"ada yang gue benci disini,buat nggak mood aja" cetus Syafid yang terdengar ketus.
" hm? gue ya? " tanya Jae Min.
sesekali Syafid menggelengkan kepala,lalu tangannya menujuk ke arah Putri sembari menatap lekat-lekat dengan penuh kebencian membuat Putri tidak menyangka jika orang yang ia kenal selalu lembut kini berubah menjadi laki-laki dingin.
"kenapa kamu membenciku? " tanya Putri yang tidak tau mengapa menjadi seperti ini.
"lo masih tanya kenapa?DULU GUE KOMA SATU TAHUN,TAPI LO MALAH PERGI KE LUAR NEGERI,PADAHAL GUE KOMA GARA-GARA NGEJAR LO KE BANDARA! " teriak Syafid yang sudah naik amarah membuat Putri meneteskan air mata.
Putri adalah orang yang tidak bisa dibentak atau pun mendengar suara keras karena akan menangis,namun sambil menangis ia menatap Syafid dengan penuh kebencian terlukis di wajahnya dengan sangat jelas.
"KAMU KIRA AKU KE LUAR NEGERI GARA-GARA SIAPA HAH! LALU KAMU PIKIR YANG DONORIN DARAH BUAT KAMU SIAPA?" teriak Putri dengan penuh amarah yang tidak bisa tertahankan lagi.
Suasana yang tadinya tenang kini berubah menjadi menegangkan,Putri terdiam berusaha mengendalikan amarahnya yang membuat air mata yang tak henti-hentinya bercucuran,namun sia-sia saja untuk penahannya lalu ia berlari pergi keluar taman. Tiba-tiba saja Jae Min langsung mencekram kerah Syafid dengan kasar.
"lo bener-bener nggak tau diri ya fid,lo tau nggak cuma gara-gara lo Putri rela nungguin lo yang koma lalu ngelepas kesempatan buat jadi idol,kalo nggak gara-gara lo Putri bakal jadi terkenal kayak Dika,trus Putri yang donorin darah buat lo yang kritis karena kekurangan darah,terus lo nyalahin Putri atas semua ini? lo gila fid! " teriak Jae Min untuk membela Putri.
Rama pun langsung memisahkan pertengkaran mereka berdua karena seluruh mata memandang mereka,sementara Khofifah,kiki,Gia, Riska dan Ami pun menyusul Putri,namun sayangnya ia sudah pergi jauh.
"lebih baik renungin dulu fid,sebenernya itu Putri yang donorin darah buat lo,dia juga nggak jadi debut karena lo kecelakaan" ujar Eggi yang berharap Syafid bisa merenunginya.
"lo nggak sadar sih,kenapa lo balah bentak Putri,udah tau Putri pasti nangis kalo dibentak" timpal Adi yang prihatin.
Sementara itu Putri pun kembali ke rumahnya untuk mengucap salam karena baru ke rumah,tentu saja dengan hangat keluarga yang dulu ia rindukan kini menyambutnya secara bersama-sama membuat Putri bernafas lega.
"Ya ampun Put,kamu itu nggak balik-balik.... abang kangen tau" rengek Fathur kepada adiknya.
"iya nih,kan Affan kangen banget sama kakak" timpal Affan yang sudah lama tak bertemu dengan kakak perempuannya.
"Ya ampun kalian berdua ini sudah besar tapi masih kayak anak kecil aja,abang itu udah punya istri tapi masih kayak anak kecil,Affan juga udah SMK masih nggak berubah" heran Putri karena sifat kedua saudaranya masih sama walau sudah berlalu 9 tahun lamanya.
"Begitu juga dengan kamu,kamu juga harus segera menikah" cetus Ayahnya yang tadi membaca koran.
"Apaan sih yah,Putri itu masih mau kerja,lagian Putri setelah ini mau kerja di Jakarta" jawab Putri tawar karena begitu dengan untuk memandang sangat ayah.
"Putri... umur kamu itu udah 25,udah seharusnya kamu menikah karena nggak baik anak perempuan menikahnya kelamaan" tegur ibunya.
"tapi kan ada yang menikah umur 30 nggak papa tuh,Lagian Putri belum siap jadi istri mah" elak Putri tak mau mengikuti saran dari kedua orang tuanya.
"Turut tin aja kali keinginan ayah sama mamah" bela Fathur setelah menyuruh Affan ke dalam kamar.
" Hah abang nih,kan Putri belum siap" ujar Putri.
"eleh aku aja umur 24 udah menikah tuh,aku juga awalnya nggak siap tapi karena sudah terbiasa nggak napa-napa kok" jelas Fathur untuk memberi pengertian.
"itu kan abang,Putri nggak bisa kayak abang" jawab Putri tawar.
"Ayah kasih waktu 3 hari untuk mencari calonmu, jika tidak kamu nggak akan boleh untuk kerja di Jakarta"