Mereka memakan paha Ayam itu dengan lahap begitu juga dengan burgernya, ini adalah Junk Food sehari-hari Red.
"jadi kau suka ayam ini..?
"Hemmm.....
"Pesan tiap hari...? Tanya Max
"Hemmm... jawab Red.
"cukup hari ini saja kau makan ini, sore dan malam nanti TIDAK BOLEH....! hei Red, ini makanan pembunuh kau tau.? membunuh tubuhmu Pelan-pelan..,, ucap Max.
"kau mulai memonopoli ku... Huh...!" ucap Red.
"kau wanita ku, bagaimana kalau kejadian yang tadi jadi bayi, dan kau mau anak kita cacat...? Ucap Max dengan bawelnya.
"Max, ini terlalu dini... " Ucap Red.
"Apa kau lupa para pemerkosa di kasus kita, hanya sekali saja melakukan itu, dan korbannya langsung hamil..? Bagaimana dengan kita..? Aku menyirami mu dengan benih yang ku pendam setahun, itu bibit unggul...!" goda max.
Wajah Red sangat Merah seperti undang rebus, mendengar dan semua ucapan mesum kekasihnya ini.
"your mad... Max..? Ucap Red.
"yes, I'm crazy now...coz falling in love with you honey...,,
Red, jadi kesal di goda Max terus. Ia ingin sekali menonjok nya kalau itu bukan max.
l
"OK. Sekarang kita bahas satu persatu ya sayang...., Bagaimana dengan ini... Ini.... dan ini....? tanya Max, yang membuka satu persatu file klien milik Red, yang selama ini berada di atas mejanya.
"kau tau max bisnis saat ini sangat sulit dan tidak mudah, kita tidak bisa mengandalkan diri sendiri koneksi ku sudah menghilang sejak aku keluar dari kesatuan..!" jawab Red, yang seakan selama ini ia melakukan penyelidikan kasusnya terasa sangat sulit.
"kenapa kau tidak menghubungiku..? kau tau aku di mana, kita sudah melakukan ini lama sekali Red..?" tanya Max yang mulai kehilangan akal dengan sikap idealis Red yang sulit berhubungan dengan pejabat korup.
"Aku tidak pandai menjilat, atau mengambil hati mereka..?" ucap Red yang mengangkat bahunya lalu menyandarkan punggungnya di sofa baru itu, yang terasa nyaman baginya, namun sesaat Ia mengernyitkan dahinya merasakan sakit di area sensitifnya. "ouww..,, keluh Red.
"apa masih sakit...?" tanya Max yang khawatir dengan keadaan Red setelah di tidurinya.
"hey...ini pertama ku...! Damn...,,saut Red yang mengutuk kejadian itu yang membuatnya tidak nyaman ini.
"ok...ok.. I'm sorry honey, thanks for thats...,, maksud Max soal keperawanan Red, yang di jaganya selama ini dan Max adalah pria pertamanya, Max kembali mendekap Red dan mengecup dahinya, lalu pipinya dan terakhir bibirnya, "Damn...I want it..., ucap Max yang seperti di bangkitkan kembali.
"What's...????...
"OOO... yes...i want thats...,, ucap Max yang kembali mendekap kekasihnya ini, langsung di atas Sofa dan kembali melumat bibir Red, seakan lidah itu saling membelit, dan menghisap, wajah Red sudah sangat bersemu dengan rangsangan Max in, dan Max langsung menarik tali Mantel tidur Red itu dan melakukannya lagi di sofa itu, meski Red sedikit mengeryitkan dahinya, namun kenikmatan bercinta dengan Max mengalahkan rasa sakit itu.
"ah...ah.. desahan Red yang semakin merangsang Max, desahan nafas Red yang di rasakannya hingga bulu kuduk Max berdiri, sensasi geli di lehernya itu semakin membuat nya hilang kendali dengan pinggang yang cepat sekali di maju mundurkan.
ohh your so tight...baby....,,ehmmm.... lenguhan Max yang kembali menyirami rahim Red dengan benihnya.
keduanya larut dalam pergumulan dengan peluh yang membanjiri keduanya, akhirnya karena pergumulan ini, Max yang ingin mengulas tentang file-file client milik Red tidak jadi, mereka melepas cinta habis-habisan.
