Chapter 44 - Dunia Fantasy

Dalam perjalanan di lorong ruang, untuk beberapa alasan Alan merasakan sesuatu yang akrab di sekitarnya.

Ini bukan jenis perasaan seperti ia pernah menggunakan pecahan ruang. Yeah itu juga benar tapi perasaan ini berbeda, Alan merasakan kekuatan hukum yang akrab.

Hukum yang sama saat ia dalam proses kembali ke masa lalu setelah kematian, bahkan lebih dari satu jenis hukum, seperti banyak jenis kekuatan yang di gabungkan.

Apakah keduanya ada hubungannya? Bagaimana bisa begitu mirip.

Sementara kepalanya terus berpikir, tubuh Alan masih di transmisikan ke ujung lain ruang, tanpa sadar waktu banyak berlalu dan sampai ke tempat tujuan di Planet Fantasi.

Segera udara yang di penuhi mana tercium di hidung Alan, rasanya seperti menghirup udara musim semi yang begitu murni dan bersih.

Pikiran Alan terasa seperti di refresh membuatnya kembali sadar pada kenyataan.

Untuk sementara, pikiran tentang hukum kekuatan yang akrab ini, lebih baik ia singkirkan terlebih dahulu dan fokus pada rencana awal.

Alan menggelengkan kepalanya beberapa kali dan mulai diam-diam berjalan pergi sebelum ada yang datang ke tempat Retakan ruang ini.

Tempat yang Alan kunjungi adalah Planet fantasy.

Fantasy, nama ini terdengar aneh, tentu saja aneh karena sebenarnya nama tersebut bukan nama asli, itu hanya sebuah julukan orang-orang bumi kepada planet ini karena banyaknya ras-ras yang muncul dalam cerita fantasy ada di planet ini.

Nama asli planet ini adalah Planet Vokeps X3, tapi dulu planet ini juga pernah di juluki pengungsi, karena hampir semua ras di planet ini, seperti dwarf, Goblin, fairy, manusia setengah binatang, dan juga Elves, bukanlah ras asli, mereka adalah ras pendatang, yang untuk alasan tertentu tidak lagi tinggal di planet mereka, dan kemudian berkembang di sini.

Penduduk asli planet ini adalah manusia dan iblis. Cerita tentang bagaimana iblis dan malaikat bermusuhan juga terjadi di planet ini.

Dari sudut pandang orang lain Alan terlihat seperti seseorang yang tidak ingin terkena penyakit tapi malah pergi ke sumber wabah, memang benar tempat ini adalah sumber wabah, tapi itu dulu, sekarang semua wabah sudah dibasmi, Kejayaan Manusia X iblis telah ditelah oleh kekejaman peran dan menjadi bagian dari sejarah.

Sama seperti bumi, planet ini sudah pernah mengalami 2 perang dunia.

Perang pertama adalah Manusia vs iblis seperti yang pernah Alan ceritakan.

Sedangkan Perang yang kedua adalah ketika manusia berperang melawan seluruh ras pengungsi.

Sebagai ras mayoritas dan terkuat saat itu manusia di planet ini bertindak terlalu semena-mena, Mereka menindas ras lain, bahkan secara terang-terangan mereka memperbudak ras lain dengan alasan tahanan perang sebagai pembenaran.

Tapi seiring banyaknya ras pengungsi yang datang dan berkembang, ketidakseimbangan yang membuat manusia unggul perlahan hancur, ras-ras ini pada akhirnya memiliki pemikiran untuk membebaskan diri dari perbudakan.

Awalnya hanya memulai pemberontakan kecil, tapi ketika iblis ikut campur dan mendukung pemberontakan ini, gerakan pembebasan berubah menjadi perang skala besar.

Dengan dukungan iblis serta keunggulan rasial yang sejak awal mereka miliki, pihak manusia dikalahkan. Dan kemudian mulai membagi kekuasaan.

