Chereads / CEO Dadakan / Chapter 1 - Kenyataan

CEO Dadakan

msarie
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 223.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Kenyataan

Siang itu sorak-sorak pesta kelulusan SMA terdengar dimana-mana... anak2 yang mengikuti kelulusan konvoi dan memenuhi jalan, seolah-olah ini adalah akhir dari perjuangan mereka... Padahal ini adalah awal dari langkah mereka... Imelda Putri tunggal dari AaW Group Company sebuah perusahaan yang bergerak dibidang periklanan harus menerima kenyataan pahit... ayahnya yang merupakan pimpinan tertinggi harus meninggal karena sakit jantung yang di deritanya, seperti tersambar petir disiang bolong. Dimana ketika teman2nya merasakan suka cita dan euforia kelulusan, Imelda harus menangis di atas makam ayahnya...

Sedangkan diperusahaan ayahnya sedang terjadi masalah yang sangat besar, proyek yang disponsori oleh ayahnya Imelda tiba2 mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan artis papan atas Rania Putri mengalami koma dan beberapa kru serta pekerja di lokasi kejadian terluka parah...

Ibu Imelda sangat terpukul hingga jatuh pingsan, dan sekarang masih berada di rumah sakit untuk dilanjutkan perawatan...

Imelda di dampingi paman dan bibinya menjalankan pemakaman ayah nya, dikarenakan sang ibu yang belum sadarkan diri... badannya tertunduk lesu, dan air mata sudah tidak lagi mengalir, entah karena di sudah lelah menangis seharian atau hatinya keluh mendengar kenyataan yang Harus dia jalani setelah hari ini...

Imelda punya impian akan melanjutkan kuliah ke Jepang, sebuah mimpi yang sudah dia pupuk dari SMP, dia bekerja keras mengambil kursus di Akademi bahwa Asing agar bisa menguasai bahasa Jepang untuk mempersiapkan dirinya... ayahnya memang tidak setuju ketika dia mengatakan akan melanjutkan kuliah ke Jepang... Ayah ingin Imelda siap menggantikan dirinya dengan kuliah di jurusan bisnis!!! Selama ini setiap ayahnya mengajak Imelda main ke kantornya, dia akan menolak dengan beribu alasan, salah satu alasannya adalah tidak tertarik dengan bidang ini... Jenuh dan bosan, serta ada kursus/kelas tambahan...

Sebelum meninggalkan pemakaman, paman Dhani memastikan bahwa akan menjemput Imelda 7 hari dari hari ini...

"Maafkan paman, tapi perusahaan membutuhkan pimpinannya"

"Tapi paman, aku sama sekali nga' tau soal perusahaan, bukankah bisa paman yang melanjutkan?!

Aku belum siap, bukankah terlalu berisiko! Aku hanya anak lulusan SMA yang belum tau dunia kerja..."

"Nak, semua sudah tertulis di wasiat Ayahmu, besok pengacara ayahmu akan menjelaskan detailnya. Selama seminggu ini, paman akan kirimkan informasi tentang perusahaan, pelajari lah sambil menjaga ibumu, oh ya bibimu yang akan mendampingimu menjaga ibumu, paman harus ke Kota B untuk melihat keadaan pegawai kita yang terkena kecelakaan kerja"

Selama perjalanan pulang, Imelda hanya termenung melihat ke arah jendela ... Pak, saya ingin ke rumah sakit dulu.. tapi Mba Imelda, di rumah akan ada pengajian habis maghrib.. kita akan pulang sebelum itu, aku yakin semua sudah di urus sama saudara2 Ibu... Imelda bersyukur, saudara ibu nya ymengurus semua keperluan di rumah, saudara sepupunya pun sigap mengurus semua keperluan dirinya...

Imelda masih merasa semua ini seperti mimpi, kemarin malam mereka masih menonton berita bersama... Bahkan ayahnya sempat menanyakan, apakah dia tidak berminat untuk mengubah keputusannya untuk kuliah ke Jepang!! Karena dia anak satu-satunya, ayah dan ibunya ingin Imelda kuliah di sini saja mengambil jurusan bisnis... sambil menggenggam tangan ibunya, Imelda mulai menangis dan tidak tertahan... Dadanya sesak seperti mau meledak, dia mulai ketakutan membayangkan hari esoknya, apalagi ibunya masih belum sadarkan diri.. "Bagaimana ini bu??? Apa yang harus Imelda lakukan?! Semuanya terlihat samar2 di pikirannya... Bayangan ayahnya, ibunya dan kenyataan dia harus siap mengorbankan masa mudanya dan berdiri sebagai CEO di perusahaan ayahnya yang tidak pernah mau dia kunjungi selama ini, jangankan terkait masalah di kantor ayahnya, siapa pegawai2 ayahnya pun dia tidak tau, hanya ada pamannya sebagai pembimbingnya sekarang, pamannya Direktur Perencanaan dikantor Ayahnya pasti juga sangat sibuk tidak mungkin Disampingnya terus, dan pengacara ayahnya pun dia tidak tau siapa.."