Entah kenapa, Tang Xinyan memikirkan pria itu, yang tidak akan pernah ia temui lagi.
Meskipun tadi Mo Chiwei telah membantunya, pria itu juga menciumnya dengan paksa...
Tang Xinyan terus berbalik badan di tempat tidur karena gelisah. Setelah beberapa lama, ia perlahan tertidur.
Keesokan harinya, Tang Xinyan baru bangun di siang hari.
Karena kehujanan tadi malam, ia terkena flu.
Seluruh kulitnya sangat panas. Ia bangun dari tempat tidur dengan kepala yang terasa sakit.
Ia mengambil obat flu di kotak obat. Setelah minum dua pil, ia mengantuk lagi.
Entah sudah tidur berapa lama, tiba-tiba ia terbangun karena wajahnya disiram sebaskom air dingin. Tang Xinyan perlahan membuka kelopak matanya. Ia melihat dua sosok yang berdiri di sisi tempat tidur dengan pandangan kabur. Ia langsung mengerutkan alisnya.
"Matahari hampir terbenam, tapi kau masih tidur Tang Xinyan? Apakah kau seekor babi? Kau sungguh malas!" Adik Fu Sichen, Fu Sijing, sedang memegang baskom. Ia melototi Tang Xinyan.
Sebelumnya, hubungan Tang Xinyan dan Fu Sijing sangat baik. Ketika sekolah menengah atas, Fu Sijing menyukai seorang kakak kelas, tapi kakak kelas itu malah menyatakan cinta pada Tang Xinya. Fu Sijing selalu menganggap bahwa Tang Xinya menggoda kakak kelas itu lebih dulu. Sejak itu, hubungan keduanya menjadi buruk.
Sementara ibu mertuanya, He Meijuan... Tang Xinyan benar-benar tidak tahu kapan dirinya menyinggung He Meijuan. Tidak peduli apa yang dilakukannya, ia selalu salah di mata He Meijuan.
He Meijuan memukul dahi Tang Xinyan dan menatapnya dengan tajam. Ia tidak memedulikan wajah Tang Xinyan yang pucat. Ia bertanya dengan kasar, "Beraninya kau tidak menjawab teleponku! Di malam ulang tahunmu, kau tidak kembali ke villa dan juga tidak ke sini. Ke mana kau pergi? Apakah kau menggoda pria lain di luar? Tang Xinyan, mengapa kau begitu tak tahu malu?"
Dahi Tang Xinyan terasa sakit. Ia mengerutkan alisnya, kemudian ia menggenggam jari He Meijuan dan menyingkirkannya dengan kuat.
Tidak disangka, kini Tang Xinyan berani bersikap tidak sopan pada He Meijuan. He Meijuan tertegun sejenak, kemudian ia segera menampar wajah Tang Xinyan. Ia melototi Tang Xinyan dan berkata, "Beraninya kau melawan."
"Tang Xinyan, kau wanita murahan dan tidak menghormati orang tua. Beraninya kau memukul ibuku. Aku akan memukulmu sampai mati!" Fu Sijing menjatuhkan baskom yang dipegangnya dan hendak menampar wajah Tang Xinyan.
Untungnya Tang Xinyan berhasil menghindari tamparan itu. Saat Fu Sijing hendak menamparnya lagi, tiba-tiba Tang Xinyan menampar wajah Fu Sijing.
Tang Xinyan pernah syuting beberapa adegan tamparan sebelumnya. Ia menampar dengan cepat, hingga Fu Sijing tidak memiliki kesempatan untuk menghindar.
Rasa sakit segera datang, dan Fu Sijing tertegun. Ia melototi Tang Xinyan dengan tak percaya.
Seluruh tubuh Tang Xinyan telah dibasahi dengan air dingin. Ia menyeka tetesan air di wajahnya dan turun dari tempat tidur dengan raut wajah pucat.
Ia mengenakan baju tidur berwarna biru muda, dan rambut panjangnya yang bergelombang tergerai di belakang punggungnya. Meskipun penampilannya agak menyedihkan, namun ia masih tetap terlihat arogan.
Melihat penampilan Tang Xinyan, He Meijuan dan Fu Sijing sangat geram. Tang Xinyan tertawa sinis dan mengejek, "Kalian pikir aku tidak akan bisa melawan setelah kalian menyiram, memukul, dan memarahiku sesuka hati? Dalam enam bulan terakhir, aku bersedia menanggung itu semua karena aku mencintai Fu Sichen. Tapi mulai sekarang, aku tidak akan tahan lagi. Fu Sijing, mulai sekarang, kalau ibumu memukulku lagi, aku akan mengembalikan pukulan itu ke wajahmu!"
"Tidak tahan lagi? Apakah kau ingin bercerai?" He Meijuan berkata dengan kasar.
Jemari ramping Tang Xinyan menyingkirkan rambut yang berantakan di pipinya sambil tertawa sinis. "Ya, aku ingin bercerai!"