Keesokan harinya, penjara kami dibuka satu per satu. Tangan kami diikat dan dibawa ke tepi tebing yang sangat tinggi dan curam. Ternyata, hari ini adalah hari eksekusi untuk kami semua. Kupandangi wajah kakak, paman dan nenekku. Terlintas wajah ketakutan dalam raut mereka.
Pengawal pun menarik rambutku dengan kuat dan meletakkanku di tepi tebing sambil berkata, "Kau yang pertama! Jatuhkan dirimu!" teriak pengawal itu. Penghakiman kami ini hanya disaksikan oleh anak Raja, sebagai pemimpin eksekusi dan para pengawal kerajaan Negeri Dark Light.
Aku memandang ke bawah tebing tanpa rasa gentar, lalu aku memandang ke arah Pemuda tampan itu. Ia menatapku tanpa berkedip sambil memegang samurai di tangannya. Lalu dengan gerak mulut, aku berkata padanya, "A KU MEN CIN TA I MU". Seketika matanya mulai berkaca-kaca dan menjatuhkan samurainya ke tanah. Sementara itu pengawal tadi berteriak, "Jatuhkan sekarang!!". Akupun menutup mataku dan membayangkan wajah orang tuaku, dan entah apa yang terjadi saat itu, tiba-tiba ada yang menarik bajuku dari belakang dan aku terjatuh didalam pelukan orang itu.
Aku membuka mataku secara perlahan dan melihat sepasang mata berwarna cokelat muda sedang menatapku. Ternyata, Pemuda itu menyelamatkanku. Ia lalu melepas tali yang mengikat tanganku dan berkata kepada para pengawalnya, "Aku tidak akan menghukum mereka hari ini. Aku yang akan menjelaskan kepada Ayahanda tentang masalah ini" kata Pemuda itu dengan tegas.
Akhirnya, para pengawal melepas tali pengikat tangan kakak, nenek dan pamanku, lalu pergi meninggalkan kami. Akupun langsung berlari ke arah keluargaku dan memeluk mereka. Pecahlah tangisku saat itu. Lalu kakak, nenek dan pamanku masih tetap harus dimasukkan ke dalam penjara. Mereka bertiga terpaksa harus meninggalkan ku di tepi tebing itu.
Aku hanya bisa memandangi mereka pergi menuju penjara. Tiba-tiba Pemuda itu memanggilku, "Kemarilah.." katanya padaku. Aku lalu berdiri dan mendekatinya. Di tepi tebing itu hanya ada aku dan dia. "Apa yang kau lakukan?" tanyaku padanya. Namun, ia menjawab, "Namaku Four, aku Pangeran Four dari Negeri Dark Light" jawabnya sambil tersenyum. "E..e.. Aku Alisca dari Negeri Symphoni" jawabku agak gugup.
Lalu aku menanyakan pertanyaan yang pertama untuk kedua kalinya, "Apa yang telah kau lakukan Four?" tanyaku penasaran. Tiba-tiba, ia langsung memelukku sambil menepuk-nepuk bahuku dengan tujuan untuk menenangkan ku, katanya, "Tenanglah, aku hanya menyelamatkan mu" jawabnya polos.
Akupun langsung menangis, karena sebenarnya adalah aku tidak mencintainya, aku hanya pura-pura saja, agar ia mau menyelamatkan ku dan keluarga ku. Aku langsung kembali memeluknya dengan sangat erat. Aku merasa kasihan padanya karena aku telah berbohong. Tapi, aku harus tetap melakukannya untuk keluargaku.
*. *. *.