Putra pertama KAWINO dan ALAWE SABAO. Pribadi yang tangguh, perpaduan antara alam nyata dan alam gaib, bakat gaibnya sepertinya dari dalam kandungan, karena dikandung oleh seorang ibu di kerajaan gaib. SIBATUA dibesarkan dilingkungan keluarga yang memiliki ilmu Kanuragan yang tinggi, bukan kaleng-kaleng. Masa kecil yang menyenangkan dan belum genap usianya dua tahun, maka lahir adeknya perempuan, dan KAWINO ayah SIBATUA memberi nama adeknya itu SIFUTI mengingat almarhum neneknya SIBATUA. Dan bentuk penghargaan ayahnya SIBATUA kepada keluarga besarnya.
Suatu kali, ayahnya SIBATUA pulang dari ladang, dan kebiasaan selalu bawa kayu bakar, dan kali ini ayahnya bawa kayu gelondongan, diperkirakan panjang 3 meter, dan diameternya sangat besar sekitar 50 Cm. Sesampainya di halaman belakang tempat tinggalnya, maka dia melemparkan kayu itu di tumpukan kayu yang sudah ada, tapi celakanya disitu sedang main SIBATUA. "Ya Tuhan, teriak KAWINO"."Lalu, dia mendekat ke arah anaknya SIBATUA, dalam hati sudah terjadi apa-apa. Dan luar biasa anak ini, inilah yang tadi saya sampaikan sudah punya bakat tahan terhadap benturan apapun, SIBATUA malah ketawa, bilang sama ayahnya kalau lempar terlalu kuat, takutnya kayunya patah. Hahahaha .... Gemas melihat anak ini. Tapi namanya orang tua kuatir ada apa-apa, dia bergegas dan dia memeluk erat anaknya itu.
Sambil dia menggendong SIBATUA masuk rumah, dan anaknya perempuan, malaikat kecilnya sedang anteng nyusu sama maknya. "Dek", "kata KAWINO panggil istrinya","ia bang", .... Yae, nono da'a choda,. gona chonia geu lo taraso chonia". mereka terpaksa berbicara bahasa lain agar SIBATUA tidak tau artinya, jawab istrinya : "hewisa sale, hadia no nomoi chonia wa abolo", KAWINO hanya mengangguk. Sayapun bingung, itu bahasa apa, tapi dari cara bicaranya seperti serius sekali. Dan KAWINO langsung ajak SIBATUA mandi karena hari juga sudah sore.
Suara jangkrik di sore hari terdengar sahut-sahutan sebagai tanda hari sudah gelap. Aktivitas terhenti, bahkan seluruh makhluk kembali ke tempat perteduhan mereka, matahari pun meninggalkan ufuknya dan datanglah sang bulan menggantikannya memberi penerangan pada makhluk yang membutuhkan di malam hari. KAWINO masih belum percaya apa yang terjadi tadi sore, hingga mereka makan malam, istirahat, bahkan sampai saat ini masih nongkrong sambil melinting daun Nipah kesukaan nya, diteras gubuk, dia memandangi terang bulan yang menyinari pasir putih di pantai itu, dan angannya jauh keluar dari sukmanya. Apa yang terjadi dengan anakku, suara dalam hatinya. Apakah SIBATUA adalah duplikasi KAWINO, secara keturunan, ya, dialah anakku, tapi tidak hanya gen saya, gen mamaknya sang bidadari kerajaan hantu laut. Perpaduan ini sepertinya lebih seru dan perlu pengawasan dan pengendalian kepada ilmu auto aktif di pribadi SIBATUA.
Dan KAWINO sekaligus dari kecil segera mengajari ilmu beladiri ala KAWINO untuk mengendalikan KANURAGAN yang auto di pribadi SIBATUA.
Tak terasa SIBATUA sudah berusia 10 tahun, dan adeknya SIFUTI juga 8 tahun lebih, mereka sangat kompak adek kakak. Main bareng, dan sudah mulai ikut sama ayahnya ke ladang. Mereka tumbuh dalam keluarga yang displin. Keduanya sayang banget sama ibunya. Setiap hari sebelum mereka tidur maka ayah mereka KAWINO sudah menunggu dipelataran di alun-alun dibelakang rumah, mereka wajib belajar dan mengulang jurus beladiri yang di ajarkan ayahnya. Ayahnya selalu memberikan nasihat hari demi sehari, yang harus mereka jalani :
1. Kesatuan hati keluarga, dalam segala hal, harus saling dukung mendukung.
2. SIBATUA wajib hukumnya melindungi keluarga.
3. Jangan sombong kepada siapapun.
4. Tegakan keadilan dan lawan penindasan.
5. Jauhkan pertengkaran.
6. Jangan mikir dalam menumpas kejahatan, lakukan yang bisa dilakukan.
7. Kerja keras.
8. Amalkan ilmu yang sudah di miliki.
Kelihatannya banyak banget nih, aturan, gak gitu guys, inilah yang ada di pandangan KAWINO sebagai orang tua. Anak-anaknya dibekali dengan segala hal-hal diatas sehingga mereka menjadi pribadi kuat menghadapi tantangan jaman. Dan juga menjadi pribadi yang tidak diam melihat penindasan, artinya secara tidak langsung KAWINO mengajarkan bahwa kita harus peduli pada lingkungan kita.
