Chereads / Michan Bersaudara / Chapter 17 - Bagian 16--

Chapter 17 - Bagian 16--

Sinopsis:

Berulang dari awal...

"Anda..siapa ya?'

Aon mengerdipkan mata bingung. Ini kan dia?

"Aku Aon, adikmu shion"

Ucap Aon lagi kini ia saling bertatapan dengan semenya itu.

Shion hanya menatap diam.

".....oh berarti kau adikku ya, salam kenal"

Shion menunjukkan senyum ramah.

Aon menatap tidak percaya...masa ya dia...tidak... ingat...?

"Shion, ini aku Aon"

Aon mengguncangkan pelan badan shion.

"Iya, aku tau"

Shion hanya menjawab ramah seolah orang asing.

"Shion!!'

Teriak Aon mengguncangkan lebih keras . Perlahan air mata menetes pelan.

"Aon, jangan ....menangis dong'

Shion mengusap pelan pipi manis Aon. Dia kaget ketika Aon tiba tiba menangis.

Tetapi Aon menepis kasar lalu pergi.

"Kau bukan shion..."

Ucapnya ia memegang pipinya. Elusan itu terasa asing, itu bukan shion...

Tes tes

Aon meneteskan air matanya perlahan. Ini terasa ia belum pernah bertemu dengannya.

"Dia....."

Shion menatap kepergian Aon dengan tatapan diam.

Tes

"Kenapa ..aku sedih?'

Shion mengelap air mata yang tiba tiba jatuh.

"Ada apa ...ini?'

Aon menunggu dengan diam di depan kursi dan membuat orang tua mereka khawatir.

"Aon..."

Sapa ibu duduk disampingnya.

"..."

Aon hanya menatap polos di depan.

"Aon, ingatan shion hilang"

Ucap ibu sedikit sendu.

"Eh...?'

Aon menatap bingung kepada ibu.

"Iya, kini kita seperti orang asing dan harus memulai semua dari awal"

Jelas ibu membuat Aon berdiri.

Ia membalikan wajah nya dan pergi.

Ibu hanya diam, dia tau apa yang dirasakan anak kandungnya itu.

Aon berdiri di dinding dan perlahan air mengalir deras.

"Kenapa...jangan bercanda!'

"Jangan ....bercanda"

"Kita kan sudah menikah shion.."

"Shion...hiks"

Aon terduduk lemas dan menutup sebagian wajahnya dengan tangannya.

Ayah hanya menyandarkan bahunya pada ibu yang juga menangis.

Ibunya hanya bisa terdiam dan perlahan air hangat mengalir.

"Aku juga....sedih"

Guman kedua orang tua itu. Karena bagi mereka shion sudah seperti anak sendiri.

Pagi

"Aon kami akan mengunjungi shion"

Panggil ibunya membawa sekeranjang buah.

"..."

Aon tidak menjawab dan melanjutkan tidurnya memang saat itu adalah liburan.

"Aon..."

Ibu hanya mendengus sedih dan berlalu pergi.

Aon perlahan membuka mata, matanya merah sekali.

"Shion... kembalilah'

Lirih Aon lalu kembali memeluk guling nya.

Ibu pergi untuk berkunjung lagi pada shion. Kesehatan nya mulai membaik tetapi ingatan shion sudah sepenuhnya terhapus.

"Terima kasih ibu,"

Salam shion ramah dan menerima keranjang buah itu.

Ibu juga hanya menjawab ramah meskipun terselip sedih.

Shion memakan buah itu lalu menatap langit.

Tiba tiba setetes air hangat mengalir tanpa henti.

"Ada apa shion??'

Ibu khawatir ketika shion tiba tiba menangis tanpa sebab.

Shion hanya menatap ibu nya dengan wajah sedih dan bingung.

Dan ia tidak sadar memeluk ibunya itu dengan erat. Ibunya terdiam rasa hangat seperti biasa menyusup.

"Maaf,...entah kenapa ..ini sedih'

Lirih shion ia hanya berusaha mengerem rasa rindunya yang tidak tau darimana asalnya.

"Iya,...makasih"

Ibunya hanya tersenyum tipis, setidaknya ingatan dulu masih terbayang walaupun kesempatan tidak ada sama sekali.

Ibu nya pulang setelah beberapa jam dan menemui ayahnya yang baru pulang kerja.

"Gimana..?'

Tanya ayahnya menemui istrinya yang baru pulang.

Istrinya hanya menggeleng pelan dan disambut pelukan hangat sang suami.

"Yang tegar ya"

"Ya...terima kasih"

Shion menatap sekitar rumah dengan polos, seperti orang asing ia menyalami orang tuanya .

Dan mulai melihat lihat rumah barunya.

"Terima kasih ya sudah mengadopsi ku"

Ucapnya ramah, ibu dan ayah berusaha menahan rasa sedih.

Ingatan buruk telah dihapus, padahal awalnya mereka sangat jahat pada shion.

"Anu, aku tidur dimana?'

Tanya shion membawa koper miliknya.

"Tempatku..!'

Tegas suara manis itu.

Shion berbalik menatap Aon yang sedang berbicara.

"Kau tidur ditempatku!'

Tegas nya lagi lalu masuk ke kamar.

Ibu dan ayah hanya mengelus dada melihat sikap Aon lebih pemarah dari biasanya.

"Aon itu..imut sekali ya?'

Ujar shion menatap sosok uke kita.

"Iya...sangat imut"

Guman ibu menunduk kebawah.

"Sini biar ayah bantu"

Ujar ayah membawa koper besar milik shion.

"Eh tidak usah, biar saya"

Sopan shion menolak bantuan ayah.

Shion membawa koper lalu tersenyum ramah lagi.

"Kapan shion kembali ya?'

Sendu ibu.

"Tenanglah, kita mulai dari awal'

"Kali ini ayo buat kenangan baik untuk shion...'

Ujar ayah menyandarkan kepala ibu dibahunya..

"Iya...mulai dari awal lagi"