Chereads / 365 Hari Bersama Sahabat Nabi / Chapter 37 - Hari Ke-37

Chapter 37 - Hari Ke-37

Bilal bin Rabah

Menjadi Manusia Merdeka Setelah Memeluk Islam

Bilal bin Rabah berasal dari negeri Habasyah (Ethiopia). Dia lahir di daerah As-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Bilal bersama ibunya menjadi budak Umayyah bin Khalaf. Dia selalu ikut kemana Umayyah melangkah.

Bilal sering mendengar Umayyah dan para tokoh Quraisy lainnya membicarakan Rasulullah. Mereka menghujat Islam dan Rasulullah. Sebenarnya mereka mengakui keagungan dan kebenaran risalah yang disampaikan Rasulullah. Hanya saja mereka merasa harus mengingkarinya supaya orang-orang tidak datang kepada Muhammad dan masuk Islam.

Bilal makin penasaran dengan berita-berita bohong Umayyah dan para tokoh Quraisy. Dia pun menemui Rasulullah diam-diam. Setelah mendengar penjelasan Rasulullah, Bilal melihat keagungan Islam. Islam memuliakan manusia bukan karena fisik dan status sosial, melainkan karena ketakwaannya. Dia pun akhirnya masuk Islam.

Allah pun menguji keimanan Bilal. Begitu Umayyah mengetahui Bilal masuk Islam. Dia memaksanya keluar dari Islam. Bilal menolak hingga disiksa ditengah padang pasir. Perutnya ditindih dengan batu besar di tengah siang yang amat terik. Selama disiksa dia selalu mengatakan Ahad (Allah Maha Esa). Ucapan Ahad diabadikan oleh Allah dalam Surah Al-Ikhlas.

Saat lewat, Waraqah bin Naufal menyaksikan Bilal yang disiksa. Dia menemui Umayyah, lalu berkata, "Demi Allah! Jika kalian membunuhnya, aku akan menjadikan makamnya sebagai tempat keramat (seperti menyentuh makam orang saleh dan syuhada)."

Abu Bakar mengetahui Bilal di siksa. Abu Bakar berkata kepada Umayyah, "Apakah kamu tidak takut pada Allah, menyiksa orang lemah ini? Sampai kapan kamu perlakukan dia seperti itu?"

Dengan pongah Umayyah menjawab, "Kamu yang sudah merusak keyakinannya. Kalau kamu kasihan padanya, bebaskanlah dia."

"Baik. Aku punya budak hitam yang lebih kuat dan tangkas. Dia juga teguh meyakini agamamu. Aku tukar dia dengan Bilal," balas Abu Bakar.

Umayyah menyetujuinya. Abu Bakar mengobati luka-luka Bilal. Tidak hanya itu, lelaki mulia itu memerdekakan Bilal.