Tang Xinyan melepaskan kancing bajunya satu per satu, sehingga memamerkan kulit yang putih dan mulus.
Lehernya indah, dan pinggang serta kakinya juga ramping. Tubuhnya benar-benar sangat bagus dan mulus.
Dia mengenakan satu set pakaian dalam berwarna hitam. Berpadu dengan kulit putihnya, pakaian dalam itu membuat Tang Xinyan tampak sangat menggoda.
Mo Chiwei menelan air liurnya, dan Tang Xinyan terus membuka pakaiannya.
Saat melihat Mo Chiwei masih tidak merespon, Tang Xinyan berdiri dan berjalan menghampirinya.
Ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Mo Chiwei dan membenamkan wajahnya di dada Mo Chiwei. "Apakah kau seorang pria? Jelas kau..."
Suaranya sangat lembut hingga membuat hati Mo Chiwei bimbang.
Mo Chiwei tahu bahwa obat yang dicampur dalam anggur merahnya mulai bekerja.
Tangan Tang Xinyan masuk ke dalam jubah mandi Mo Chiwei dan perlahan-lahan meluncur ke bawah dadanya. Ketika hampir menyentuh bagian yang 'berbahaya', Mo Chiwei menggenggam pergelangan tangannya dan menatapnya dalam-dalam, "Apakah kau serius?"
Tang Xinyan mengangkat pandangannya yang berkabut, dan bulu matanya yang panjang bergetar. "Memangnya kenapa? Apakah kau tidak bisa melakukannya?"
Mo Chiwei melonggarkan pergelangan tangannya dan mencubit rahang bawah Tang Xinyan. Ia menundukkan kepalanya dan langsung mencium bibir Tang Xinyan.
Ia mencium bibir Tang Xinyan dengan sangat kuat, ganas, dan bahkan tidak memberinya kesempatan untuk mengambil napas.
Kepala Tang Xinyan sangat pusing, sehingga dia tidak bisa berpikir jernih.
Kakinya yang ramping melingkari pinggang Mo Chiwei.
Mo Chiwei menjauhi bibir Tang Xinyan dan bertanya dengan lirih, "Apa ini pertama kalinya bagimu?"
Tang Xinyan mengangguk. "Iya, aku masih perawan."
Mo Chiwei menggendong Tang Xinyan dan berjalan ke tempat tidur yang besar.
Dia meletakkan Tang Xinyan di tempat tidur, dan kemudian tubuhnya menekan tubuh Tang Xinyan dengan kuat.
Tang Xinyan merasa seperti sedang berada di gunung berapi dan membutuhkan banyak es untuk menghilangkan sumber panas di tubuhnya...
Beberapa saat kemudian, perlahan-lahan ada rasa sakit yang melandanya. Karena tak tahan, dia pun menggigit Mo Chiwei.
Mo Chiwei merasa kesakitan oleh gigitan Tang Xinyan, kemudian ia bekerja lebih keras untuk melampiaskan rasa sakit itu.
Setelah selesai, Mo Chiwei berbalik badan dan berbaring di sebelah Tang Xinyan. Ia hendak merapikan helaian rambut di pipi Tang Xinyan. Tiba-tiba, Tang Xinyan bergumam, "Sichen, mari kita hidup bersama dengan bahagia..."
Mo Chiwei berhenti bergerak. Ia berdiri dengan ekspresi dingin, lalu mengenakan jubah mandinya dan merokok di balkon.
...
Keesokan harinya...
Tang Xinyan bangun tidur dengan kepala yang masih terasa sakit.
Ia membuka kelopak matanya perlahan-lahan. Cahaya terang bersinar melalui jendela. Ia mengangkat tangannya dan menghalangi sinar tersebut.
Kemudian dia berdiri dari tempat tidur. Tubuhnya terasa sakit dan pegal.
Tiba-tiba selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh. Tang Xinyan menundukkan kepalanya dan melihat tanda merah membekas di kulitnya. Dia tertegun sesaat, dan kemudian tersenyum.
Meskipun tidak ingat semua yang terjadi tadi malam, tapi dia tahu bahwa dia telah memberikan keperawanannya pada Fu Sichen.
'Setelah kejadian tadi malam, Sichen harusnya percaya bahwa aku masih perawan, kan?' pikir Tang Xinyan.