Chereads / Menunggumu Semasa Hidupku / Chapter 22 - Bertemu Lagi

Chapter 22 - Bertemu Lagi

Kesalahan terbesar dalam hidup Fu Sichen adalah mencintai Tang Xinyan, wanita yang suka menggoda pria lain?

Fu Sichen keluar dan membanting pintu kamar. Tang Xinyan menekan telapak tangannya sendiri dengan kukunya hingga terluka.

Kini Tang Xinyan bersandar di lemari dengan tubuh yang tak bertenaga. Pandangannya perlahan-lahan kabur.

Fu Sichen tidak pernah bertanya pada Tang Xinyan, mengapa dia memasuki industri hiburan? Waktu itu, keluarga Tang memiliki banyak hutang. Meskipun kakek Fu Sichen bersedia membantu melunasi hutang itu, namun Tang Xinyan tidak mau berhutang terlalu banyak pada keluarga Fu. Kebetulan, saat itu ada seorang manajer artis yang menemukan talentanya. Untuk membayar hutang dan menanggung biaya perawatan ibunya, ia harus menanggung semua beban. 

Dalam industri hiburan, memang ada banyak godaan, ancaman, dan bahkan jebakan.

Tapi, ia berpegang pada prinsip dan batasannya sendiri. Ditambah dengan dukungan keluarga Fu, ia tidak pernah melakukan sesuatu yang salah pada Fu Sichen.

Tapi, Fu Sichen tidak percaya padanya… 

Fu Sichen juga merasa bahwa ia pernah tidur dengan Fu Yao.

Tang Xinyan ingin mencari tahu apa yang terjadi di malam pernikahan mereka. Bukan hanya bercerai, tapi ia juga harus membersihkan nama baiknya.

Ia memiliki firasat bahwa Fu Sichen percaya ia pernah tidur dengan Fu Yao karena ulah Tang Yurou.

Tang Xinyan mandi dan berganti pakaian. Setelah itu, ia naik taksi ke panti jompo.

...….

Ibu Tang Xinyan duduk di kursi roda dan berbicara pada dirinya sendiri. Kadang-kadang ia tertawa dan tiba-tiba menangis. Kondisi mentalnya sangat buruk.

"Nona Xinyan."

Bibi Chun, yang merawat ibunya di panti jompo, menghampirinya. Ia memegang tangan Tang Xinyan dan mengerutkan alisnya. "Kepala panti jompo berkata bahwa dr. James akan datang ke Kota An bulan depan. Kalau Anda dapat menghubunginya, Nyonya bisa melakukan operasi. Mungkin Nyonya bisa kembali normal setelah operasi. Tapi, saya mendengar bahwa biaya operasi cukup mahal..."

Ada tumor di otak ibu Tang Xinyan. Sekarang tumornya telah menekan saraf. Jika tidak dioperasi lagi, mungkin ibu Tang Xinyan hanya dapat bertahan selama satu tahun.

Tang Xinyan telah keluar dari industri hiburan selama setengah tahun. Sebagian besar uang yang diperolehnya telah digunakan untuk melunasi hutang, dan sebagian untuk membayar perawatan medis ibunya. Saat ini, ia hanya memiliki uang sekitar dua puluh ribu hingga tiga puluh ribu yuan.

Di hari pernikahan mereka, ayah Fu Sichen pernah memberinya sebuah kartu debit. Ia menyimpan kartu tersebut di dalam brankas dan tidak pernah mengambil satu sen pun di dalamnya.

Ia bukan tidak ingin menggunakan uang itu, tapi ia tidak bisa.

Sebagian besar hutang keluarga Tang dilunasi oleh keluarga Fu. Ia sudah berhutang cukup banyak pada keluarga Fu.

"Bibi Chun, aku akan mencari uang untuk biaya operasi ibuku."

….. 

Dalam perjalanan kembali ke apartemennya di daerah Shanhu, Tang Xinyan menerima telepon dari Ji Jing.

"Xinyan, Sutradara Hou akan syuting sebuah film bergenre sejarah. Kupikir kau sangat cocok berperan sebagai tokoh utamanya. Apakah kau tertarik untuk mengikuti audisinya? Kalau kau terpilih, kau bisa mengambil kesempatan ini untuk kembali ke industri hiburan."

"Kak Ji, kau sungguh mengerti aku. Aku baru saja ingin menemuimu dan mengatakan rencanaku untuk kembali ke industri hiburan." Meskipun pernikahannya hancur, ia tidak boleh terus terpuruk dalam kesedihan. Ia masih memiliki kerabat, teman, dan karir.

Tiga hari kemudian.

Tang Xinyan menerima alamat audisi dari Ji Jing. Ia pergi ke Hotel Huanhai.

Saat datang ke tempat ini lagi, seketika berbagai emosi berkecamuk di dalam hatinya.

Ia kehilangan keperawanannya di sini oleh seorang pria paruh baya.

Ketika memikirkan bahwa ini adalah jebakan Fu Sichen, Tang Xinyan semakin membencinya.

Setelah memarkir mobil, Tang Xinyan hendak berjalan menuju lobi. Tiba-tiba, sebuah mobil mewah berwarna hitam menarik perhatiannya.

Jika ia tidak salah ingat, mobil Bentley ini adalah milik pria yang menciumnya di Mansion Yi malam itu… 

Manajer hotel dan beberapa eksekutif datang untuk menyambut Mo Chiwei dengan ramah.

Ketika pintu mobil terbuka, pandangan Tang Xinyan langsung tertuju pada sepasang sepatu hitam mengkilap, kemudian beralih pada celana panjang buatan tangan yang sangat halus tanpa jejak lipatan. Kedua kaki itu sangat panjang dan jenjang seperti kaki seorang model pada umumnya. Pandangan Tang Xinyan perlahan-lahan pindah ke kemeja putih pria itu. Pria itu tidak mengenakan dasi, dan dua kancing pertama di bagian lehernya terbuka. Samar-samar, Tang Xinyan bisa melihat tulang selangka yang seksi dan otot dada yang keras.

Pria itu tampak tampan, anggun, elegan, dan bersih seperti seorang bangsawan yang sempurna.

Baik penampilan maupun aura pria itu tidak dapat dibandingkan dengan orang biasa.