Chapter 46 - Sedhulur

Luuber tidak memiliki maksud apa pun, dalam kerja sama seperti ini pemerintah mempertaruhkan reputasinya jadi ia tidak bermain-main dan bercanda.

Apalagi mereka tidak tahu latar belakang Alan yang sesungguhnya, tidak mungkin orang biasa bisa mendapatkan informasi penting seperti ini.

Betapa sulitnya mendapatkan lokasi asli, mereka sangat memahaminya, karena pemerintah pernah membuat penyelidikan sendiri.

Mereka tahu pelelangan gelap seperti ini ada, namun mereka tidak pernah mendapatkan lokasi pastinya, mereka mencoba menyuap beberapa orang arkeolog, tapi bahkan sebelum mereka mendapat informasi, arkeolog yang sudah mendapat suap ini langsung menjadi daftar hitam dan tidak pernah mendapat hubungan lagi dengan pedagang gelap.

Di masa lalu mereka pernah sekali mendapat lokasi asli, kemudian bersiap melakukan razia dan pembersihan.

Tapi anehnya saat sampai di tempat lokasi mereka hanya menemukan cangkang kosong, pelelangan-pelelangan ini sudah tidak ada di tempatnya, setelah beberapa penyelidikan, pemerintah menemukan bahwa pelengan telah di pindah pada hari yang sama mereka mendapatkan informasi tentang lokasi.

Ada dua kemungkinan, ada mata-mata di dalam pemerintahan mereka, atau mungkin juga informasi yang mereka dapat adalah informasi yang sengaja di bocorkan karena para kelompok pedagang gelap ini hendak pindah.

Untungnya tidak ada jebakan di tempat.

Tetap saja kegagalan ini membuat pemerintah sakit kepala, adanya perdagangan gelap ini telah lama merugikan mereka, situs peninggalan ada di wilayah mereka, dan mereka telah membuat kesepakatan dengan arkeolog, agar menjual barang-barang hanya kepada pemerintah setempat.

Tapi karena jumlah arkeolog yang terlalu banyak, sulit untuk melakukan kontrol menyeluruh, alhasil beberapa arkeolog melakukan penyelundupan kepada pedagang gelap.

Setelah lama menunggu mereka melihat harapan, hanya untuk di jatuhkan lagi.

Sebenarnya selain karena merugikan, tindakan pembersihan dan perampasan sangat menguntungkan bagi pemerintah, misalnya artefak sihir yang mereka sita bisa mereka miliki secara gratis tanpa perlu membayar, karena itu pemerintah sangat giat melakukan kegiatan pembersihan dan menghargai setiap informasi yang terkait.

Saat itu Sedhulur datang dan memberikan sebuah informasi penting.

Informasi yang diberikan Sedhulur tidak hanya tentang bisnis pelelangan gelap, tetapi juga mata-mata yang menyusup dalam pemerintahan, Pemimpin tingkat atas sudah melakukan beberapa penyelidikan terhadap sebagian orang dalam daftar, hasilnya telah terbukti hampir semua orang yang di selidiki memiliki hubungan dengan bisnis gelap.

Pembuktian daftar ini, membuat identitas Sedhulur semakin misterius, bagaimana bisa dia mendapatkan info ini sedangkan pemerintah sudah melakukan penyelidikan tapi tidak berhasil?, tidak ada yang tahu mereka hanya bisa memperkirakan ada pendukung besar di balik Sedhulur sehingga bisa mendapat informasi seperti ini.

Entah mereka menyusup dalam pelelangan atau dalam pemerintahan, masing-masing pilihan memiliki bantahan dan dukungan.

Untuk saat ini pemerintah tidak mau menanggung risiko untuk menyinggung pendukung besar Sedhulur, sehingga Pemerintah berniat memberikan pembayaran atas informasi yang di berikan Sedhulur dengan sungguh-sungguh.

Sayangnya semua tidak berjalan dengan lancar seperti yang mereka perkirakan.

Melihat tatapan tajam Sedhulur, Luuber mencoba menjelaskan sesuai rencana awal mereka.

"Bersihkan orang-orang ini dulu dan kau bisa mendapatkan barang yang kau inginkan, alamat mereka sudah tertera pada peta di baliknya"

Kalimat ini dibuat seolah Luuber ingin menyewa seorang pembunuh, tapi maksud sebenarnya adalah 'orang yang kau cari tidak ada di pelelangan ini, dan kami hanya bisa memberikan alamat mereka, mengunjunginya atau tidak, membunuhnya atau tidak itu semua terserah kamu'

Orang yang memiliki pendukung besar pasti dia bukan orang yang bodoh dan dapat mudah memahami kalimat dengan maksud ganda.

Tentu meski Alan tidak memiliki pendukung besar ia mengerti maksud lain dari kalimat yang Luuber katakan, kata-kata tersebut sebenarnya tidak rumit.

Bahkan sejak Luuber memberikan informasi dengan alamat dia sudah membuat tebakan mengapa yang di berikan adalah data serta Alamat, berikutnya hanya tinggal meminta konfirmasi dari Luuber.

Alan sudah menebak tapi dia tidak ingin skenario buruk itu, setelah mendengar penjelasan Luuber, baru ia tahu ternyata orang-orang yang ia cari memang tidak ada di sini.

Ini akan merepotkan, Alan tidak mengerti mengapa hasil berbeda dengan informasi yang ia miliki.

Apa yang terjadi? Apakah sejarah berubah? Atau temanku berbohong?

Apa pun itu hasilnya sama, Alan tidak peduli lagi, ia lebih memilih langsung pergi mengunjungi mereka dan menyelesaikan semua ini secepatnya.