" off max... I'm so tired now..., it's so great...? nice feel..,, ucap Red, yang kelelahan dan bercampur rasa nyeri di area sensitifnya, namun ia tidak peduli lagi kenikmatan bercinta itu dirasakannya.
Sepasang kekasih yang dimabuk asmara ini terlelap, saling mendekap di sofa baru yang baru saja dibeli oleh Max, seakan ingin mengukuhkan sofa ini adalah sarang cinta mereka.
Waktu semakin larut, Max melihat Red yang kelelahan dan terlelap di atas sofa, Ia pun mengangkat gadisnya ini ke dalam kamar, membersihkan sisa-sisa pergumulan mereka.
Setelah itu, Max kembali duduk di Kursi, di mana meja kantor Red terletak di luar kamarnya, Max mengulas lagi seluruh kasus yang di ajukan oleh beberapa orang Klien milik Red.
Dan mencoba mencocokan dengan. kasus yang sedang marak terjadi belakangan ini, ia melihat ada sinyal persamaan dengan seluruh kecurigaannya dalam kasus lain yang sedang di tangani di kantornya.
Max pun mencoba menghubungi, bagian pendataan untuk melihat kasus yang sedang terjadi saat ini, sebuah "kasus penculikan" yang belum di ketahui penyebabnya, bahkan korban nya pun belum di temukan keberadaannya.
ciri-ciri kasus ini sama seperti kasus beberapa tahun yang lalu, beberapa orang tua melaporkan kehilangan anak gadisnya dan ada juga yang melaporkan tentang hilangnya anak bujang mereka, semuanya anak-anak usia remaja yang masih duduk di bangku SMA.
"bagaimana..? apakah ada kesamaan dengan kasus kita..? tolong cek lokasi dan tempat kejadian, waktu saat kejadian dan di mana alamat korbannya..!" perintah Max yang saat ini menjadi seorang kepala Divisi bagian Kriminalitas.di kantornya.
"Tentu Max..., kamu sedang. mencocokkannya, beri kami waktu untuk melakukannya...!" pinta Alex salah seorang anak buah Max
"ok,.aku mau secepatnya, dugaanku berkata kalau kasus yang sedang kita tangani itu berhubungan dengan kasus ini...!" ucap Max seperti memberi informasi pada bawahannya di dalam divisi bagian kriminal itu.
"ok...,, jawab Alex singkat tanpa berkata panjang lebar lagi, ia langsung membuka dokumen yang sedang di tangani. di dalam divisi nya, beberapa rekan Alex membantunya sebab ini perintah langsung dari atasan mereka, sebab sang atasan tidak pernah memberikan perintah langsung selama ini, ia hanya menyetujui sebuah usulan ataupun hanya menandatangi setiap dokumen penyelidikan mereka.
Max kini membuka beberapa File kasus-kasus yang di tangani oleh Red lainya, betapa terkejutnya Max, ternyata red menerima kasus yang sama seperti yang sedang di tangani dalam divisi nya, Ia berfikir mengapa Nyonya "Ana" menyewa detektif Swasta lagi...? kalau ia telah membayar Mahal jasa detektif resmi, apakah Nyonya Ana tidak percaya kepada Petugas kepolisian..? benak Max yang sedang mengulas kasus yang sama dengan Red.
"Gadis ini ternyata mendapatkan Kasus-kasus sulit, awas saja kalau kau tidak mau kembali ke kantor ku,, akan ku seret kau biar mau...!" Gerutuan Max pada Red.
Sementara Red sendiri sedang terlelap dengan pergumulan panas mereka tadi, ia masih merasakan nyeri, di area sensitifnya, sementara Max tentu saja pria perkasa yang tidak ada capek nya, tentu saja ia sudah terbiasa dengan olahraga dan tidur larut, semua ini membuat tubuhnya terbiasa dengan perubahan waktu istirahat sehari-hari nya, yang terbalik terkadang Max kurang tidur.