Sudah dua hari berlalu,tapi Putri masih tak kunjung juga mendapatkan keputusan apakah dia akan memiliki suami,ia bahkan tak tau siapa yang dia inginkan.Ia pun memutuskan untuk pergi ke mall untuk refresing sambil membeli peralatan menggambar yang sudah habis.
"hm... kayaknya kurang alat yang ini deh" jawab Putri sambil memilih alat untuk menggambar.
"kak Putri? " ujar seseorang membuat ia berhenti melakukan aktivitasnya.
"kamu siapa? " tanya Putri yang sedikit curiga sekaligus takut kepada orang asing yang sedang berdiri didepannya.
"kamu nggak kenal aku kak? " tanya seseorang itu lagi.
Perempuan itu pun tertawa lepas membuat Putri semakin takut,ia pun mencari-cari celah untuk berlari untuk berjaga-jaga jika ia melakukan sesuatu.Perempuan asing itu pun memperlihatkan kartu OSIS SMKnya dengan senang hati membuat Putri salah paham ternyata perempuan asing itu adalah adik Syafid,pantas saja ia sudah tak mengenalinya kerena Nia sudah tunjuk menjadi gadis yang sangat imut.
" ya ampun ini beneran kamu Nia? " tanya Putri yang masih tidak percaya.
"iya kak.Eeng kita ke penjual es krim yuk,sekalian ngobrol-ngobrol" ajak Nia dengan penuh semangat,tak kaget jika sifatnya sangat periang karena memang dari kecil ia sangat banyak gerak.
Mereka pun pergi ke tempat penjual es krim yang tak jauh dari pandangan mereka,banyak sekali pembicaraan diantara mereka membuat waktu berlalu begitu cepatnya.
"oh ya kak,kok dari tadi murung aja? " tanya Nia yang sudah menyadari dari tadi.
"kakak bingung banget,karena kakak disuruh cepet nikah biar bisa pergi ke Jakarta" jawab Putri sambil memandang orang-orang yang sedang berlalu lalang di depannya.
"ya udah kakak menikah saja,apa susahnya" tungkas Nia yang santai sambil memakan eskrim coklat favoritnya.
"iya menikah memang gampang,tapi masalahnya kakak nggak punya calon suaminya" jawab Putri lesu.
"kakak pengen banget ke Jakarta ya? " tanya Nia yang penasaran.
"iya Nia,kakak pengen banget kerja disana" Putri memang sudah menggapai harapannya untuk belajar di luar Negeri,namun kini ia memilikan harapan baru yaitu menambah ilmunya di Jakarta.
"Nia bisa bantu kakak" cetus Nia dengan penuh percaya diri,entah itu serius atau hanya bohong belaka,namun Putri tetap ingin berharap kepada Nia bahwa rencana itu benar-benar nyata dan dapat membantunya untuk menyelesaikan masalah.
"Gimana caranya,kasih tau kakak Nia" tungkas Putri dengan semangat dan tanpa ada keraguan lagi karena memang ia sudah tak ada pilihan lain selain menerima bantuan dari Nia.
"Nia bakal cariin calon suami yang cocok dengan kakak, sesuai dengan kriteria kakak yang selalu di idam-idamkan kan? " goda Nia.
"tapi kalo orang tua kakak nggak setuju gimana? " Putri sangat mengkhawatirkan jika orang yang sedang dibicarakan Nia tidak sesuai dengan keinginan kedua orang tuanya,terlebih lagi kedua orang tuanya harus benar-benar memilih apakah lelaki itu cocok atau tidak,karena Putri adalah satu-satunya anak perempuan.
"tenang saja kak Putri,orang tua kakak pasti setuju kok karena akhlaknya benar-benar baik" jawab Nia seakan ia bena5 yakin jika lelaki pilihannya benar-benar akan disetujui oleh kedua orang tua Putri.
"tapi aku nggak mau calon suami ku terlalu tua ya,aku mau minimal sepantaran dan maksimal 5 tahun" elakkan Putri lagi karena ia takut.
"dia lebih tua dari kamu,yaa walaupun selisih 4 bulan sih" jawab Nia membuat Putri tenang karena setidaknya lebih tua sedikit,karena dari dulu ia menginginkan kan yang lebih tua sekitarnya selisih satu tahun.
"Fiuh alhamdulillah deh" Putri mengambil nafas lega karena jawaban Nia yang tak terlalu buruk.
"tapi sepertinya kalau kalian menikah seperti jadi pasang muda deh,soalnya wajah kalian seperti belasan tahun walapun umur kalian 25 tahun" timpal Nia lagi setelah memandangi Putri lebih jelas lagi.
"apaan sih kamu Nia,menikah aja belom" elakkan Putri untuk mengalihkan pembicaraan karena ia merasakan pipinya memerah.
"hahahaha,ya udah aku pulang dulu ya" jawab Nia sambil beranjak pergi dari tempatnya.
"e tapi siapa orangnya? " tanya Putri yang lupa menanyakan hal itu.
"aku nggak bisa ngasih tahu kakak sekarang,tapi aku bisa kasih petunjuk kalau dia akan jadi penyelamat karena bisa membawa kakak ke Jakarta,tapi kakak menganggapnya sebagai musuh karena kakak membenci lelaki itu"