Putra harus cepat menyelesaikan masalah kesepakatan dengan Rania agar bisa segera menemui Imelda...
Paman Anggo mengatakan bahwa Imelda sudah mulai ada perkembangan... Dokter Zain yang menangani Imelda terus memberikan stimulus dengan cara mengajak Imelda berbicara tiap harinya, dan membuat Imelda mulai merespon dengan sentuhan...
Nona Shanty, bagaimana dengan penawaran yang saya berikan tadi?
"Maaf Tuan Putra, Nona Rania mau membahasnya secara langsung"
Bukankah saya sudah katakan, silahkan di tanda tangani jika sepakat. Jika tidak maka silahkan mengajukan tuntutan...
"Ada beberapa pasal yang ingin ditanyakan langsung oleh Nona"
Fotokan saja, nanti saya akan jelaskan via tulisan agar lebih jelas.
"Baiklah Tuan, akan saya sampaikan dengan Nona Rania terlebih dahulu"
Tiba2 hp Putra berbunyi, Putra ada hal penting yang harus saya selesaikan di perusahaan. Saya berharap urusan dengan Rania bisa selesai dalam satu dua hari ini...
Baik Tuan, akan saya usahakan...
Tuan Anggo bolehkah saya melakukan Video Call? Saya ingin berkomunikasi dengan Imelda...
Baiklah, setelah dokter Zain menyelesaikan therapynya saya akan menghubungimu...
Terima kasih banyak Tuan Anggo...
Putra mengirim pesan kepada Manajer Rania...
Aku hanya punya waktu 1 hari setelah itu akan kembali, jika kalian tidak menandatangani penawaran tersebut berarti kami anggap kalian menolak penawaran yang kami berikan...
Malam itu Putra hendak mencari sebuah hadiah untuk Imelda, dia pergi berjalan ke daerah Orchid dan membeli sebuah gelang dengan lonceng di ujungnya... Mungkin jika Imelda mendengar bunyi lonceng dari gelang itu bisa membantu menstimulus pendengarannya... Karena Putra yakin, Imelda hanya tertidur karena mimpi panjangnya...
Tuan Anggo melakukan VideoCall padanya, Putra langsung masuk ke sebuah Cafe agar bisa duduk dan memasang earphonenya...
Selamat malam Tuan Anggo!!
Apakah kamu bisa meihat jelas Imelda? Tanya Tuan Anggo
Putra meneteskan air mata tanpa dia sadari...
Saya tinggal di sini ya teleponnya, kamu bisa berbicara santai padanya ucap tuan Anggo...
Terima kasih Tuan...
Hay Melda, gimana kabarmu?? Putra berbicara sambil tersenyum ke arah Imelda...
Kamu kelihatan kurusan, padahal kita baru berpisah 1 minggu...
Kapan kamu mau bangun dari mimpi panjangmu? Tidakkah kamu ingin duduk santai sambil mendengarkan deburan ombak denganku... Dan aku berjanji akan membantumu memecahkan teka teki tidurmu??
Aku berjanji akan memanggilmu Melda jika kamu sadar nanti, selain urusan perusahaan aku akan tetap mendampingimu... Bangunlah Melda, aku di sini merasa kesepian... 1 minggu tidur mendampingimu membuat malam2 ku kini jadi sepi, bahkan aku tidak bisa tidur karena kamu terus muncul dalam mimpiku.. Hingga aku tak sanggup menutup mata ini kalau ingat kamu...
Maafkan aku karena tidak menjagamu dengan baik, sampai kamu menjadi seperti ini sekarang...
Aku berjanji akan menyelesaikan pekerjaan di sini dengan cepat agar bisa menemuimu...
Dan kamu harus berjanji, kamu harus bangun kalau aku datang ke sana menemuimu...
Tiba2 monitor disamping tempat tidur Imelda berbunyi keras, beberapa perawat berdatangan dan seorang Doker berperawakan tinggi berkacamata masuk ke kamar Imelda...
Imelda teriak Putra, apa yang terjadi... Putra berteriak sampai orang2 di cafe itu melihatnya...
Tuan, saya dokter Zain. Sepertinya Nona Imelda memberikan respon yang baik, tapi mungkin karena sesuatu hal responnya membuat tekanan denyut jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Saya akan memeriksa beberapa hal, Tuan silahkan tetap berbicara pada Nona Imelda...
Imelda, kamu harus pegang janji ya... Aku sudah berjanji padamu, dan aku anggap responmu ini merupakan persetujuan janjimu padaku... Tuan anda bisa lihat tangan Nona Imelda mulai bergerak, saya akan melakukan pemeriksaan fisiknya...
Putra, Imelda sedang dilakukan pemeriksaan... Saya akan menghubungimu lagi ujar Tuan Anggo...
Baiklah Tuan!!
Putra segera kembali ke Hotel, tanpa menghiraukan tatapan orang di Cafe padanya... Dia sungguh gelisah sudah hampir 2 Jam dari teleponnya tadi tapi Tuan Anggo belum menghubunginya kembali...
Tiba-tiba manajer Rania meneleponnya...
Selamat Malam Nona Shanty...
It's me Rania...
Ada keperluan apa Nona menelepon saya malam2 begini?