Elves mendapatkan hutan mimpi buruk, yang ditumbuhi pohon raksasa yang begitu lebat.

Dwarf pergi ke kedalaman gunung, pergi menambang dan mengeksplorasi kekayaan biji-bijian yang di miliki planet ini.

Beast (manusia setengah binatang) pergi ke padang belantara.

Goblin pergi ke daerah pesisir pantai.

Hanya fairy yang tidak memiliki daerah kekuasaan, mereka tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu dan pergi menyebar.

Sedangkan nasib manusia, sebagai pihak yang telah kalah, sebagian di perbudak dan sebagian lainnya melarikan diri.

Tapi saat itu ada kejadian aneh yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat maupun teori sihir, pihak yang selama ini menyokong mereka, yaitu iblis, tidak bisa di temukan di mana pun.

Tidak ada yang tahu ke mana pergi, spekulasi dengan suara tertinggi mengatakan mereka pergi ke planet lain yang saat itu memiliki perkembangan lebih baik dari pada planet Vokeps X3.

Cerita dari era perang tersebut sudah lama berakhir dan sekarang adalah giliran era pemberontakan manusia, di garis waktu lain Alan juga pernah bergabung dengan pemberontakan ini untuk bersenang-senang.

Tapi Alan di garis waktu ini Alan tidak tertarik untuk bergabung dengan pemberontakan itu.

Urusan yang ia miliki sekarang lebih penting.

Di sebuah kota dengan banyak ras yang bercampur, Alan telah mengubah penampilannya seperti seorang Elves, menggunakan sihir imitasi Alan meniru telinga Elves yang panjang, mata berwarna biru serta rambut perak milik Elves, sedangkan untuk wajah Alan tidak melakukan perubahan apa pun.

Sebagian besar alasannya karena memang imitasi tidak akan bekerja, kecuali yang ia tiru adalah orang yang terkenal, tapi sebenarnya alasan utama yang Alan pikirkan, yaitu karena Alan merasa menyamarkan wajah itu tidak diperlukan.

Hanya orang tampan yang bisa menyamar sebagai Elves.

Meski sebenarnya Elves memiliki estetika yang berbeda dalam memilih pasangan, tapi jika seseorang menyamar dengan ketampanan wajah di bawah rata-rata akan mudah ketahuan, bagaimanapun juga semua Elves memiliki wajah yang cantik dan tampan.

Alan sendiri tidak memiliki masalah dengan ini, ia sangat percaya dengan kualitas wajahnya. Sebagai bukti sampai sekarang ia bahkan belum menarik kecurigaan orang lain.

Sejak ia tiba di sini kemarin ia telah berbaur dalam masyarakat dan mencoba mengumpulkan berbagai macam informasi, untungnya kemarin siang ia akhirnya menemukan petunjuk untuk informasi yang ia cari.

Alan kemudian berbelok ke dalam sebuah gang di sela-sela pemukiman.

Di jauh dalam gang ini ada sebuah pelelangan gelap yang menjual benda-benda 'peninggalan sejarah' seperti artefak atau semacamnya yang di dapatkan oleh arkeolog.

Para 'arkeolog' akan menjelajah reruntuhan serta peninggalan-peninggalan kuno lainnya untuk mengeksplorasi masa lalu dan mencari benda-benda sihir berharga yang bisa di jual.

Tindakan seperti itu tidak ilegal bahkan Alan pernah bergabung dalam kelompok arkeolog bahkan pemerintah setempat mendukungnya, tapi jika para arkeolog menjualnya kepada pihak selain pemerintah untuk mendapat keuntungan lebih, tindakan seperti itu tidak diperbolehkan dan dianggap ilegal.

Karena itu Pelelangan seperti ini muncul.

Tentu sebagai orang yang baik Alan tidak boleh membiarkan perdagangan gelap seperti ini ada, Karena itu Alan telah melapor tempat pelelangan ini kepada pemerintah setempat.

