Chereads / WOLFY (Humankeeper) / Chapter 21 - PART 21-You're My El dorado

Chapter 21 - PART 21-You're My El dorado

Bram: "Kau yakin?" Ares mengangguk.

Ares: "Dari tanda-tandanya, tampaknya memang betul Emma yang membunuh manusia itu, saat demon memasuki tubuhnya." Erebus menatapnya dan tampak memikirkan sesuatu.

Erebus: "Tidak mudah bagi demon untuk bisa menemukan tubuh manusia yang pas, yang bisa menerima kekuatan demon. Kau tau, beberapa kejadian demon mencoba memasuki tubuh manusia, namun biasanya manusia itu akan meninggal beberapa saat setelah demon memasuki tubuh mereka karena tubuhnya tak bisa menahan kekuatan demon. Manusia yang meninggal dengan tanda-tanda darah keluar dari mata dan telinga. Emma.. kurasa ada sesuatu yang tidak kita ketahui tentangnya."

Bram: "Jika demon merasa cocok dengan tubuh yang dimasukinya, ada kemungkinan dia akan mencari tubuh itu dan memasukinya lagi. Manusia yang dirasuki demon terlalu lama, bisa menurunkan karakter demon yang memasukinya. Dia bisa menjadi penjahat yang menikmati menyiksa makhluk lain, atau menjadi gila harta, dipenuhi rasa iri dengki, tergantung dari karakter demon yang masuk."

Cyclop: "Kalau begitu, kita harus berada di dekat Emma, siapa tau demon itu akan masuk lagi. Tapi.. dia.." Ia melirik Wolfy yang duduk diam dengan wajah tegang.

Gaia: "Dia tetap ingat kita, hanya Wolfy saja. Jadi kita bisa lebih sering berkunjung menemuinya. Hanya saja, di kantornya.. apakah ada seseorang yang bisa membantu menjaganya di district itu?"

Wolfy: "Biarkan aku masuk ke perusahaannya, aku akan mengawasinya." Semua menatapnya terkejut dengan ide yang dikeluarkan Wolfy.

Bram: "Pasti ada yang bertugas di district itu, aku akan minta tolong pada mereka."

Wolfy: "Biar aku yang menjaganya. Aku tak akan tenang jika aku tak mengawasinya sendiri. Please.." Bram dan Gaia saling menatap, Gaia mengangguk menyetujui ide itu.

----------------------------------------------------------------------------------------

Clio: "Jadi kau yang masuk ke district ini untuk menjaga gadis demon?"

Wolfy memberi senyum datar dan mengangguk. Clio berambut panjang dan keriting dengan jubah merah. Mahkota yang terbuat dari dedaunan tersemat di atas kepalanya. Matanya berwarna kuning pucat, tampak sangat berbeda dengan human keeper lain.

Enyo: "Kau bisa fokus mengawasinya. Ingat, jangan tampak mencolok Wolf. Kontrol dirimu sendiri, jangan melakukan sesuatu yang mencolok seperti warna mata yang berubah, atau memunculkan taring dan cakar. Kau bisa disangka hewan yang menjelma." Wolfy tersenyum dan mengangguk lagi.

Enyo berambut merah panjang dengan gaun pendek putih, pedang besarnya menjelaskan bahwa ia adalah seorang penebas demon. Wolfy kemudian menebak Clio adalah pengontrol demon.

Wolfy: "Kau jelas penebas demon, lalu apa kau.. pengontrol demon yang bisa menghipnotis mereka?" Clio tersenyum senang.

Clio: "Pintar sekali kau Wolf! Yes, aku adalah pengontrol. Aku memiliki kekuatan melihat history demon sehingga aku tau perasaan yang ampuh untuk membuatnya K.O!"

Enyo: "Gadis demon mengarah kesini." Ia berbisik pelan saat melihat Emma yang baru saja berbelok dan berjalan ke arah mereka.

Wolfy menoleh perlahan ke arah wangi peppermint yang tercium olehnya. Emma berjalan dengan memegang berkas di tangannya, tatapannya bertemu dengan mata Wolfy untuk beberapa saat, kemudian ia mengalihkan pandangannya ke depan, berjalan melewati Wolfy seolah tak pernah bertemu atau mengenal Wolfy sebelumnya. 'Ramuan itu sungguh bekerja." pikir Wolfy.

Dua minggu berlalu dengan baik tanpa kemunculan demon itu, Wolfy terus mengawasi dari kejauhan. Ia pun menaiki bus yang sama dengan Emma dan duduk di belakang agar Emma tidak menyadarinya. Kebiasaan Emma mendengarkan lagu dengan earphone dan membaca komik dari handphone membuat Wolfy mengawasinya dengan mudah tanpa di curigai.

Setelah pulang kerja, Emma juga sering berolahraga lari di taman apartemen sambil mendengar lagu dengan earphone. Wolfy mengawasi Emma yang menjalani hidup normalnya sebagai manusia biasa, ia pun berpura-pura berolahraga lari. Suatu hari Emma berhenti berlari dan berbalik arah untuk kembali ke unit apartemennya, membuat Wolfy yang berjalan beberapa meter di belakangnya terhenti tiba-tiba. Emma hanya melewati Wolfy begitu saja tanpa mengenalnya.

Gaia: "Friday night! waktunya kita berkumpul :D" Emma tersenyum membaca message itu. Ia segera membereskan mejanya dan beranjak pergi untuk bertemu teman-temannya setelah jam pulang kantor.

Gaia: "Emma Emma! Disini!" Gaia melambaikan tangannya, ia sudah duduk bersama Cyclop dan Satyr.

