Chereads / CEO Dadakan / Chapter 4 - Pertemuan

Chapter 4 - Pertemuan

pagi-pagi sekali Mr. Anggo sudah berada di rumah Imelda... Sambil menunggu, dia menyiapkan dokumen untuk Imelda bawa... Tidak ada yang tau, penolakan seperti apa yang akan diterima Imelda ketika rapat nanti.. Dia masih sangat muda, dan sama sekali belum pernah terjun ke bisnis ayahnya... Anak sederhana ini punya cita2nya sendiri, dan harus dipendam ketika ayahnya meninggal...

"Pagi paman, Pagi Ibu"

kamu sudah siap nak, tanya ibu...

"Insha Allah bu, Imelda siap"

Makan dulu roti dan susu mu, ibu sudah siapkan... Pergi dalam keadaan perut kosong tidak baik nak...

"sebenarnya perutnya tidak merasa lapar, karena Imelda merasa gugup sekarang, tapi menolak ibunya dia merasa kasihan"

digigitnya sepotong roti diatas meja, lalu diminumnya seteguk susu...

Ayo paman, ibu kita berangkat sekarang...

Paman!!! Apakah orang yang mendampingiku akan ada d kantor hari ini???

Ya tentu saja, dia sudah menunggumu dari tadi pagi... Mungkin dia juga gugup karena harus melayani putri orang yang sangat dia hormati...

Hmmm.... apakah paman yakin padanya??? Selagi ayahmu meyakini itu, aku pun akan meyakininya...

Tapi.... apakah mungkin dia tidak akan berkhianat???

Semua kemungkinan pasti ada nak, tapi paman yakin padamu... Kamu anak yang pintar, dan kamu pasti bisa merasakan jika dia berkhianat padamu... paman akan selalu berada di sampingmu, jadi kau harus percaya diri ya...

Imelda mengangguk sambil tersenyum, walaupun perasaannya berkecamuk di dadanya sulit di hindari...

"Selamat datang nona Imelda, seorang laki2 berumur 28 tahun membukakan pintu... Perkenalkan nama saya Eka Putra, saya yang akan mendampingi nona selama masa belajar di kantor ini... Semoga nona berkenan!!!

Ternyata lelaki ini masih sangat muda, dan perawakannya sunggu kekinian... Salam kenal kembali, siapa saya harus memanggil tuan??

" Maaf nona, jangan memanggil saya Tuan... silahkan nona panggil saya senyaman nona, di sini orang2 mengenal saya dengan nama Eka"

"baik, saya akan memanggil tuan dengan nama Putra saja, karena saya anti mainstream, saya tidak suka memanggil sama seperti orang lain, tuan orang spesial bagi ayah saya, jadi saya akan memanggil tuan dengan panggilan Putra"

"mohon agar nona jangan memanggil saya Tuan, saya tidak pantas dipanggil seperti itu nona"

"Kalau begitu jangan panggil saya nona, umurmu dan saya jelas jauh berbeda... dan saya lebih muda dari mu"

"dasar kekanakan pikiran Putra, tapi nona... Nona adalah penerus di perusahaan ini, nona harus terbiasa dengan sebutan seperti itu, suka dan tidak suka... saya tetap akan memanggil nona"

Ibu dan Paman Anggo hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua...

"Baiklah, kamu adalah pendampingku, itu isi wasiat ayahku, disana tidak ada menyebutkan statusmu sebagai bawahanku... Di kantor kamu boleh memanggilku nona, tapi jika kita sedang diluar kantor cukup panggil aku Melda, sama seperti ayah, ibu dan paman Anggo memanggilku... "

Saya usahakan nona jawab Putra sopan...

Silahkan masuk nyonya besar, tuan Anggo dan Nona... Rapat pemegang saham akan dilaksanakan pukul 10.00, kita akan menunggu diruangan pimpinan... ada beberapa hal yang akan saya jelaskan kepada Nona Imelda...