"Baiklah aku pastikan akan ada perampokan di rumah mereka besok malam, karena itu mohon maafkan aku karena harus pergi sekarang untuk melakukan persiapan"

Kali ini Alan berkata seperti seorang pembunuh yang berniat menyamarkannya pembunuhannya seperti sebuah perampokan, meski faktanya ia hanya memutarbalikkan kata-kata dari kebenaran yang sesungguhnya, merampok sebenarnya adalah tujuan utama Alan, sedangkan membunuh hanya urusan sampingan.

Alan segera bangkit dari kursi dan bersiap pergi.

Karena rencana awal sudah berubah, Alan berniat mampir ke rumah seorang kenalan di masa lalu terlebih dahulu.

*************

Pagi hari tepat sebelum matahari terbit, Alan sudah bangun dari tidur dan memakai pakaian rapi, memakai jas berkerah tinggi dan meletakkan topi fedora di atas kepalanya.

Alan keluar dari penginapan yang ia sewa dan langsung berjalan ke daerah pemukiman sederhana.

Baru setelah melalui belokan beberapa kali, Alan akhirnya sampai di tempat yang ia tuju, di sebuah rumah lusuh yang hampir terlihat tidak layak huni.

Di depan rumah itu Alan melihat seorang bocah lelaki berusia sekitar 16 tahun sedang memberi makan kuda sambil membersihkan kereta di dekatnya.

Akhirnya kutemukan kau sobat kecil.

Alan mencoba mendekat dan mengambil insiatif untuk bertanya.

"Halo, apakah layanan kereta tersedia sekarang?"

"Maaf tuan, saya hanya menyediakan pengantaran dengan rute dan tidak pada tempat spesifik"

Meski Alan berkata secara tiba-tiba bocah lelaki itu sama sekali tidak terkejut, ia menjawab dengan tenang seperti seorang profesional.

Mendapat sikap profesional seperti itu anehnya Alan malah tersenyum dengan cara aneh dan kemudian lanjut berbicara.

"Bagaimana jika aku mengatakan, aku akan pergi ke rumah orang-orang yang telah membunuh kakakmu"

Mendengar kalimat ini segera ekspresi tenang dan profesional di wajah bocah berusia 16 tahun tersebut terdistorsi, ekspresinya sedikit demi sedikit berubah menjadi lebih rumit, kesedihan, kemarahan, kebingungan dan ekspresi rumit lainnya tercampur dengan tidak harmoni.

Solah ingin menunjukkan betapa banyak pertanyaan yang secara bersamaan telah muncul di kepalanya.

Bocah itu tidak mengerti.

Siapa orang di depannya ini?

Bagaimana dia mengenal kakaknya?

Mengapa dia tahu tentang kematian kakaknya?

Untuk apa dia mengatakan kata-kata itu kepadaku?

Apa tujuannya dia ke sana?

Begitu banyak pertanyaan yang muncul sekaligus hanya membuatnya bingung, sebaiknya pertanyaan apa yang harus ia tanyakan terlebih dahulu.

Pada akhirnya ia menanyakan pertanyaan yang paling penting terlebih dahulu, agar alur percakapan bisa terus mengalir mengarah pada alasan mengapa dia mengatakan ini kepada dirinya

"Untuk apa kau pergi ke sana?"

Untuk pertama kalinya, ia menanyakan salah satu dari pertanyaan yang tidak boleh ditanyakan kepada pelanggan, sebuah peraturan yang dibuat kakaknya agar tidak menyinggung pelanggan.

"Bukan apa-apa, aku hanya akan merampok mereka, jika aku dalam suasana hati yang buruk aku mungkin akan membunuh mereka juga"

Kalimat langsung seperti ini membuat bocah berusia 16 tahun tersebut terkejut, ia dibuat terdiam karenanya, ia tidak mengerti bagaimana bisa seseorang mengatakan kejahatan yang akan dirinya lakukan dengan terang-terangan seperti ini.

"Apakah kau ingin aku membalaskan dendammu dan membunuh mereka? Jika iya tolong pinjamkan aku foto kakak mu"

Kalimat ini hanya membuatnya bingung dan merasa aneh, apa hubungannya foto dengan membunuh orang? Jika meminta orang yang akan di bunuh itu masih masuk akal, tapi kakaknya sudah mati, untuk apa orang ini meminta foto kakaknya.

"Tidak, bagaimana bisa aku tahu kau tidak berbohong? Bahkan kau mungkin punya niat jahat terhadapku menggunakan foto itu"

Anak berusia 16 tahun ini memang belum melihat dunia, tapi ia pernah mendengar tentang sihir kutukan yang menggunakan foto seperti ini, jadi ia harus waspada.

Di sisi lain Alan yang mendengar ini tidak bisa menahan kedutan di bibirnya, Anak ini terlalu narsis, bahkan jika Alan benar-benar memiliki sihir kutukan ia tidak melakukannya pada kentang goreng kecil seperti dia, karena tindakan seperti sama sekali tidak membawa untung dan hanya membuang-buang mana dengan percuma.

"Bagaimana dengan ini, kau tidak perlu memberiku foto kakakmu, dan hanya menunjukkannya selama beberapa puluh detik, tidak masalah kan?"

Tujuan utama Alan kesini adalah untuk bertemu sobat kecilnya ini, tapi ada juga tujuan kecil lain.

Alan ingin menggunakan wajah kakaknya itu untuk di imitasi, tapi imitasi tidak bisa di lakukan tanpa objek asli, tidak mungkin Alan menggali kuburannya, foto hanya satu-satunya cara, meskipun meniru menggunakan foto cukup sulit, dengan pengalaman Alan di masa lalu, ia yakin bisa membuatnya semirip mungkin.

"Baiklah aku setuju"