Mereka kembali bekerja hingga petang menyapa,putri juga menyibukkan diri agar persoalan tentang ava dan Syarif cepat-cepat hilang. setelah pekerjaan selesai merekan pun bersiap untuk pulang melalui lift,mereka bertemu dengan Syafid dan Ava di dalam lift.
"eh kita tadi ketemu di ruangan Syafid kan? " ujar Ava sambil menghampiri Putri yang tampak sedang membaca buku.
"iya" jawab Putri singkat karena kesal kegiatan rutin membacanya terganggu.
"kenalin aku Ava,aku kerja dibagian marketing" ujar Ava sambil mengulurkan tangan sebagai tanda untuk saling mengenal lalu disambut dengan Putri dengan jabatan yang sangat singkat.
"Makin deket aja lo sama pak Syafid" ujar Rama yang melihat dari tadi Ava selalu menempel di dekat Syafid.
" oh iya dong,moga aja sampai ke pelaminan " ujar Ava dengan percaya diri sehingga membuat Putri meliriknya dengan tatapan tajam,bagaimana bisa suaminya sendiri diam saat wanita lain berharap jika suaminya akan membagi cintanya.
" nggak usah macam-macam kamu" Akhirnya Syafid angkat bicara sehingga terlihat wajah Ava yang sangat malu.
"ya udah bos kita pulang dulu,assalamu'alaikum" ujar Adi setelah lift terbuka sambil mengajak para sahabatnya.
" Gila tu cewek,asal nyeplos aja tu mulut" cibir Ami yang sangat marah.
" iya tuh.Untung aja Syafid bilang kayak gitu, kebayang nggak seberapa malunya dia tadi hahahaha " tawa Riska yang sangat senang ketika Ava malu.
Putri tidak menanggapi gosip dari sahabatnya karena ia sedang tenggelam dalam pikirannya,ia mulai bertanta-tanya tentang seberapa dekat antara Syafid dan Ava selama ia pergi ke luar Negeri.apa yang sedang terjadi ketika ia tidak ada.
"Gila apartemen lo bagus banget put" puji Gia yang sangat terpukau dengan apartemen Putri yang begitu indah.
"aku terpaksa harus membeli apartemen mewah karena terlalu banyak buku yang harus aku bawa" Jawab Putri.
" eh menurut kalian si Syafid udah nikah belom? " tanya Aji sambil memahami bimbimbab buatan Putri yang dibuat tadi.
"emang kenapa sih? " tanya Eggi.
" tadi gue liat si Syafid pake cincin dan itu beneran cincin orang nikah " jelas Aji yang membuat Putri tersedak sewaktu makan.
" heh udah nggak usah bahas itu" perintah Ami karena ia tahu Putri tidak merasa nyaman ketika sedang membahas perihal Syafid.
Mereka pun mengganti topik lalu beralih tentang topik Putri yang selama di luar Negeri mereka saling tertawa lepas seakan beban yang ada di kantor tadi hilang begitu saja, jujur Putri lebih nyaman ketika bersama teman dari pada bersama dengan suaminya sendiri karena masalah yang sedang melanda mereka saat ini.
Keesokan harinya Putri harus pergi ke ruangan Syafid terlebih dahulu untuk membahas tentang pekerjaan mereka,walaupun baginya sangat sulit untuk memandang wajah itu.
"Ada apa bos memanggil saya? " tanya Putri yang tidak berani menatap kedua pasang mata yang sedang memandangnya saat ini.
" aku mau kamu membuat novel dengan genre romantis " ujar Syafid sambil meminum teh yang masih hangat.
" tidak bisa,karena saya sudah mendapatkan bagian membuat novel dengan genre misteri " tolak Putri mentah mentah tanpa ada toleransi lagi.
"tapi penggemar mu sudah banyak yang meminta diterbitkan novel dengan genre romantis" ujar Syafid sambil memandang Putri lekat-lekat sebagai pertanda tidak ada toleransi lagi.
"baiklah jika anda menginginkan itu,saya akan berusaha" ujar Putri sambil memohon untuk undur diri.
" eh sebentar,nanti kamu ke apartemenku" cegah Syafid untuk menghentikan langkah Putri yang sudah berada di ambang pintu.
"tapi.. "
"kenapa? kamu tahun karena kita hanya berdua disana? kita kan sah sah saja karena kita sudah menikah" jawab Syafid santai.
"baiklah"
" Putri" Lagi-lagi langkahnya terhenti.
" apa lagi" jawab Putri ketus.
" jangan lupa senyum,perusahaan kita menjunjung tinggi keramahan lho" ujar Syafid sambil memberikan senyuman termanis nya kepada sang istri,Putri yang sudah undur diri pun segera keluar.
"hih kenapa sih dia pake senyum segala,nggak tau apa dari dulu senyumannya itu manis banget"
"