"Kalian yakin rencana ini akan berhasil?", tanya Emil.
"Kita ga tahu hasilnya kalau kita ga coba, mil. Lagian kan ini masih penelusuran perdana kita", jàwab Jey dengan nada meyakinkan.
"Lagian juga kan ga ada salahnya buat kita coba dulu. Ga ada ceritanya kalo kita pertama kali coba langsung sepenuhnya berhasil. Pasti ada pecahan-pecahan informasi yang dapat kita terima dari setiap penelusuran", tambah Azka.
"Ka! Tumben otak lu bener. Biasanya juga yang lu bahas selalu ga nyambung ama topik dan ga sebijak itu", sindir John dengan sedikit tertawa bangga dan menepuk pundak Azka yang kemudian diikuti oleh teman setim yang ikut menepuk pundak temennya.
"Gimana? Ada yang ga ikut penelusuran?", tanya Aliza seketīka.
"Kita semua ikut. Gimana?", jawab Nandez dengan nada yang sangat meyakinkan.
"Pastinya", jawab John tanpa ragu.
Tak lama kemudian bel tanda berakhirnya istirahat berbunyi.
"Nanti kita kumpul lagi di gazebo taman sekolah. Jangan sampai lupa", ucap Aliza memperingatkan.
Seketika segerombolan geng itu bubar setelah Aliza beranjak dari kursinya.
Di dalam kelas Aliza sudah mulai bisa fokus lagi meskipun perubahan dalam diri Abraham masih mengalir di dalam dirinya. Aliza sudah fokus lagi karena dia yakin akan rencananya tadi. Sekitar kurang lebih 1,5 jam pelajaran, bel pulang sekolah berbunyi. Inilah saat-saat yang ditunggu Aliza dan semua tim untuk bekerjasama dalam penelusuran. Seperti kata Aliza tadi, mereka semua langsung menuju gazebo taman. Mereka berunding tak lama dan langsung menuju TKP dan menjalankan tugas masing-masing.