Chereads / DEVIL FLOWER / Chapter 12 - Rose

Chapter 12 - Rose

Setelah mencicipi masakan ibu Sri, Mawar akhirnya pamit kepada wanita paruh baya tersebut, untuk ikut bersama dengan Arjuna.

"Kamu mau kemana sih Sayang, buru-buru sekali?" tanya ibu Sri kepada Mawar dan putranya.

"Mawar hanya ingin pulang saja Bu, Juna hanya akan mengantarnya sebentar," kata Arjuna berbohong kepada ibunya, padahal sebenarnya mereka mau ke rumah sakit saat ini.

"Mawar tidak betah ya tinggal di rumah ini?" tanya Ibu Sri kepada wanita itu.

"Bukan begitu Ibu, tetapi Mawar ada janji di rumah, ada teman yang mau datang," ungkap Mawar berbohong kepada Ibu Sri.

"Ya sudah, tapi lain kali Mawar harus main lagi ke rumah ini ya. Ibu sangat berharap Mawar akan sering main dan mengisi kekosongan di rumah ini," kata sang ibu dengan penuh harap.

"Iya Ibu, lain kali Mawar akan datang kembali ke sini. Ibu tunggu saja ya," ungkap wanita itu sambil menorehkan senyum yang manis, kepada ibunya Arjuna.

Akhirnya Arjuna pun membawa Mawar pulang, terlihat kesedihan di mata wanita paruh baya itu, ketika Mawar pergi melangkah, menjauhi rumah tersebut.

Di dalam perjalanan Mawar dan Arjuna hanya terdiam saja.

Sebenarnya Mawar merasa kasihan kepada wanita paruh baya itu, karena begitu berharap lebih kepadanya namun sayang Arjuna sama sekali tidak menyukainya. Jadi untuk apa dia memberikan perhatian lebih kepada wanita tersebut.

Dan kini mereka pun sampai di rumah sakit. Arjuna berjalan berdampingan dengan Mawar mereka hendak menuju ke ruang rawat inap nya Rose.

Sesampainya di ruang rawat inap tersebut, Mawar dikejutkan oleh sesuatu yang tidak di duga sebelumnya.

"Rose kamu bangun?" Seorang wanita paruh baya, tiba-tiba saja langsung memeluk Mawar tanpa aba-aba sama sekali.

"Maaf Ibu, aku bukan Rose tetapi aku Mawar," ungkap Mawar sambil menjauhkan diri dari tubuh wanita paruh baya tersebut.

"Ibu apa kabarnya?" tanya Arjuna kepada wanita itu.

Sepertinya wanita itu masih tampak kebingungan dengan kedatangan Mawar saat ini, karena dia masih mengira Mawar adalah putrinya, Rose yang sudah bangun dari koma.

"Arjuna ada apa ini, kenapa wanita itu sangat mirip dengan Rose?" Wanita itu kembali menatap Mawar dengan sangat tajam, dan itu membuat Mawar merasa sangat kikuk di buatnya.

"Perkenalkan Bu, ini adalah teman Juna namanya Mawar," kata Arjuna kepada ibu melati.

"Halo Bu, Nama saya adalah Mawar," kata wanita itu, sambil menolehkan sedikit senyum yang manis.

Tiba-tiba saja air mata jatuh menetes membasahi pipi, wanita paruh baya tersebut.

"Mawar ternyata kamu bukanlah Rose, tapi kenapa wajahmu begitu mirip dengan Rose, sampai-sampai Ibu tidak bisa membedakan mana Rose dan mana Mawar, saking Ibu merindukan Rose." Terlihat tetesan air mata membasahi pipi keriput wanita paruh baya itu.

Mawar sungguh tidak tega melihat tangis di mata wanita tersebut.

"Arjuna sengaja mengajak Mawar ke sini untuk bertemu dengan Rose, siapa tahu kehadiran Mawar bisa membuat terus bangun seketika," kata Arjuna kepada wanita itu.

Wanita yang akan menjadi ibu mertuanya, jika Arjuna jadi menikah dengan Rose.

Namun apakah pernikahan itu akan terjadi, bahkan keadaannya seperti ini sekarang.

