Chapter 47 - Ladur

Kereta kuda berjalan di jalan yang penuh tanah bergelombang, setiap kali kereta kuda melewati gundukan tanah Alan merasakan sakit di pantatnya karena permukaan dudukan kereta kuda yang keras.

Perjalanan seperti ini yang membutuhkan waktu 2-3 jam bukan perjalanan yang menyenangkan bagi Alan.

Sudah lama Alan tidak melakukan perjalanan yang membosankan seperti ini, di masa lalu ada begitu banyak metode perjalanan yang lebih praktis, seperti lompatan terbang, teleportasi dan lain-lain, hanya di hari-hari awal ia mengalami perjalanan yang sulit seperti ini.

Alan merasa harus melakukan sesuatu agar ia bisa membunuh waktu perjalanan yang membosankan ini, ia mencoba memikirkan tentang hal-hal yang menyenangkan.

Misalnya ekspresi lucu bocah 16 tahun itu, saat Alan menggunakan sihir untuk mengubah wajahnya menjadi mirip seperti kakaknya.

Saking terkejutnya bocah itu bahkan menyebut Alan 'Big Brother' sekali, mungkin dia mengira kakaknya sebenarnya tidak mati melainkan mengubah wajahnya menjadi orang lain, baru setelah Alan menjelaskan baru ia paham.

Apakah ini yang di sebut ilusi harapan? Saat seseorang mengharapkannya, semua hal akan menjadi masuk akal.

Mungkin karena efek wajah, bocah laki-laki berusia 16 tahun itu juga setuju untuk mengantarkan Alan dengan kereta kuda meski ia tahu ia akan nantinya akan kehilangan uang, karena ia tidak membawa kereta kuda sesuai rute yang membuatnya tidak bisa menemukan pelanggan.

Bagaimanapun juga tempat yang Alan tuju, bukan tempat dengan arus lalu lintas utama, kecuali orang yang memiliki tujuan khusus seperti Alan, orang-orang tidak menyewa kereta kuda untuk pergi ke daerah sepi seperti itu, kebanyakan mereka memiliki kereta kuda pribadi mereka sendiri.

Setelah 10 menit pun Alan merasa melamun agak membosankan, ia ingin mencoba hal lain.

"Hei Ladur, aku bosan maukah kau mengobrol denganku?"

Alan berbicara kepada bocah 16 tahun di depannya yang sedang mengendarai kereta kuda.

Ladur adalah nama asli bocah itu, sebenarnya Alan sudah tahu namanya sejak awal tapi untuk menghindari beberapa masalah, Alan tidak memanggilnya dengan nama asli sebelum membuat sesi perkenalan.

"Ya" Sebuah jawaban yang singkat tanpa semangat.

Jawaban seperti ini sedikit ambigu, sulit menentukan apakah dia benar-benar tidak keberatan mengobrol? Atau hanya untuk bertindak sopan?

Meski begitu Alan tetap mencoba memulai topik, karena ia teringat beberapa hal yang mungkin berguna.

"Ladur, apakah kau ingin bisa menggunakan kekuatan yang mirip seperti yang kumiliki?"

Mengingat pencapaian Ladur di masa lalu, Alan merasa tidak buruk untuk merekrutnya.

Memberinya jalan untuk menjadi kuat sekali lagi.

"Tidak terlalu"

Tapi Ladur tidak tertarik, Ladur tahu kekuatan seperti itu akan selalu membawa hal-hal yang rumit padanya.

Ladur cukup puas dengan pola hidupnya yang sekarang, meski ia hanya hidup pas-pasan, tapi setidaknya ia tidak hidup menderita.

Selama ia mematuhi peraturan dan tidak pergi ke daerah berbahaya, ia bisa hidup tenang dan aman.

Kakak laki-lakinya juga pernah berkata, seseorang yang memiliki kekuatan akan selalu terlibat dalam politik, pembunuhan, bisnis gelap serta hal-hal yang merepotkan lainnya.

Ladur adalah pemuda berusia 16 tahun yang mencintai kedamaian dan menolak kehidupan penuh rasa sakit.

Tapi Alan mengerti pandangan itu, meski kata-katanya penuh penolakan, Alan masih percaya diri untuk membujuknya, lagi pula ia yang dulu juga memiliki sikap yang seperti itu. Secara Alami ia tahu apa yang bisa mengubah pandangan seperti ini.

"Ladur apa kau tahu penyebab utama kenapa kakak laki-lakimu meninggal?"

Alan telah berubah karena keadaan, ia tidak punya pilihan lain, jika Ladur bisa beranggapan ia berada dalam kondisi mirip seperti itu, sudah lebih dari cukup.

