Chapter 43 - Rumor

Entah bagaimana kalimat pria mesum di depanku memancing perhatian orang-orang di sekitar.

"Eh Alan?" Kata seorang pria berbaju biru, 2 meter di sisi kananku.

Eh aku? Kenapa aku?

Mereka mengatakannya seolah memanggil kenalan mereka, atau setidaknya orang yang mereka tahu.

Orang terkenal, lagi pula nama Alan bukan nama yang unik, ada juga seorang pria yang terkenal yang kebetulan juga bernama Alan, seperti misalnya Alan Dj dari Norwegia

"Alan yang itu?"

Alan yang mana? Apakah benar Alan terkenal yang lain?

Tapi masalahnya baik pria mesum itu atau Pria berbadan besar sebelumnya terkejut ketika melihatku, yang berarti Alan yang terkenal tidak lain adalah aku.

"Heh? Orang yang membunuh harimau dengan mudah itu?"

Video Pandu telah membuatku terkenal, namun tetap saja di lihat dari mana pun tidak mungkin aku akan begitu terkenal hanya dengan itu, paling-paling hanya membuat namaku dikenal oleh banyak orang dan tidak akan bisa membuat mata orang berkilau kagum ketika mendengar nama Alan, pasti ada alasan lain.

Aku sekali lagi memfokuskan pendengaranku untuk mencoba mencari alasan lain.

"Aku dengar dia sudah membunuh 100 goblin dalam 3 hari"

"100? Mustahil"

"..." Dari mana kabar ini berasal? Aku tidak pernah menunjukkan kalau aku pernah membunuh Goblin sebanyak itu.

"Aku liat orang-orang di internet yang mengeluhkan tentang sulitnya berburu goblin, membunuh 100 goblin itu pasti cuman rumor bukan?"

Yeah, itu pasti rumor, tapi aku tidak mengerti dari mana datangnya rumor itu.

"Memang benar itu cuma rumor tapi cukup mudah untuk mengkonfirmasi kebenarannya"

Mengkonfirmasi? Apakah mereka memiliki bukti?

"Misalnya?"

"Misalnya, membunuh goblin dapat membuat penyerang Dungeon kuat dan juga senjatanya juga, dan kau bisa melihat ketajaman pedang yang ia miliki saat membunuh rusa dan harimau lalu coba bandingkan dengan pedang berkarat sialan milik kita, menurutmu berapa banyak goblin yang dia bunuh?"

Hmm... aku bukan penyerang Dungeon jadi sebenarnya ini tidak ada hubungannya dengan berapa banyak monster yang kubunuh, alasan sebenarnya yaitu karena Dungeon sudah melakukan upgrade satu kali sehingga membuatnya semakin tajam, memang ketajaman senjata proyeksi dari Dungeon tingkat dua bisa dibilang setingkat dengan penyerang Dungeon yang telah membunuh sekitar 100 monster tingkat rendah.

Tapi mereka tidak tahu fakta ini, dan aku tidak berniat untuk mengoreksi rumor itu.

"Benar kata dia, bukankah kalian juga sudah melihat video itu? Video saat dia membelah dada goblin"

Aku segera memfokuskan pendengaranku pada orang ketiga yang baru saja ikut masuk dalam topik, karena aku sendiri tidak mengerti video yang ia maksud.

Di Channel Youtube pandu, tidak pernah mengupload video yang seperti itu.

"Ah benar, itu juga bisa menjadi salah satu pembuktian, dalam video itu Alan membelah dada goblin dan mengeluarkan jantung di dalamnya dengan sangat terampil ia bahkan tidak terlihat jijik sedikit pun, melihat itu siapapun pasti sudah dapat menebak berapa banyak Alan mengulangi tindakan yang sama agar bisa terbiasa seperti itu"

"Dengan tingkat berburu Alan yang cepat pasti akan merepotkan jika membawa pulang banyak mayat goblin ke tempat barier pelindung"

"..." Aku dibuat terdiam dengan spekulasi mereka, padahal aku cuma berniat untuk mengajarkan orang-orang cara praktis untuk menjadi kuat sambil menghasilkan uang, di sisi lain tindakan 'hebat' ini juga menguntungkan Dungeon karena akan mempercepat kebangkitan goblin.