Aku ingin kita bertemu... Hanya sekali ini saja, Putra... Tolonglah...
Maaf Nona, ada panggilan masuk...
Putra segera mematikan telepon Rania dan segera menghubungi Tuan Anggo kembali...
Malam, Tuan... Maafkan saya tadi saya sedang menerima telepon dari manajer Rania Putri...
Bagaimana perkembangannya ??
Sampai hari ini belum ada kesepakatan Tuan!!
Baiklah, aku serahkan padamu. Kamu pasti tau kan apa yang harus dilakukan jika dia tidak menerima penawaran kita?
Siap Tuan...
Imelda mulai memberikan respon baik, tadi sudah dilakukan pemeriksaan syaraf dan otot Imelda. Dokter Zain ingin kamu tetap berbicara padanya besok. Saya akan menghubungi kamu lagi besok pada saat Imelda di Theraphy...
Baiklah Tuan...
Putra merasa lega mendengar Imelda sudah mulai membaik, besok dia harus mengundurkan jadwal untuk mengambil berkas penawaran pada Manajer Rania...
Dia akan memastikan therapy Imelda selesai baru akan menuju ke Rumah Sakit...
Putra memesan pesawat lusa menuju Negeri Jiran, karena Nyonya Zen dan Tuan Anggo akan kembali ke Indonesia.
Sedangkan di rumah sakit Rania betul2 merasa frustasi karena Putra sama sekali tidak mau berbicara padanya... Sia2 aku menunggu seperti ini, aku besok akan mendatanginya. Cari informasi di hotel mana Putra menginap kata Rania pada Shanty...
Ini tidak benar Nia, kita sudah bertahan selama ini untuk mendapat simpati netizen kalau sampai ada yang tau bahwa kamu baik2 saja setelah kejadian tersebut maka akan menghancurkan nama baikmu...
Aku sudah tidak perduli Shanty, jika kali ini aku tidak bisa berbicara sama Putra maka perjuanganku selama 3 tahun ini sia2... Dan ini satu2nya kesempatan buat ku...
Baiklah jika ini adalah pilihanmu, Putra menginap di Orchard Hotel dan akan kembali besok lusa. Besok aku akan mengurus kepulanganmu dari RS setelah itu kita ke Orchard Hotel untuk menginap dan kembali ke Indonesia besoknya.
Terima Kasih Shanty....
Semalam Putra tertidur lelap setelah menerima telepon dari Tuan Anggo. Setelah sempat renang dan NgGym, Putra sarapan karena dia harus stand by kalau-kalau Tuan Anggo menghubunginya.
Di ambilnya beberapa potong buah dan susu, tiba2 ada video call dari Nyonya Zen...
Selamat pagi Nyonya...
Bagaimana kabarmu Putra?
Saya sehat nyonya, bagaimana dengan Nona?
Sekarang saya sedang bersama dokter Zain, ada beberapa hal yang akan dijelaskan padamu.
Morning Mr. Putra...
Morning Doctor...
Sungguh suatu mukjizat pagi ini Imelda mulai membuka matanya, walau pun masih dalam pandangan kosong... Tapi setidaknya, she is come back...
Putra tidak bisa menahan air matanya yang menetes tanpa dia sadari...
Tiba2 Rania sudah duduk di depannya...
Putra tidak melirik Rania sedikit pun, dia hanya melihat ke Ipad nya...
Kami sudah memasang beberapa alat pada tubuhnya, untuk membaca respon. apakah kamu bisa mengajaknya berkomunikasi sekarang?
Of Course, dimana Imelda?
Hay Sweety, apa kabarmu hari ini?
Semalam aku tidur nyenyak sekali setelah berbicara denganmu, padahal hampir 1 minggu aku di sini tidak bisa tidur dengan nyenyak karena kepikiran kamu. Terima kasih karena kamu sudah membuat aku sangat tenang semalam...
Tunggu aku ya, besok aku akan langsung menemuimu... Kamu tenang saja, semua pekerjaan di sini berjalan dengan sangat baik. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan...
Kamu ingat janjimu kemarin padaku kan??
Aku akan selalu memegang janjiku padamu, akan selalu mendampingimu bagaimana pun kondisinya!!
Kamu ingin bertemu sama Chan kan? Aku akan mengubungi Chan dan mengajaknya ke tempatmu... Chan pasti sangat senang kamu mencarinya, bagaimana pun Chan sudah seperti kakak bagimu mana mungkin aku marah kalau dia sangat menyayangimu...
Tunggu aku ya!!
Putra... Sepertinya Imelda sangat menikmati pembicaraan kalian dan dia memberikan respon yang baik dengan beberapa kali mengedipkan matanya... dan mukanya sudah mulai mengeluarkan ekspresi walau hanya dengan kerutan di alis...
Thank You Doctor Zain...
Apakah kita bisa meneruskan therapy hari ini?
Tentu bisa, anytime jika itu untuk Imelda...
Baiklah, kami akan memasangkan beberapa alat tambahan. Saya akan tutup dulu teleponnya...
Baiklah... See You...
Putra meneruskan me makan buahnya dan meminum susunya... Dan berdiri meninggalkan Rania...