Ketika melihat Jiang Na'er dan Ning Fu melarikan diri dengan panik, diam-diam Tang Xinyan juga panik.
Mo Chiwei terlihat tampan, tapi juga sangat kejam dan berdarah dingin.
Ia bahkan memutar pergelangan tangan seorang wanita tanpa ekspresi.
Meskipun Tang Xinyan tidak kasihan pada Ning Fu, namun dia jadi lebih takut pada pria ini.
Tadi Tang Xinyan menyiramnya dengan segelas anggur merah. Apakah pria itu juga ingin mematahkan pergelangan tangannya?
Tang Xinyan diam-diam menyembunyikan tangannya di belakang. Dia perlahan-lahan mundur dan mencoba untuk pergi saat tidak ada yang memperhatikannya.
Setelah Tang Xinyan mundur dua langkah, Mo Chiwei menyipitkan matanya.
Jantung Tang Xinyan tiba-tiba berdegup kencang.
Bahkan meskipun Mo Chiwei hanya berdiri di sana tanpa melakukan apa-apa, auranya sangat menakutkan.
Tang Xinyan tidak berani memprovokasi Mo Chiwei lagi. Ia sedikit melembutkan suaranya. "Tuan, aku sungguh tidak bermaksud menyirammu dengan segelas anggur merah tadi. Aku melakukannya karena kau bersikap tidak sopan padaku."
Tang Xinyan berpikir bahwa pria ini terlalu berbahaya. Dia harus menjauh sesegera mungkin agar tidak berurusan dengannya lagi.
Mo Chiwei membuang sapu tangan yang sudah ia gunakan untuk menyeka telapak tangannya. Ia mengenakan jam tangan mahal di tangan kirinya. Ia memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celana. Ia menatap Tang Xinyan dengan ekspresi dingin. "Ikuti aku."
Tang Xinyan terdiam.
Mo Chiwei berjalan dua langkah ke depan, lalu melihat Tang Xinyan masih berdiri diam. Alisnya sedikit berkerut. "Ada apa?"
Suaranya sangat jernih, tapi mengungkapkan aura yang sedikit berbahaya.
Tang Xinyan menggigit bibirnya dan hendak ingin mengatakan sesuatu. Tiba-tiba, terdengar suara Mo Chiwei yang acuh tak acuh, "Aku tidak menyuruhmu untuk tidur denganku."
Tang Xinyan tidak punya pilihan. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mengikuti Mo Chiwei ke dalam sebuah kamar kosong.
Ketika tiba di kamar, Mo Chiwei duduk di sofa dan menyilangkan kakinya dengan anggun. Ia menundukkan kepalanya dan menghisap rokok.
Tang Xinyan berdiri di pintu. Ia melihat wajah tampan Mo Chiwei diselimuti asap rokok. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh pria itu.
Sekitar sepuluh menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu.
Tang Xinyan membuka pintu, dan seorang pria muda berwajah tampan menyerahkan sebuah kantong padanya. "Ini kemeja Tuan Mo."
Setelah selesai berbicara, ia cepat-cepat pergi.
Tang Xinyan langsung mengerti tujuan Mo Chiwei.
Ia mengeluarkan kemeja putih buatan tangan dari kantong itu dan berjalan ke Mo Chiwei. "Ini pakaian Anda."
Mo Chiwei memadamkan rokoknya dan berdiri dari sofa.
Alih-alih mengambil kemeja itu dari tangan Tang Xinyan, ia hanya menatapnya. "Bantu aku pakai ini."
Tang Xinyan mengomel dalam hatinya, 'Kenapa kau memintaku menggantikan pakaianmu? Bukankah kau mempunyai tangan?'
"Bolehkah aku pergi setelah mengganti bajumu?" Tang Xinyan menatap Mo Chiwei.
Ketika mereka saling bertatapan, Tang Xinyan semakin tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh Mo Chiwei.
Setelah ditatap dari jarak dekat, napas Tang Xinyan menjadi sedikit tidak stabil.
Ia tahu bahwa itu tidak ada hubungannya dengan cinta.
Ia tahu bahwa ada banyak pria yang bisa membuat orang panik hanya dengan sebuah tatapan.