Malam ini mungkin akan ada razia di pelelangan dan akan ada kekacauan di sana.

Saat itu ia bisa memanfaatkan – *cought maksudnya membantu membereskan kekacauan.

Meski Gang gelap tempat Alan berjalan sepi dan terkesan horor, Alan berjalan sambil bersenandung.

Setelah berjalan cukup lama Alan akhirnya sampai ke tempat tujuannya. Sebuah gedung acak dengan jendela 3 jendela kaca.

Ia mengetuk pintu tiga kali pada pintu kayu lusuh berwarna coklat hingga suara berat seorang pria menjawab tanpa membuka pintu.

"Siapa?"

"Hey sobat sebelum aku menjawab, bisakah kau membuka pintu terlebih dahulu?"

"Tidak, jika kau datang hanya untuk meminta sumbangan, maaf, kami orang miskin tidak memiliki uang untuk di sumbangkan"

"Kau tidak perlu berburuk sangka seperti itu kawan, aku hanya ingin memberimu kabar kalau raja Elves akan membagikan uang, kau bisa membuka pintu dan pergi ke harem istana jika tidak percaya"

Setelah kalimat itu di ucapkan, pintu segera dibuka, tentu alasan sebenarnya bukan karena mereka percaya kalau raja akan membagikan uang, semua percakapan sebelumnya adalah seperangkat kode.

Setelah pintu di buka Alan langsung di sambut oleh pria 30an dengan pakaian pelayan. Seorang Elves berambut pirang dan mata biru.

Elves pelayan ini dengan sopan pria menyapa Alan dan menuntun Alan masuk.

"Silakan masuk tuan, tolong ikut aku untuk pergi ke tempat pelelangan"

Kode sebelumnya adalah kode Vip, kode yang sama yang ia miliki di garis waktu yang lain, karena kode ini VIP Pelayan yang menyambut akan bersikap begitu sopan.

Jika Alan masuk dengan kode biasa dia pasti hanya akan di tunjukkan arahnya mengikuti petunjuk dari satu demi satu orang.

Untungnya kode VIP tidak sering di ubah, jadi bahkan dari saat ini hingga di masa depan waktu di mana Alan mendapatkan kode tersebut, tidak pernah berubah.

Lagi pula sangat sulit untuk mendapatkan kode VIP jadi jarang orang yang mendapatkannya, hanya orang yang telah menyumbangkan banyak kontribusi dan memiliki identitas yang terpercaya yang dapat diberi kode VIP.

Karena pelelangan ilegal seperti ini selalu di buru jadi tidak heran cara memiliki VIP lebih sulit dari pelelangan normal.

Alan segera diantarkan ke lokasi pelelangan di bawah tanah, melewati ruang Vip 1 demi satu.

Hingga saat melewati ruang nomor 07 Alan segera berhenti dan berkata kepada pelayan.

"Aku akan mengunjungi teman sebentar, berikan saja aku kunci salah satu ruang VIP, dan kau bisa pergi"

Alan memiliki urusan di ruang 07 ini, seseorang dari pihak pemerintah menggunakan koneksinya untuk mendapat nomor ruang yang di inginkan. Di ruang nomor 07 ini Alan telah membuat janji dengannya.

"Tidak tuan aku bertugas untuk melayanimu, jika kau ingin mengunjungi seseorang aku akan menunggu di luar"

Tidak menyenangkan, terkadang pelayan yang terlalu berlebihan sangat mengganggu, sangat sulit untuk memiliki waktu pribadi, meski Alan yakin selain melayani mereka mengikuti juga bertujuan untuk mengawasi.

"Terserah"

Tapi selama mereka tidak mengikuti tidak masalah karena ruang di dalam kedap suara.

Alan mengetuk pintu nomor 07.

"Buka pintunya Luuber, ini aku Sedhulur"