Dalam 3 jam jika mayat goblin tidak di sentuh selama 10 detik oleh penyerang dungeon, mayat akan menghilang untuk dibangkitkan oleh Totem, karena jumlah goblin terbatas jadi jika diburu terus dan tidak di bangkitkan lama kelamaan akan habis.

Aku tidak tahu pada akhirnya tindakanku malah akan menghasilkan kesalahpahaman seperti itu. Yeah meski sebenarnya aku memang sudah banyak membunuh monster... di garis waktu lain tentunya.

"Dan juga..."

Ada lagi?

"... kalian juga mempelajari dokumen tentang Dungeon di internet kan? Asal kalian tahu kebanyakan panduan di sana diambil dari ajaran Alan"

Ah sekarang aku mengerti kenapa tidak banyak orang yang membeli Guide book, aku berusaha mencari alasannya tapi tidak menyangka itu ulahku sendiri, untungnya aku sudah memberi instruksi kepada Alfred untuk tidak membuat lagi sampai buku tersebut laku setengahnya.

Sekarang aku sudah kehilangan mood untuk mendengar ocehan tidak berguna ini lagi, lebih baik aku cepat-cepat pergi agar tidak terlambat.

Tapi tetap saat aku hendak melangkah kan kakiku pergi, seseorang memanggilku.

Cara memanggil suara ini berbeda dengan panggilan kagum di sekitarku, karena itu aku memutuskan untuk berhenti sebentar.

"Pak Alan!"

Dari depan terlihat beberapa orang dengan seragam abu-abu berjalan mendekat.

Polisi? Ada urusan apa mereka memanggilku? Seingatku aku tidak melakukan kejahatan apa pun akhir-akhir ini.

"Pak Alan, apakah kau berniat pergi ke lubang gelap di sana? Jika iya, biarkan kami yang mengantarkan"

Syukurlah mereka tidak di sini untuk menangkapku, trauma masa laluku membuatku terlalu khawatir, jujur aku tidak pernah memiliki hubungan baik dengan polisi.

"Aku mohon bantuannya kalau begitu" karena mereka sudah menawarkan, aku tidak akan bertindak sopan.

Berkat para polisi yang membuka jalan, aku bisa lebih cepat sampai di depan retakan ruang.

"Pak Alan kebetulan apakah kau tahu tentang lubang gelap ini? Kenapa orang yang masuk ke dalamnya tidak pernah kembali?"

Sejak awal aku tahu mereka menginginkan sesuatu saat berbuat baik kepadaku.

"Pak polisi asalkan kau tahu, sebenarnya kau bisa membeli informasi seperti ini di konter yang ada di Dungeon, tapi sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantarkan ku akan kuberi tahu"

Kalimat pertama adalah skenario yang pertama untuk menghilangkan kecurigaan yang diarahkan kepadaku, tentang seberapa berpengetahuan aku jika dibandingkan orang lain.

"Apa yang di depan kita ini adalah retakan ruang, di dalamnya ada lorong ruang yang akan mengantarkan kita ke planet lain, sama seperti saat masuk ke Dungeon barang-barang dari teknologi modern hanya akan rusak saat di bawa masuk ke dalam, sedangkan alasan mereka tidak kembali... begini saja coba bayangkan apa yang akan kalian lakukan jika ada Alien lemah datang ke bumi? Nasib mereka yang masuk ke sana sama seperti Alien itu."

Aku sendiri juga tidak mengerti mengapa Gaia begitu membenci teknologi, karena itu aku tidak menjelaskannya.

"Tapi kalian tidak perlu khawatir, selama 'Alien' tersebut tidak mati, dalam beberapa hari ke depan, pasti mereka akan kembali."

Dengan kalimat ini wajah beberapa polisi jadi terlihat lega, lagi pula ini kabar baik untuk mereka.

"Lalu Pak Alan, meski tahu itu akan berbahaya, apakah kau tetap akan pergi?"

Aku memberikan sebuah senyuman kecil pada polisi yang bertanya.

"Aku tidak selemah itu hingga aku akan membiarkan mereka menangkapku. Baiklah sekarang kita sudah sampai, pembicaraan ini kita sudahi di sini, sampai jumpa"

Dengan kata-kata ini, aku langsung melompat ke dalam retakan ruang, tidak membiarkan polisi berbicara lagi