Rose belum bangun setelah beberapa bulan koma, dan itu membuat hati Arjuna dan keluarga sungguh hancur berkeping-keping.

Mereka memang selalu berharap berdo'a dan tidak pantang menyerah, mereka yakin bahwa suatu saat nanti Rose pasti akan bisa bangun lagi, seperti sedia kala.

Namun kapan itu, masih belum bisa di pastikan sama sekali.

"Duduklah Nak Mawar," kata ibu Melati, sambil menarik tangan Mawar duduk di samping Rose yang masih terbaring lemah tak berdaya.

"Terima kasih, Bu," ungkap Mawar dalam nada rendah.

"Bu, bagaimana keadaan Rose saat ini, apakah ada kemajuan?" tanya Arjuna dengan nada yang rendah.

"Rose masih belum ada kemajuan, dia masih anteng tertidur dengan lelap, tanpa peduli bahwa kami sekeluarga sangat menanti kehadirannya." Terlihat tetesan air mata, kembali membasahi pipi wanita paruh baya itu.

"Sebenarnya putri Ibu itu sakit apa? Mawar memberanikan diri untuk bertanya kepada wanita itu.

"Rose sakit sudah sangat lama, dia di vonis memiliki penyakit kanker oleh Dokter, seolah tak ada lagi harapan untuk hidup baginya kini dia bahkan enggan untuk bangun sama sekali," lirih wanita itu dengan tetesan air matanya.

Mawar terdiam, dia sungguh tidak tega melihat keadaan Rose seperti ini.

"Ternyata ini adalah wanita yang sangat di cintai oleh kak Juna, pria itu begitu setia kepada wanita itu, apakah kak Juna benar-benar tidak ingin menikah dengan wanita mana pun selain Kak Rose?" tanya Mawar di dalam hatinya.

"Ya sudah Mawar, Ibu permisi dulu sebentar, tadi Dokter menyarankan ibu untuk datang ke ruangannya," kata ibu Melati sambil pergi meninggalkan Mawar dan Arjuna.

"Ini adalah Rose, Mawar. Wanita yang sangat aku cintai selama ini." Arjuna berkata, sambil menatap Mawar dengan mata yang berkaca-kaca.

"Betapa setia kakak terhadap wanita ini, bahkan Kak Rose sudah beberapa bulan tidak sadarkan diri, tetapi kak Juna masih mencintainya?" Mawar berkata dengan nada yang rendah, dan sangat hati-hati.

"Dulu dia sangat energik, sebelum di vonis terkena penyakit kanker, Rose adalah wanita yang sangat ceria, kami berencana menikah dan memiliki beberapa anak, namun Takdir berkata lain, ternyata memang Rose tidak bisa mewujudkan impiannya, untuk menjadi Ibu dari anak-anakku," lirih Arjuna dengan tatapan mata yang sendu.

Terlihat gurat kesedihan di mata pria itu, dan membuat Mawar benar-benar tidak tega.

"Sabarlah kak, Tuhan sedang menguji cinta kalian," seru Mawar kepada pria tersebut.

"Entah kapan Rose akan bangun, aku merasa sangat sedih ketika ayah dan ibuku meminta aku untuk menikah dengan wanita lain, di saat Rose tergeletak tak berdaya seperti ini, harusnya aku menemani dia, tetapi sayangnya aku di hadapkan dengan permintaan orang tua untuk menikahi seorang gadis," ungkap Arjuna sambil memejamkan matanya, mencoba untuk menetralisir rasa gelisah di dalam dadanya.

"Betapa besar cinta kakak terhadap Kak Rose, sehingga aku sangat enggan jika di hadapkan menjadi wanita pilihan kedua," tukas Mawar dengan nada yang rendah.

"Tetapi ayah dan ibu sangat menyukaimu,mereka pasti akan berjuang keras untuk mendapatkanmu menjadi istriku," lirih Arjuna sambil menatap Mawar dengan tajam.

Mawar terdiam, dia tidak bisa berkata apa pun lagi.

"Jika kamu di hadapkan sebuah pilihan, dan di hadapkan pada posisi di mana kamu harus menerima aku sebagai suamimu, mampukah kamu menerima aku ketika hatiku masih memilih wanita lain?" tanya Arjuna.