Emma: "Hai Gaby! Sato, Cyclo!" Mereka melakukan tos, namun wajah Satyr dan Cyclop tampak terkejut dengan nama panggilan itu. Cyclop menatap Gaia dengan wajah sedih, Gaia hanya mengangguk memberi isyarat ia mengerti dengan perasaan Cyclop, Emma melupakan semua hal tentang human keeper dan memanggil mereka dengan nickname manusia mereka.

Gaia: "Aku mengajak orang lain har ini."

Emma: "Oh ya? Siapa? Mana?"

Gaia: "Ah itu mereka!" Ia melambaikan tangannya.

Satyr: "What?! Why? Kenapa kau ajak mereka?!" Satyr melakukan protesnya dengan berlebihan saat melihat siapa yang datang.

Ares: "Hei, kenapa kau tidak suka dengan kedatanganku?!" Gaia tertawa melihat pertengkaran yang seperti anak kecil itu.

Ares: "Hai, apa kau ingat aku?" Ares menyodorkan tangannya menyalami Emma.

Emma: "Ya, tampaknya familar. Apa kau.."

Gaia: "Tetanggamu. Dia tinggal di apartemen juga." Emma membuka lebar bibirnya dan mengangguk canggung.

Ares: "Kenalkan, ini Wolfy." Ares memperkenalkan Wolfy yang datang bersama dengannya.

Emma: "Oh hai, Emma." Mereka bersalaman saling berkenalan.

Wolfy: "Wolfy." Suasana menjadi agak canggung karena mereka memandang Emma dan Wolfy yang bersalaman, seperti benar-benar baru pertama kali bertemu.

Cyclop: "Ah.. aku benci lelaki ini. Selalu serius dan membuat suasana jadi mendadak suram." Wolfy melirik tajam kepadanya, berjalan ke kursi melewati Cyclop dan menjambak rambut Cyclop sambil lalu.

Cyclop: "AW!! Aish, kau selalu menyebalkan." Cyclop menatap kesal Wolfy yang duduk di sampingnya. Ares pun ikut duduk di samping Emma.

Satyr: "Kenapa kau membawa dua makhluk ini Gaby?! Kau membuat suasana menjadi tak menyenangkan!"

Ares:" Hei! Apa salahku?!"

Gaia: "Aku dan Ares pacaran." Semua menatapnya kaget dan terdiam beberapa saat. Ares menatapnya sambil menahan tawa melihat ekspresi teman-temannya yang kaget dengan berita itu.

Ares: "Terima kasih." Ares dan Gaia saling berpegangan tangan dan tersenyum geli.

Emma: "Ehmm.. apa aku harus bertukar kursi agar tak menganggu kemesraan kalian di tengah-tengah?" Emma menatap canggung kedua tangan yang saling berpegangan di depannya sementara ia duduk diantara Ares dan Emma.

Ares: "Terima kasih atas pengertiannya." Ares mengangguk dan tersenyum lebar. Mereka pun bertukar tempat duduk, dan Emma duduk di seberang Wolfy.

Emma: "Tampaknya kalian saling kenal, Cyclo?" Emma menatap Wolfy dan Cyclop bergantian.

Cyclop: "O..Oh ya, dia teman sekampus, anak teknik industri." Cyclop menjawab dengan gugup, semua mata membelalak saat ia memberi tahu jurusan Wolfy.

Emma: "Oh ya? Aku juga jurusan teknik industri. Tapi Aku tak pernah melihatmu."

Wolfy: "Oh, mungkin karna aku sering bolos, jadi kita tak pernah bertemu." Wolfy berusaha tampak tenang saat menjawab.

Cyclop: "Ya ya! Dia emank berandal kampus, kau tak akan mengenalnya." Wolfy menatap kesal ke arah Cyclop, Emma tertawa kecil dan mengangguk. Semua tampak lega saat Emma tak tampak curiga.

Mereka menghabiskan waktu mengobrol hingga malam. Wolfy tersenyum melihat Emma yang tertawa bahagia mendengar jokes dari Cyclop dan Satyr. Mereka memutuskan untuk pulang setelah jam sebelas.

Ares: "Aku akan mengantar pacarku. Emma, kau bisa pulang dengan Wolfy. Dia juga tinggal di apartemen, jadi kalian searah."

Emma: "Oh, ok." Emma menatap Wolfy dan memberi senyum canggungnya.

Satyr: "Bye Guys! See ya!" Mereka pun berpamitan.

Wolfy dan Emma pulang bersama dengan bus angkutan umum. Emma tak banyak bicara dan tampak tidak terlalu peduli dengan Wolfy. Ia masih merasa canggung karena baru kenal dan ia pun tak berusaha mencari bahan pembicaraan. Ia mengeluarkan earphone, dan menyodorkan salah satu earphone ke Wolfy.

Emma: "Mau dengar lagu?" Wolfy mengambil sebelah earphone dari tangan Emma dan memakainya di telinga kanannya.

Emma pun memasang earphone di telinga kirinya dan memutar lagu All i do dari Liimo. Ia bersenandung sambil melihat ke arah jalanan. Wolfy mendengar lagu itu sambil terus memandang Emma. Ia tersenyum kecil sambil berpikir, 'sepanjang waktu aku selalu menjadi pusatmu dan selalu menjadi seseorang yang kau sukai. Aku jadi terbiasa denganmu yang tergila-gila padaku, dan merasa asing dengan perasaan ini. Perasaan saat kau tak peduli padaku, bahkan tak mengenalku.'