"Kakak laki-lakiku meninggal karena di bunuh, penyebab pastinya tidak diketahui tapi prajurit ketertiban berkata, menurut pola kematiannya, kakakku kemungkinan mengetahui informasi penting dari kelompok tertentu sehingga demi untuk menjaga rahasia itu ia dibunuh."

Saat kata terakhir di ucapkan, wajah Ladur langsung berubah gelap, ia pasti merasa sedih kecewa, bagaimanapun juga kakaknya dibunuh tapi penjahat masih bisa berkeliaran di luar sana.

Menyadari fakta itu Ladur masih merasa marah.

"Tapi pembunuhnya masih berkeliaran di luar sana, prajurit keamanan tidak tahu siapa yang pembunuh itu"

Alan merasa ingin tertawa dengan hukum Alam di sini.

"Meski begitu sebenarnya kau sudah tahu siapa pembunuh yang sebenarnya kan?"

"Ya, tapi saat itu aku tidak punya bukti"

Tidak ada bukti?

Menurut Alan sendiri ini bukan karena tidak ada bukti, tapi pemerintah prajurit keamanan ini memihak.

Kusir kereta kuda miskin atau grup arkeolog, sudah jelas mana yang harus di pilih.

Bahkan keberpihakan ini di dukung pemerintah setempat, apalagi saat itu grup arkeolog bintang mati ini di kenal sebagai grup yang bersih, grup yang menjual artefak dan benda sihir yang mereka gali hanya kepada pemerintah.

Tapi sekarang telah berubah, dengan bukti yang di berikan Alan, status mereka tidak lagi bersih, karena alasan ini juga Luuber berkata tidak masalah jika Alan menghapus grup mereka.

"Kau tidak perlu memikirkan hal itu lagi Ladur, aku akan membalaskan dendammu, tapi sebenarnya bukan itu yang ingin kubahas. Kau tahu, dalam sudut pandangku alasan kenapa kakakmu bisa terbunuh adalah karena dia terlalu lemah untuk melindungi di sendiri. Coba bayangkan, jika kakak laki-lakimu sekuat aku sekarang, apakah menurutmu dia akan terbunuh? Tentu saja tidak"

Alan juga memahami hal ini sedikit terlambat, untungnya ia memiliki keberuntungan untuk bisa bertahan hidup meski ia buta saat itu.

"Hidup tidak akan selalu berjalan sesuai keinginanmu, dunia ini keras, jika kau lemah kau hanya akan di injak dan di hancurkan"

Mungkin tidak masalah jika seseorang tidak pandai bertarung di bumi yang damai sebelum perubahan, lagi pula keterampilan seperti ini tidak terlalu diperlukan kecuali orang tersebut bekerja dalam bidang yang berkaitan dengan keamanan.

Tapi dalam dunia yang dengan sistem kekuatan memiliki peraturan yang berbeda, misalnya bumi setelah perubahan ataupun planet fantasi ini.

Manusia tidak lagi dipuncak rantai kekuatan, Elves di dunia ini juga tidak berada di puncak rantai kekuatan, banyak binatang buas yang lebih kuat dari mereka, setiap kelompok harus mencoba bertahan hidup.

Tapi bahkan orang-orang tidak di perbolehkan berlebihan dalam membersihkan binatang buas itu, karena mereka sebenarnya memiliki kerajaan mereka sendiri, meski tidak resmi jika pembantaian di lakukan berlebihan mungkin akan ada perang.

Keadaan bahkan lebih buruk bagi para Elves, kebanyakan Elves menggunakan rute sistem kekuatan Alam, karena itu Alam melarang mereka memburu binatang, karena alasan ini juga kebanyakan Elves itu vegetarian.

"Kakakmu adalah contoh nyata sebagai orang lemah yang di injak, dan aku yakin ini bukan yang terakhir kalinya"

Ladur ini hanya kekurangan motivasi.

Di masa lalu karena ambisinya dalam balas dendam, Ladur dengan sendirinya keluar dari zona nyamannya, ia merevolusi diri, berlatih dan mencari sistem kekuatan lain yang agresif dan yang paling utama dapat meningkatkan kekuatannya dengan cepat.

Ia berhasil, meski grup bintang mati terus berekspansi dan mengembangkan diri, Ladur berhasil menyusul kekuatan mereka hingga akhirnya membalas dendam dan membantai semua anggota inti yang terlibat dalam pembunuhan kakak laki-lakinya.

Sayangnya rute sistem kekuatan yang ia ambil terlalu ekstrem, meningkatkan kekuatan dengan cepat tentu membutuhkan pengorbanan besar, seingat Alan ia bahkan mati sebelum usia 30 tahun.

