Chereads / 365 Hari Bersama Sahabat Nabi / Chapter 28 - Hari Ke-28

Chapter 28 - Hari Ke-28

Fatimah Az-Zahra

Belahan Jiwa Rasulullah Saw.

Rasulullah pernah berkata, "Fatimah adalah darah dagingku, belahan jiwaku. Siapa yang membuatnya bahagia, maka ia juga telah membahagiakanku. Siapa yang membuatnya marah, maka ia juga telah membuatku marah. Sungguh Fatimah adalah manusia paling mulia di sisiku."

Suatu hari, Ali berniat untuk menikah lagi. Secara syariat, menikahi istri lebih dari satu (poligami) diperbolehkan. Wanita yang hendak dinikahi Ali adalah Jamilah, putrinya Abu Jahal. Abu Jahal merupakan musuh Islam. Jelas Rasulullah tidak rela Fatimah disatukan bersama putri musuh Islam. Jadi Rasulullah tidak mengizinkan Ali berpoligami selama Fatimah masih hidup. Rasulullah mengumukan penolakannya itu di masjid. Ali pun ikut menyimak. Dia memahami keberatan Rasulullah.

Ali pun pulang ke rumah. Dia meminta maaf kepada Fatimah karena telah menyakitinya.

Ali berkata lirih, "Maafkan aku Fatimah, aku salah tidak mengindahkan hakmu. Orang sepertimu berhak dimintai maaf."

Sejenak Fatimah terdiam. Kemudian perempuan itu berkata, "Semoga Allah memaafkanmu."

Ali mencium ujung jemari Fatimah. Ali menceritakan ihwal penolakan Rasulullah atas maksud Ali di masjid. Mendengar penuturan Ali, Fatimah menitikkan air mata. Fatimah membayangkan betapa besar kecintaan sang ayah terhadapnya. Kemudian Fatimah berdiri menunaikan shalat.

Masa-masa sedih pun berlalu, Ali dan Fatimah kembali berbahagia. Ali menumpahkan kecintaan seutuhnya hanya untuk Fatimah dan anak-anaknya.

Ibnu Abbas meriwayakan, suatu hari Rasulullah menemui Fatimah dan Ali yang tengah tertawa bahagia. Keduanya diam mengetahui Rasulullah datang. Rasulullah bertanya, "Ada apa kalian. Tadi kalian tertawa, tetapi saat melihatku datang kalian tiba-tiba diam?"

Fatimah menjawab, "Sungguh, orang ini (Ali) tadi berkata, 'Aku lebih dicintai Rasulullah daripada kamu.' Lalu aku berkata, 'Tidak, justru aku lebih dicintai daripada kamu.'"

Rasulullah tersenyum, lalu berkata, "Wahai putriku, engkau lebih kusayangi daripada Ali, dan Ali lebih mulia bagiku daripada engkau." (HR. Ath-Thabrani)