Setelah mandi, Tang Xinyan berkeliling kamar, namun dia tidak menemukan sosok Fu Sichen di sana.
Ia menghubungi nomor Fu Sichen, namun juga tidak ada yang menjawab.
Ia memiliki firasat buruk di hatinya. Mereka berdua sudah menikah selama setengah tahun, dan semalam akhirnya mereka bercinta untuk pertama kalinya. Tapi, kenapa Fu Sichen pergi tanpa pamit?
Tang Xinyan dan Fu Sichen sudah berteman sejak kecil, jadi hubungan mereka sangat baik. Enam tahun yang lalu, kakek Fu Sichen sakit parah. Sebelum meninggal, kakek Fu Sichen ingin melihat Tang Xinyan dan Fu Sichen menikah. Akhirnya mereka berdua pun mewujudkan keinginan kakek Fu Sichen.
Tapi setelah menikah, perilaku Fu Sichen berubah total. Selain tidak pulang ke rumah mereka, bahkan ada kabar buruk tentang Fu Sichen yang beredar di luar.
Tang Xinyan percaya bahwa itu hanya sekedar gosip, dan Fu Sichen tidak akan mengkhianati pernikahan mereka. Dia tidak pernah bertengkar dengan Fu Sichen. Dia melakukan perannya sebagai istri dengan baik. Dia juga memberi Fu Sichen kepercayaan dan rasa hormat seperti istri pada umumnya.
Tadi malam, Fu Sichen berinisiatif untuk menelepon Tang Xinyan dan memesan kamar dengan pemandangan laut dan berdekorasi romantis. Tang Xinyan percaya bahwa ini adalah titik balik menuju kehidupan pernikahan yang lebih bahagia.
Tang Xinyan tidak ingin berpikir lebih jauh lagi. Dia mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan kamar tersebut.
Ia berjalan memasuki lift. Begitu pintu lift tertutup, muncul dua sosok ramping di lift sebelah kanan.
Mo Chiwei berjalan di depan. Ia meletakkan satu tangannya di saku celananya. Hari ini, ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang berwarna hitam. Ia berambut pendek dan berwajah tampan. Tak ada satu pun kekurangan di tubuhnya.
Sesampainya di depan pintu kamar presidential suite, ia menggesek kartu kunci pintu. Ketika pintu terbuka, asisten di belakangnya menyerahkan sebuah kantong belanja. "Presiden Mo, ini adalah gaun yang Anda minta untuk dibeli."
Mo Chiwei mengambil kantong tersebut. Tapi begitu memasuki kamar, ia mendapati bahwa wanita itu telah pergi. Dia sedikit memicingkan matanya dan berkata dengan nada rendah, "Carilah informasi tentang wanita yang diantar ke kamarku tadi malam."
"Baik."
…..
Tadi malam, Tang Xinyan tidak makan apa pun, dan bahkan ia telah menghabiskan banyak energi, jadi sekarang ia sakit maag lagi.
Setelah mengkonsumsi obat maag, ia pergi ke rumah sakit.
Ia memarkir mobil dan berjalan ke lobi rumah sakit untuk mengantri di loket pendaftaran.
Percakapan antara dua gadis di depannya menarik perhatiannya.
"Aku baru saja melihat Tang Yurou di departemen kebidanan dan ginekologi. Dia datang bersama tunangannya. Ya Tuhan, tunangannya sangat tampan. Mereka berdua benar-benar sangat cocok."
"Tang Yurou tampaknya sedang hamil. Aku melihat dia memegang mulutnya dan muntah beberapa kali."
Dulu, sebelum memiliki Tang Xinyan, orang tua Tang Xinyan mengadopsi Tang Yurou dari panti asuhan. Setahun kemudian, akhirnya ibu Tang Xinyan mengandung seorang bayi, yaitu Tang Xinyan itu sendiri. Ketika masih kecil, Tang Xinyan selalu menganggap Tang Yurou seperti kakak kandungnya sendiri dan selalu berbagi dengannya.
Tapi sejak ayahnya meninggal dalam kecelakaan mobil lima tahun yang lalu, ibunya menjadi seperti orang gila, dan perilaku Tang Yurou juga berubah total.
Mungkin saja dia tidak berubah, hanya saja menunjukkan watak aslinya.
Setiap kali Tang Xinyan menyukai atau mencintai sesuatu, Tang Yurou pasti juga ikut menyukai hal yang sama.
Kini keduanya putus hubungan karena Tang Yurou mencoba merayu Fu Sichen.
Untuk menunjukkan kesetiaannya pada Tang Xinyan, Fu Sichen mengirim Tang Yurou ke luar negeri sebelum mereka menikah.
Tang Xinyan benar-benar tidak tahu kapan Tang Yurou kembali ke dalam negeri.
Terlepas dari semuanya, mereka tetaplah saudari. Karena ingin melihat penampilan tunangan Tang Yurou, Tang Xinyan pun langsung pergi ke departemen kebidanan dan ginekologi.
Setelah mencari-cari, akhirnya dia menemukan Tang Yurou... dan seorang pria di sampingnya.
Ternyata, pria itu adalah suaminya sendiri, Fu Sichen.
Tang Xinyan melihat Fu Sichen memeluk Tang Yurou dengan lembut dan menyentuh rambutnya dengan penuh kasih sayang. Sontak raut wajah Tang Xinyan langsung berubah.