.
Tang Xinyan menggigit bibirnya. Ia malas untuk menjelaskannya. Lagi pula, setelah ia menggantikan bajunya, mereka berdua tidak akan berurusan lagi.
Jarak keduanya sangat dekat satu sama lain. Kadang-kadang, Mo Chiwei dapat mencium wangi parfum dari tubuh Tang Xinyan.
Mo Chiwei menatap wanita di depannya ini.
Berkat riasannya, wajah cantik Tang Xinyan tampak lebih cerah, dan bulu matanya yang tebal dan panjang sangat lentik.
Dia memiliki aura seorang gadis yang polos dan pesona seorang wanita dewasa.
Kedua sifat itu berpadu sempurna dengannya.
Mo Chiwei teringat akan kejadian tadi malam, di mana Tang Xinyan membuka bajunya sendiri.
Tang Xinyan melepaskan kemeja kotor di tubuh Mo Chiwei dan mengambil kemeja bersih. Ketika hendak membantu Mo Chiwei memakainya, pinggangnya tiba-tiba menegang.
Sebelum sempat bereaksi, dia dilemparkan ke sofa dengan kuat, lalu sosok yang tinggi Mo Chiwei yang tinggi itu mendekatinya.
Tang Xinyan berteriak.
Wajah tampan Mo Chiwei mendekatinya, sehingga Tang Xinyan dapat merasakan napasnya yang panas.
Tang Xinyan menahan dan mendorong bahu Mo Chiwei dengan kedua tangannya. "Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"
Keduanya saling berdekatan, hingga Tang Xinyan dapat merasakan dengan jelas perubahan di satu bagian tubuh Mo Chiwei.
Dia tidak menyangka bahwa pria yang terlihat elegan ini akan...
"Apakah kau mencoba membangkitkan nafsuku?" kata Mo Chiwei.
Ini adalah pertama kalinya Tang Xinyan bertemu dengan dia. Bagaimana mungkin Tang Xinyan mencoba menggodanya?
Tang Xinyan bukanlah orang yang tidak mau melawan. Ia sudah bertahan selama satu malam, dan kini ia tidak tahan lagi. Ia membuka mulutnya dan menggigit leher Mo Chiwei.
Untuk sesaat dia melupakan ketakutannya dan hanya ingin melampiaskan kekesalannya pada Mo Chiwei.
Mo Chiwei tidak bersuara atau pun bergerak.
Setelah selesai menggigit, Tang Xinyan menyeka darah di bibirnya. Ia memandang Mo Chiwei tanpa ekspresi apa pun di wajahnya, seolah-olah Mo Chiwei tidak bisa merasakan sakitnya. "Siapa yang mau membangkitkan nafsumu? Aku paling benci playboy, mengerti?"