Chereads / MochaChino / Chapter 2 - She is Mocha

Chapter 2 - She is Mocha

Aku yang memang sudah terlambat langsung menstarter motor dan melajukan motorku ke bidang jalan dengan sedikit ngebut. Setibanya di tempat yang di tuju, ragaku bergejolak ingin mengejutkan Mocha, aku berjalan pelan sekali agar tak terdengar sedikitpun. Namun, selangkah lagi aku mengejutkannya.

"Mocha awas!" Seru seorang cowo pada Mocha, lantas saja Mocha langsung mengetahui kedatangan gue yang ingin mengerjainya lagi.

"Apaan sih lo, lebay banget" gue menggerutu pada Erik, yang juga teman sekampus gue.

Pertemuan saat itu menjadi pertemuan yang unik bagi gue. Erik berlutut di hadapan Mocha mengutarakan cintanya. Memegang sebuah cincin berwarna putih berkilau. Semua mata tertuju pada Erik dan Mocha.

"Ya, gue mau, gue mau jadi pacar lo." Kata Mocha sembari memegang tangan erik Sok mesra, aku paham Mocha hanya ingin cincin itu saja. Nggak lebih!

Mendengar jawaban Mocha, sontak sekali aku sangat terkejut, aku berusaha menstabilkan diri, astaga Cha, lo itu udah punya tiga cowo dan lo mau jadiin Erik yang ke empat?

"Goodluck Chaa" ucapku setengah berbisik padanya.

Setelah pertemuan selesai dan Mocha jadian dengan Erik.

"gue pulang bareng Erik No, lo pulang aja duluan" pintanya kepada ku

"yaelah lagian siapa juga yang mau nebengin lo, gue cabut ya."

Lalu kuambil langkah keluar dan pergi meninggalkan kerumunan penghuni di sana yang rata-rata sepasang kekasih. Jiwa jombloku bergejolak.

Aku memilih singgah ke sport store di sana untuk sekedar mencuci kaki eh mata. Aku yang tengah memilih sepatu tanpa sengaja melihat seseorang yang sepertinya wajahnya tak asing lagi.

"Anthoni." Ucap gue dalam hati. Meliatnya aku langsung kepikiran Mocha yang lagi berduaan dengan Erik.

Antoni adalah pacar keduanya Mocha, aku terus berdoa agar Mocha nggak ke gep bareng Erik.

Doa ku nggak terkabul, Mocha akhirnya ke gep lagi berduaan dengan Erik, dengan kasar nya Antoni menarik paksa tangan Mocha, namun Mocha yang sedang di mabuk asmara malah menggenggam tangan Erik. Terjadilah perang dunia percintaan antara mereka.

"Ternyata begini lo di belakang gue ya." Antoni dengan muka sangarnya tampak sangat kesal.

Mocha bungkam seribu bahasa, namun sayangnya Erik melepas genggaman Mocha dan pergi begitu saja. Mocha terlihat takut berhadapan dengan Antoni yang sedang marah sekali, gue yang sengaja mengintip dari kejauhan hanya mengamati tanpa merecoki. Lalu Mocha mencoba menenangkan Antoni dengan jawaban konyolnya.

"Maaf Thon. ." Mocha tergagap, dia melumat bibirnya sendiri merasa ketakutan, wajahnya pucat. Aku sama sekali nggak tega dan pengin keluar saja dari tempat persembunyian ini. Tapi aku masih mencari momen yang pas agar Mocha jera.

Kulihat Anthoni mengepalkan kedua tangannya seperti ingin meninju, langsung saja aku berlari mendekati Mocha dan menarik paksa tangannya untuk segera pergi meninggalkan lelaki bringas macam Anthoni.

"Ini nih risiko lo jadi playgirl, kalo nggak ada gue mungkin muka lo udah babak belur Cha" kataku menggandeng Mocha dengan berjalan tergesa-gesa meninggalkan Anthoni.

"Sumpah gue baru kali ini ke gep No, rasanya tuh seru ya ke gep." Katanya dengan nada riang dan cekikikan.

"Lo perlu belajar dari gue No, biar nggak jomblo mulu lo," tambahnya mencela

"Sialan lo, gue cuma milih-milih aja biar nggak kayak lo, playgirl." Elakku tak ingin di hina.

"Hahaha. . . oke alasan yang masuk akal, nah karena lo udah baik nolongin gue, lo juga harus nganter gue pulang sekarang," pintanya tanpa beban.

Dasar Mocha bocah ingusan, kenapa gue bisa temenan sama lo si!!

Begitulah Mocha, selalu saja berganti-ganti pasangan, karena menurutnya masa muda adalah masa have fun, dia juga tidak menanggapi pacar-pacar nya dengan serius , bahkan dia menonjok bibir salah seorang pacarnya yang mengajaknya berciuman. Sedangkan aku, sengaja tak menjalin status dengan seseorang karena takut mendapati wanita seperti Mocha, atau terkena karmanya Mocha sebab aku teman terdekatnya. Mungkin saja kan?