Sekarang dengan Alan membantu membalas dendam keadaan berubah sepenuhnya, ia tidak akan keluar dari zona nyamannya sendiri, karena itu sebagai gantinya Alan yang akan membantunya keluar dengan memberi motivasi.

"Ladur, apakah kau bisa menjamin hal yang sama tidak akan terjadi di masa depan? bahkan jika kau memutuskan untuk melajang kau tetap memiliki seseorang yang harus di lindungi, setelah kakakmu meninggal, hanya kau satu-satunya lelaki di keluarga, jika bukan kamu lalu siapa yang harus diandalkan ibu dan adik perempuanmu?"

Alan perlahan lahan berusaha menggiring pola pikir Ladur.

"Kau mungkin benar, tapi seperti kakak tahu, orang biasa sepertiku tidak mungkin memiliki akses untuk terhubung dengan teknis meditasi alam"

Teknik meditasi Alam adalah sistem kekuatan yang dimiliki Elves, dan di dunia ini memang teknik seperti itu di jaga ketat, sehingga tidak semua Elves dapat mengembangkan kekuatan bawaan ras mereka.

"Menurutmu, setelah aku mengatakan semua itu apakah aku tidak akan memberimu jalan keluar?"

"Kau akan menjadikanku sebagai muridmu?"

Jadi sebenarnya dia tertarik juga kah, ini akan menjadi lebih mudah kalau begitu.

"Jika aku bisa aku pasti akan mengangkatmu jadi muridmu, setelah urusan ini selesai aku harus kembali ke tempat asalku, sehingga aku tidak bisa terus membimbingmu"

Alasan utama ini terjadi adalah karena batasan kunjungan lintas dunia, jika Alan bisa ia pasti lebih memilih untuk membawa pulang Ladur dan keluarganya.

Seperti yang semua orang tahu Alan pergi ke dunia ini melalui retakan ruang, tapi retakan ruang yang di siapkan Gaia tidak menyediakan transfer dari penduduk asli ke bumi untuk mencegah invasi, setidaknya hingga rata-rata kekuatan penduduk bumi cukup kuat Alan harus menunggu, karena saat itu terjadi Gaia akan menyediakan retakan ruang yang berbeda, yang memiliki lebih sedikit batasan.

"Tapi kau tidak perlu khawatir, meski aku tidak bisa mengangkatmu sebagai murid penuh aku punya alternatif lain untukmu, nanti aku akan memberikan sebuah resep kepadamu, tugasmu adalah menemukan tanaman yang ada dalam daftar itu sebanyak mungkin"

Elves mempunyai kedekatan dengan Alam yang relatif tinggi, mereka juga memiliki semacam intuisi tertentu dengan tanaman yang tanpa kecerdasan, jadi untuk ramuan mage tingkat satu yang mudah di dapat, Ladur pasti bisa menemukannya.

Sedangkan kecocokan dengan unsur secara alami Alan sudah mengetahuinya, meski dalam sistem sihir yang berbeda, serangan tipe unsur yang Ladur gunakan akan menggunakan unsur yang paling kompatibel dengannya karena memiliki keunggulan Buff dalam berbagai aspek.

"Beberapa bulan lagi aku akan kesini lagi dan membuat ramuan untukmu, jadi hingga saat itu kumpulkan semua bahan-bahan itu"

"Aku mengerti, terima kasih guru"

"..." Entah bagaimana dia sudah memanggil Alan guru, dan juga kata-katanya mungkin terdengar antusias, tapi sebenarnya Ladur ini berbicara sambil membimbing kuda, dan hanya sesekali menengok ke belakang.

Orang lain mungkin akan marah, tapi Alan tahu sebenarnya Ladur bertindak seperti ini karena ia masih belum terlalu pandai untuk mengendarai kereta kuda sambil bersantai.

"Baiklah, adakah sesuatu yang ingin kau tanyakan?"

"Guru, kalau boleh tahu kenapa guru sangat baik kepadaku? Membantu membalas dendam bahkan juga membantuku untuk menjadi kuat"

Ladur mungkin tidak tahu.

Sebenarnya membantunya membalas dendam hanya sebuah kebetulan, tapi jika kesalahpahaman ini meningkatkan kesan baik Ladur kepada dirinya, Alan dengan senang hati akan membiarkan kesalahpahaman ini berlanjut.

"Tentu itu semua tidak gratis, aku percaya suatu hari nanti kau akan membalas kebaikanku, kan?"

"Ya, aku akan membalas kebaikanku nanti"

Dalam hal ini Ladur adalah anak yang naif, tapi Alan bisa memastikan ia tidak akan pernah menyesali keputusan ini