SIBATUA, punya perangai agak pendek dan padat, hebatnya lagi, anak ini sudah bisa berenang tanpa diajarkan sama ayahnya, dan entah darimana hobby nyari ikan, sebentar ke pantai, dan tiba-tiba sebentar sudah bawa beberapa ekor ikan, lobster, kerang, dan lainnya. Dia begitu terampil, tapi sayang kala itu belum bisa didaftarkan ayahnya ke sekolahan, karena harus melewati dua selat dan 3 pulau. Rencana mau kost disana, lalu saya pikir, gak jadi deh , dijaman itu mana ada kost, juga keluarga dekat tidak punya disana, akhirnya diputuskan ayahnya yang akan ngajarin belajar mengenal huruf dan bisa baca tulis sudah cukup.
Emang masa itu belum secanggih jaman now, dan masih gencar-gencarnya pihak penjajah saat itu menguasai ibu Pertiwi, tidak heran kalau hampir seluruh daerah di wilayah 62 mempercayai dunia sihir atau gaib yang di kombinasikan untuk memiliki kekuatan supranatural untuk menumpas dan mengusir penjajah. Setiap daerah bertanggung jawab menjaga wilayahnya dan semua hampir merata memiliki mitos bernuansa gaib, yang dimanfaatkan untuk melawan penjajah.
Tibalah saatnya pertemuan seratus tahun di alam gaib. Sehari sebelumnya, KAWINO, ALAWE SABAO dan kedua anak-anaknya, melakukan persiapan dengan mandi kembang, tujuannya agar wangi-wangian bisa menyenangkan para hadirin besok. Hemmmm, saya jadi merinding dan rasa-rasa meriang, karena kata KAWINO harus ada korban, jujur dengar kata korban, jadi horor pikiranku, sudah kemana-mana, padahal korban yang dimaksud KAWINO itu rempah-rempah yang biasa dipakai dalam sesembahan, dan KAWINO gak usah diragukan lagi dia masih bisa dikatakan menantu kerajaan hantu laut, siraja BECHU GAWUWUKHA, karena cerita demi cerita istri KAWINO ternyata anak kandung dari penguasa Ujung laut, BECHU GAWUWUKHA. Di dunia gaib di bawah kolong langit, tidak ada yang tidak kenal sama beliau. Itulah persiapan keluarga KAWINO pada pertemuan gaib kali ini. Beberapa rempah yang harus dipersiapkan yang masih belum diambil di hutan dibelakang gubuknya, dan sekelibat ada sosok hitam, menemui si KAWINO, "anak muda" , dibawah terang bulan yang agak remang-remang itu, KAWINO seperti tidak asing lagi suara itu, dan benar dialah sosok yang ketemu pertama kali di pulau itu. KAWINO pun menjawab, " ia, sahabat ku", "lalu sosok hitam itu mendekat, "katakan saja apa yang engkau butuhkan biarlah kami yang mempersiapkan. Sebenarnya KAWINO tidak enak, namun dia sangat menghargai tawaran orang lain, apalagi ini berhubungan dengan kekaguman makhluk manapun kepada mertuanya. "Baik, sahabatku","beberapa ikat rotan hutan, dan rusa yang sudah mulai bertanduk, semoga ada di pulau ini, karena rusa-lah yang akan dibakar untuk dupa kepada kerajaan hantu laut, dan harus yang sehat dan gemuk, maka sosok hitam itu menjawab,"baik, izinkan saya pergi, dan sebentar akan saya bawa kemari seluruh apa kebutuhanmu anak muda". "Itulah tugas kami dalam menghargai raja laut si penguasa kutub BECHU GAWUWUKHA."Kamu KAWINO sudah menjadi keluarga kami, apa yang bisa kami bantu maka kami jadi bersalah bila kami tidak mau sementara kami bisa.
Penasaran ? Ikuti terus tulisan ini, jangan lupa komen, sukai dan bagikan kepada orang lain, biar tulisan ini bermanfaat. Catat yang baik, buang yang tidak penting. Thanks